26. Zero

93 33 164
                                    

26. Zero = Nol

Kembali ke nol bukan berarti gagal, tetapi awal menuju keberhasilan.

Kembali ke nol bukan berarti gagal, tetapi awal menuju keberhasilan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Maafkan bapak, seharusnya bapak nggak ninggalin kalian berdua, bapak memang pengecut."

Canggung. Itulah yang dirasakan Samudra saat ini. Dia diam dan menyimak obrolan Fathur dengan seorang pria yang duduk di sampingnya.

"Setelah bapak memutuskan untuk keluar dari perusahaan Kaisar, bapak bekerja di tempat lain dengan gaji yang sedikit. Ibu kamu nggak bisa hidup dengan kondisi tersebut, apalagi setelah kepergian Fathan. Mungkin kamu nggak akan percaya dengan ini, tapi ibumu yang meminta cerai dari bapak."

"Ada satu fakta lagi yang belum kamu ketahui, Thur. Benturan itu seharusnya tidak berakibat fatal. Fathan masih bisa diselamatkan, tetapi karena adanya dugaan malpraktik medis, kondisinya menjadi kritis, lalu dia nggak bisa diselamatkan," ungkap pria itu dengan nada berat.

Samudra yang mendengar pengakuan pria itu terkejut sama seperti Fathur. Dia tidak pernah mengetahui hal itu, orang tuanya tidak pernah memberitahunya. Atau mungkin orang tuanya juga tidak tahu?

"Tapi semua itu nggak akan terjadi kalau dia nggak bully Fathan!" Fathur menunjuk Samudra yang diam saja.

Pria itu membantah ucapan Fathur, "Fathan yang salah, bukan Samudra. Adik kamu iri dengan Samudra yang terpilih untuk mewakili sekolah dalam lomba musik. Dia dan teman-temannya membawa Samudra ke bangunan sekolah yang sudah tidak terpakai, mereka memojokkan Samudra."

"Omong kosong apa lagi ini. Fathur tanya, Bapak dibayar berapa sama keluarganya Samudra? Atau jangan-jangan Bapak diancam sama mereka?"

"Itu faktanya, Thur. Bapak berani bersumpah."

"Lalu, soal malpraktik itu, kenapa bapak nggak pernah ngasih tau?" tanya Fathur lagi.

"Waktu itu—" Perkataan pria itu terputus ketika ada seseorang yang masuk ke ruangan dan menghentikan pembicaraan mereka.

"Hamdan," panggil seseorang yang baru saja datang.

Semuanya menoleh ke arah orang itu. Ternyata orang itu adalah Kaisar, papanya Samudra. Samudra agak heran melihat Kaisar berada di sini. Selain itu, ada Alandra dan Aslan yang berdiri di belakangnya.

"Lama tidak bertemu, Dan," ujar Kaisar.

---


Langit tampak mendung. Rintik-rintik hujan mulai turun dan membasahi jalanan. Untung saja Alesha sudah sampai di sekolah sehingga dia tidak kehujanan.

Alesha berjalan sendirian menuju kelas X MIPA 1. Sesampainya di kelas, dia melihat Azalea yang sudah berada di sana. Gadis itu tetap berjalan menuju tempat duduknya dan meletakkan tasnya di kursi. Azalea menyadari kehadiran Alesha, lalu dia menoleh ke kanan.

Be The Best! [END]Where stories live. Discover now