Ch. 04 : Kenapa Kau Melupakanku?

234 27 5
                                    

Sedari tadi aku berjalan menyusuri bangunan yang begitu asing bagiku. Selama perjalanan, aku melihat para pelayan yang sedang berlalu lalang dan para pria berpakaian seperti pengawal berdiri di pos mereka masing-masing.

Aku berjalan didampingi oleh gadis pelayan yang pertama kali mengenali pemilik raga yang sedang kutempati ini.

"Xiaoyu, berapa lama lagi kita sampai?"

Jangan tanya mengapa aku bisa mengetahui namanya. Tentu saja karena setiap kakiku melangkah, orang-orang yang kami lalui selalu saling menyapa dengannya.

Bukannya menjawab, secara tiba-tiba Xiaoyu memberhentikan langkahnya yang membuatku bingung.

Mataku melirik bangunan yang tidak bisa dikatakan megah dan tidak bisa dikatakan buruk juga. Terlihat begitu sederhana dibanding ruangan-ruangan lain yang telah kulalui.

Jangan bilang, ini ruangannya?

"Kita sudah sampai. Ini ruangan pribadi Pangeran Pertama!" Perkataannya seolah menjawab pertanyaanku.

Aku menaikkan sebelah alisnya saat ia menatapku dengan lirikan yang tidak dapat kumengerti. Melirikku secara bergantian dengan pintu ruangan Pangeran Pertama.

"Apa?" tanyaku tidak paham.

"Silahkan masuk. Aku hanya bisa membantumu sampai di sini saja." Selesai mengucapkannya, dengan cepat ia berlari menjauhi lokasi.

Aku tercengang melihatnya begitu cepat. Ada apa dengan anak itu?

Aku menatap canggung kedua lelaki berpakaian pengawal yang sedari tadi menatapku dengan bingung seolah bertanya ada urusan apa dengan Pangeran Pertama.

Aku menunjukkan nampan berisi makanan ke arah mereka. "Aku ditugaskan untuk membawa makan siang Pangeran Pertama oleh Kepala Pelayan," ujarku memberitahu.

Mereka melirikku penuh curiga. "Aku belum pernah melihatmu," ucap salah seorang dari mereka dengan nada menuntut.

"Benar. Makanan Pangeran biasanya diantar oleh pelayan pria, bukan seorang gadis kecil sepertimu," lanjut yang satunya.

Tch! Aku juga tidak tahu! Jangan bertanya terus kepadaku! Ingin sekali rasanya aku ingin marah. Tapi niatku itu harus kukubur dalam-dalam saat melihat pedang yang senantiasa berada di sisi pakaian mereka. Bisa-bisa leherku ditebas.

"Aku hanya menjalankan perintah. Jika kalian tidak percaya, kalian bisa ke dapur dan bertanya sendiri kepada Kepala Pelayan. Kalian mengenalnya, bukan?" Aku membalas perkataan mereka dengan hati-hati.

Mereka saling melirik seolah sedang bertukar pikiran. "Baiklah, kami akan selalu mengawasimu. Jika terjadi sesuatu kepada Pangeran Pertama. Kami yang akan membunuhmu."

Huh! Berani sekali mereka mengancamku. Ah, sudahlah. Aku pasrah saja.

Salah satu dari mereka berdua, berinisiatif membuka pintu ruangan Pangeran Pertama Gu Wuzhen dengan perlahan agar tidak terkesan tidak sopan.

"Maaf menganggu waktunya, Pangeran. Ada seorang pelayan wanita yang ingin mengirimkan makan siang Pangeran," ucapnya hormat dengan tubuh sedikit menunduk menghadap lantai.

"Biarkan dia masuk."

Mata pelayan itu seketika melotot kebingungan. Bahkan tanpa sadar ia menegakkan tubuhnya untuk sekedar memastikan perkataan tadi benar keluar dari mulut seorang Pangeran Pertama Gu Wuzhen yang terkenal anti dengan perempuan.

Bukan tanpa alasan, para pekerja yang bertugas melayaninya semuanya berjenis kelamin laki-laki. Pangeran Pertama Gu Wuzhen akan segera menjauh apabila ada manusia berjenis kelamin perempuan yang berada di sekitarnya dan menyuruh pengawal untuk segera menyingkirkan orang tersebut jauh-jauh darinya. Bahkan tanpa segan perintah untuk membunuh mereka cukup sering kali terjadi.

Para Pangeran Tampan Ini Milikku! Where stories live. Discover now