"Jangan Rev, biarin aja. Tapi gue takut sama Reksa. Nanti dia jauhin gue! " ucap Refalin.

"Gak lah, santai aja. Reksa orangnya kagak gitu! " Revan mencoba menenangkan Refalin dengan cara mengusap pundak Refalin.

"Beneran gak papa Rev? " tanya Refalin masih ketakutan.

"Iya gak papa. Makannya lo jangan terlalu petakilan." ucap Revan sembarangan.

"Sejak kapan gue petakilan. Yang petakilan itu kan lo! " jawab Refalin tak mau kalah.

Hari ini Refalin bekerja seperti biasanya. Tetapi Revan memberikan sebuah chat kepada dirinya bahwa Revan tak bisa hadir bekerja hari ini. Dan Refalin akan menggantikan posisi Revan sebagai vokalis utama hari ini.

Refalin bekerja seperti biasanya. Seluruh anggota seeetinya mulaj bisa menerima keberadaan Refalin untuk sejauh ini.

Refalin juga diizinkan oleh Wildan untuk memakai gitar electrik mirik Wildan. Refalin ternyata juga bisa memainkan gitar elctrik itu samb menyanyikn sebuah lagu.

Hal tersebut membuat selutuh anggota bangga dengan Refalin karna serba bisa menggunakan seluruh alat music. Seperti drum, gitar electrik, piano dan lainnya.

Jam menunjukkan pukul ssetengah seblas malam. Ini adalah waktu Refalin pulang. Setelah dirinya berpamitan dengan seluruh member. Refalin berniat untuk memesan ojek online. Tetapi dirinya membuka aplikasi chat terlebih dahulu untuk memeriksa siapa yang mengirimkan pesan kepada dirinya.

Ternyata ada sebanyak sepuluh panggilan tak terjawab dari Revan. Refalin heran dan kebingungan apakah Revan sedang berada didalam posisi yang berbahaya jadi dirinya menelpon Refalin.

Refalin menelpon Revan balik tak lama kemudian Revan mengangkat telpon dari Refalin.

"Halo. Kenapa Van lo nelpon gue? " ucap Refalin sambil menaruh ponselnya di telinga.

"Halo-halo Refalin, tolongin gue. Jemput gue! " ucap Revan yang suaranya keluar dari ponsel Refalin. Tetapi dengan nada bicara aneh. Refalin sedikit ketakutan tetapi dirinya merasa Revan sedang dalam keadaan yang tidak baik baik saja.

"Cepetan!" bentak Revan karna tadi tak ada balasan dari Refalin.

"Iya, tapi alamat lo dimana? " tanya Refalin dengan sabar.

"Di halte bus depan sekolah, sekarang!" perintah Revan.

"Ngapain sih lo, disitu gelap tau malam-malam gini. Gila ya lo!" belum sempat Refalin menyelesaikan ucapannyam Revan sudah mematikan telponnya.

"Kurang ajar ni cowok!" sarak Refalin kemudian dirinya langsung memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan sekali lewat didepan cafe dirinya bekerja.

"Pak ke SMA Gamantra sekarang Pak!" suruh Refalin khawatir Revan kenapa-kenapa.

Sesampainya didepan gerbang sekolah. Refalin harus menyebrangi jalan untuk ke halte tempat Revan berada.

Refalin melihat Revan yang tengah menyandarkan kepalanya ditiang halte itu.

Refalin segera berlari dengan penuh kekhawatiran kepada Revan. "Revan-Revan lo kenapa?!" tanya Refalin dengan nada tinggi."

Refalin menggoyangkan tubuh Revan agar Revan sadar.

Revan seperti orang tertidur tetapi mulutnya meracau yang tidak-tidak. Refalin mencium aroma-aroma yang sudah tidak asing lagi di penciumnyam

"Lo mabuk Rev?" tanya Refalin kesal.

"Duh, kenapa sih lo pake acara mabuk-mabuk segala. Perasaan lo tadi pagi fine-fine aja!"

