03

18 4 0
                                    

Beberapa kali, pria tampan itu menghela nafas yang berat. Dadanya dibuat kembali sesak waktu melihat sang istri yang harus kembali berperang dengan berbagai alat medis yang begitu menyakitkan.

Sedih, kesal, dan kecewa jadi satu. Entahlah, laki laki itu tidak tau harus menyalahkan siapa. Semua terjadi tentu tanpa sengaja. Dan dokter sendiri juga sudah melakukan semampu mereka terhadap Ashira.





Mata indah itu, masih tertutup rapat sejak 2 hari yang lalu. Satu detik pun, Agung sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya, menggenggam erat tangan kurus sang istri yang polos tanpa tempelan infus atau apapun itu.


Entah sudah berapa banyak juga air mata yang keluar dari mata pria itu, sampai matanya pun terlihat bengkak dan sayu.






"Maafkan aku" ucap Agung lalu mengelus lembut pipi sang istri.

"Mas" panggil seorang perempuan Agung, pria itu menoleh ke belakang, ya dia lihat adalah perempuan yang dulu sempat singgah dihatinya "Ashira belum bangun, lakukan sesuatu" ucap Agung "mbak Ashira pasti bangun sebentar lagi" ucapnya "istirahatlah sebentar" ucap perempuan yang biasa dipanggil Ashila itu "aku tidak lelah" ucap Agung "mbak Ashira tidak mau bangun kalau melihatmu seperti ini" ucap perempuan itu "kamu benar. Ashira pasti senang kalau aku terlihat sedikit rapi" ucap Agung lalu mengusap matanya yang terus berair "tolong jaga Ashira sebentar. Aku akan kembali" ucap Agung lalu pergi dari ruang menyeramkan itu.

"Sekarang mas Agung benar benar menjaga mbak Ashira. Mbak pasti senang sekali kan? Tapi dia, dan kami semua pun sedang menunggu mbak Ashira bangun sekarang" ucap Ashila sambil melihat wajah sang kakak "maafkan aku, aku malah menambah rasa sakit ditubuh kurusmu" ucap Ashila lalu mencium kening sang kakak "'cepatlah bangun, kami semua terutamanya mas Agung, kami sangat merindukanmu" ucap Ashila.


















"Mas, mbak Ashira sudah bangun"

Itu Ashila yang menelpon Agung untuk mengabari bahwa Ashira sudah sadar.

"Ah ya tuhan, terimakasih" Agung yang langsung bersujud dan bergegas untuk pergi ke rumahsakit.


















Senyuman manis dari perempuan cantik itu nampak mengembang waktu melihat sang suami yang terlihat tampan sekali "suamiku, tampan sekali" ucapnya "apa yang kamu rasakan sekarang? Apa yang sakit?" Tanya Agung "aku sudah sembuh" ucap Ashira "kuharap pun seperti itu" ucap Agung lalu mencium kening sang istri.



















"Karena kegagalan tindakan kemarin. Mungkin motorik mbak Ashira akan terganggu" ucap Ashila yang bicara pada Agung "apa itu masih bisa diatasi?" Tanya Agung "kurasa masih bisa. Tapi entahlah" ucap Ashila "aku dan tim medis yang lain pun tidak akan menyerah" ucap Ashila "bersabarlah dulu" ucap Ashila "aku tau kamu pun bukan orang yang lemah" ucap Ashila "lebih kuatlah untuk mbak Ashira" ucap Ashila lalu menepuk pelan bahu pria tampan itu dan pergi dari tempat duduknya.
























"Aku sudah membuatmu repot, lagi" ucap Ashira "ini yang membuat aku kuat dan tahan banting" ucap Agung "maaf" ucap Ashira "kata maaf mu tidak akan kuterima" ucap Agung "hm, baiklah" ucap Ashira yang nampak sedikit memelas dan, sedih "kecuali kalau kamu mencium pipiku, ah aku baru mencukur bulu jenggotku" ucap Agung, Agung mendekatkan wajahnya ke arah sang istri dan ya, bibir kering itupun berhasil menyentuh pipi milik sang suami.

My Heart For YouWhere stories live. Discover now