01

54 5 0
                                    

"kamu masak apa?" Tanya laki laki yang sudah siap untuk pergi bekerja, namun sebelum itu dia ingin sarapan, karena ya istrinya sudah memasak untuknya "hanya ini" ucap perempuan yang tak lain adalah istrinya, perempuan itu pun membuka tudung saji dan ya, makanan yang dia masak pun terlihat, dibalik tudung saji itu hanya ada nasi, dan telur yang sedikit gosong. "Kalau kamu tidak sarapan dirumah juga tidak apa apa, ini tidak enak" ucap perempuan itu, dia sedikit pesimis karena takut jika suaminya tidak memakan masakannya "aku akan memakannya, bukankah kamu juga sudah memasaknya? Aku akan memakannya" ucap pria itu lalu mengelus pipi sang istri "temani aku sarapan ya?" Ucap pria itu, perempuan bermata sayu itu tersenyum dan mengangguk "duduklah" ucap pria yang biasa dipanggil Agung itu, lalu pria itu menarik kursi untuk istrinya duduk "maaf, aku masih belum bisa memasak" ucap perempuan yang biasa dipanggil Ashira itu "tidak apa apa, aku suka masakanmu" ucap Agung, ya walau dia sedikit terpaksa mengatakan itu, tapi dia memang sedang berusaha untuk menghargai setiap yang dilakukan istrinya.

"Hari ini, mungkin aku pulang sedikit larut. Jangan menungguku pulang" ucap Agung "iya" jawab Ashira lalu mengambil sapu tangannya yang sudah penuh dengan noda darah, dia kembali menggunakan sapu tangan yang sudah kotor itu untuk menjadi penutup mulutnya ketika dia batuk. "Itu sudah kotor" ucap Agung lalu memberikan sapu tangan miliknya dan mengambil sapu tangan yang dipegang Ashira tadi "itu belum terlalu kotor" ucap Ashira "biar nanti aku cuci, pakailah punyaku dulu" ucap Agung.












Selama menemani sang suami sarapan, perempuan itu, terus batuk tanpa henti.

Sapu tangan yang tadinya bersih tanpa noda, sekarang sudah terlihat ada darah yang menempel dikain itu.


Agung, melirik singkat darah yang ada disapu tangan yang dipegang istrinya. Untuk sejenak, Agung berhenti untuk memakan sarapannya dan mengelus punggung istrinya "katakan kalau sakit, aku tidak akan pergi" ucap Agung "aku- aku baik baik saja" ucap perempuan itu, tapi kenyataannya. Batuknya itu malah semakin parah.

"Ayo kuantar ke kamar dulu" ucap Agung lalu membawa istrinya ke kamar.















Beberapa saat, Agung menunggu batuk istrinya reda setelah meminum obat. Rasanya sedikit lega, tapi rasanya dia benar benar cemas melihat keadaan istrinya saat ini.





Dia tidak bisa meninggalkan Ashira dengan keadaan yang seperti itu. Agung yang tadinya sudah siap dengan pakaian kantor pun jadi langsung ganti dengan pakaian biasa.















"Aku sudah cukup banyak merepotkanmu" ucap Ashira "tidak sama sekali" ucap Agung "maaf" ucap perempuan itu lalu menggenggam tangan sang suami. Agung mendekat pada sang istri dan mencium kening perempuan cantik itu "istirahatlah" ucap Agung "aku akan tetap ada di sampingmu" ucap Agung.
















"Ah ya tuhan" pria itu mengusap air matanya yang akhirnya jatuh setelah lama dia tahan.


Agung memilih untuk keluar dari kamar dan terduduk dibalik tembok yang menjadi pemisah antara kamar dan ruang tengah.




Mungkin, dulu Agung sama sekali tidak peduli soal istrinya. Tapi sekarang, melihat keadaan istrinya pun dia sudah tidak sanggup.

















"Badanmu tebal sekali" ucap Ashira waktu Agung memeluknya dan Ashira menjadikan lengan suaminya sebagai bantal "supaya tubuhmu tidak sakit waktu kupeluk" ucap Agung "tapi malah kamu yang merasakan sakit" ucap Ashira "tidak sama sekali" ucap Agung "tidurlah, kujamin kamu bisa tidur malam ini" ucap Agung "kalau kamu memelukku, aku pasti bisa tidur" ucap Ashira "kalau begitu aku akan memelukmu sampai pagi" ucap Agung.

















Agung, terus memandangi wajah pucat sang istri. Ada rasa tidak menyangka karena yang menjadi istrinya adalah teman SMA nya sendiri.


Ya padahal Agung mencintai adik dari Ashira. Tapi menikah dengan Agung, adalah keinginan Ashira sejak SMA dulu. Tidak ada yang tau soal ini, karena Ashira menyukai Agung secara diam diam. Tapi adik dari Ashira tidak sengaja membaca buku harian Ashira dan berakhir dengan Agung yang terpaksa menikahi Ashira. Padahal dulu, Agung dan adik iparnya pun sudah berpacaran lebih dari 5 tahun.

Agung sama sekali tidak bisa menolak, lebih tepatnya kasihan karena Ashira yang waktu itu memang sudah sakit. Jadi Agung hanya menikahi Ashira, atas dasar kasihan.

Selama 3 tahun, mereka hidup tanpa ada rasa cinta didalam diri Agung. Tapi Ashira, selalu mencintai suaminya itu. Bahkan apapun selalu dia lakukan supaya suaminya bisa menerimanya.

Dan sekarang, semua yang dilakukan Ashira mulai membuahkan hasil. Karena Agung pun mungkin sudah mulai menerima Ashira walau belum sepenuhnya.





















"Istriku hebat sekali" batin Agung lalu mengelus pipi sang istri. Ah mungkin sekarang Agung juga sudah jadi pengagum nomor satu Ashira.

"Kuharap semua pengobatan kali ini bisa mengubah keadaanmu menjadi lebih baik" batin Agung lalu mencium kening sang istri yang sudah tertidur pulas itu.

My Heart For YouWhere stories live. Discover now