"Siapa yang bikin lo kayak gini? Esha? anak-anak steel good? Keluarga lo?"

"Iye mereka sangat menyebalkan!", sahut Revan. Refalin langsung menatap geli kepada Revan.

"Apaan sih lo alay banget!" Refalin duduk disamping Revan. Kemudian dirinya membuka aplikasi taksi online. Pasalnya tidak ada taksi jam segini yang lewat depan sekolah mereka yang jalanan nya lumayan sepi seperti ini.

Revan menyandarkan kepalanya dibahu milik Refalin. Refalin hanya diam. Tetapi jantungnya berdegup kencang karna Revan.

"Lo sejak kapan sih mabuk-mabukkan kaya gini? gue baru tau!" tanya Refalin kesal kepada pria yang duduk disebalahnya ini.

"Udah lama." jawab Revan dengan mata tertutup.

"Gak guna kalo punya masalah dibawa minum-minum gini." Revan tak menjawab dirinya tertidur dengan posisi kepalanya bersandar dipundak Refalin.

Refalin selama menunggu taksi online datang dirinya selalu meneois pikiran yang tidak-tidak mengenai pria yang duduk disebelahnya ini.

Taxi datang. Refalin membantu Revan masuk kedalam taksi itu dengan cara merangkul tubuh berat Revan.

Didalam taksi juga Revan masih dalam posisi yang sama seperti tadi. Tidur dengan kepala bersandar dibahu Refalin.

Refalin tak tahu rumah Revan jadi dirinya mengantarkan Revan ke markas Steel Good kemudian merangkul Revan masuk kedalam markas.

Refalin membantu Revan duduk sofa panjang.

"Hau Lin..." ucap revan dengan mata tertutup.

"Gila ni orang. Nyusahin tau gak sih lo kayak gini. Hidup lo kalo dibiyarin makin liar. Emang paling bener lo tinggal sama orang tua lo. Biar gak nyusahin orang!" ucap Refalin panjang lebar. Tetapi pada akhirnya Refalin mau mengambilkan sebuah air untuk Revan.

Revan meminum air yang Refalin bawakan tadim Air itu sampai habis sekali tegukan.

Refalin kelelahan habis menompang tubuh Revan yang berat pun duduk disebelah Revan.

Tetapi lelaki itu memang tak tau diri. Dirinya merebahkan kepalanya di paha milik Refalin dan itu membuat Refalin terkejut.

"Rev..." Refalin membuang nafasnya kasar. Apakah dirinya harus berada diposisi ini terus menerus? tidak mungkin kan.

Refalin pada akhirnya membiarkan Revan yang merebahkan kepalanya di pahanya itu. Revan tertidur sangat pulas seperti orang yang tak punya beban pikiran sama sekali. Mungkin itu lah efek dari minim-minum alkohol.

"Terbangkan lo sekarang!" ucap Refalin penuh kekesalan.

Refalin menatap wajah Revan. Hatinya berdebar lagi setelah memperhatikan wajah pria ini.

Wajah Revan memang tampan tetapi yang membuat Refalin tidak tertarik dengan Revan adalah sifatnya. Andai saja Revan tidak nakal dan berandal pasti banyak perempuan yang mengantri kepada Revan. Menurut Refalin sendiri juga Revan dan Reksa lebih tampan Revan. Tetapi karna image Revan sudah burik disekolah hal tersebut yang membuat orang-orang tidak tertarik kepada dirinya.

Memang benar. Image yang bagus itu sangat penting untuk diri kita sendiri jika kita ingin dihargai orang-orang.

Begitu pula dengan beauty privilege. Jika kita mempunya wajah yang cantik pasti orang-orang akan mehargai dan tunduk kepada kita.

Refalin sedang berada diposisi yang beauty privilege sedangkan Revan berada diposisi Image.

***

FALLIN FOR (U)Where stories live. Discover now