#9 Tunggu, Ada Sesuatu?

Começar do início
                                        

"Rapat mulu deh heran, emang mau bahas apa sih?"

"Anak rohis tuh ada rencana mau bikin buletin,"

"Hari gini masih bikin buletin? Buset, anak rohis jadul amat. Udah gak jaman kali bikin buletin mah," ucap Canera dengan nada mencibir.

"Makanya ikut rapat, biar kita bisa ngasih ide yang kekinian. Biar rohis tuh eksis juga di sekolah,"

"Tapi gue kan harus bersihin ruang BK,"

"Rapat cuma bentaran doang kok, soal bersihin ruang BK tenang aja, gue bakal bantu. Ada Flora, semua beres," Flora tersenyum anggak.

"Okeee, siap kanjeng ratu," Canera mengacungkan kedua jari jempolnya.

*****

Nasya memulai rapat di ruang rohis, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semuanya udah kumpul?"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab anak-anak rohis.

"Oke, tentang buletin yang kita bahas kemarin, udah ada yang ngirim teks yang sesuai dengan tema kita. Kira-kira kita mau pake teks ini aja atau ada yang mau usul lagi?"

Canera mengacungkan jari.

"Iya? Kamu ada usulan teks lain?"

"Gue mau tanya dulu. Itu nanti buletinnya dalam bentuk kertas terus ditempel di mading atau dalam bentuk buku terus dibagiin ke temen-temen?"

"Dua-duanya sih, Ra. Nanti ada yang ditempel di mading dan kita juga bikin buku kecil buat dibagiin ke temen-temen,"

"Emang lo yakin anak-anak bakal baca? Menurut penelitian gue, anak remaja jaman sekarang tuh pada males membaca. Apalagi baca hal-hal yang bermanfaat, malah ngantuk. Beda lagi kalo bacanya di medsos, mau sampe 5 jam juga betah mantengin gadget terus," Canera melanjutkan ucapannya. "Mending kita bikin postingan di medsos aja gak sih? Kita bikin konten yang menarik tapi tetep bermanfaat,"

Anak-anak mengangguk-angguk mendengar tuturan Canera. Apa yang dikatakan gadis itu ada benarnya juga.

"Widih, gak nyangka gue. Bocah nakal kayak lo idenya kreatif juga ternyata," celetuk Hafiz.

"Walaupun gue sakit hati dibilang bocah nakal, but it's okay. Terimakasih pujiannya," ucap Canera.

Anak-anak rohis bertepuk tangan membuat Canera merasa benar-benar seperti seorang selebriti.

"Usulannya Canera oke kita laksanain. Tapi kita juga tetep harus bikin buku buat dibagiin dan ditempel di mading sekolah," cetus Nasya.

Setelah rapat selesai, satu persatu dari mereka membubarkan diri.

Gavi menghampiri Canera dan Flora yang masih duduk merapikan tasnya.

"Ra," panggil Gavi.

Canera menoleh, "Manggil gue?"

"Iya, aku mau minta nomor hp kamu boleh gak?" ucapan Gavi langsung membuat Canera dan Flora membelalakkan matanya. Demi apa? Seorang Gavi Elfathan cowok dingin yang terkenal introvert ini meminta nomor hp seorang Canera Anamelia, cewek badung urakan yang menjadi langganan BK. Kesambet apa manusia kulkas ini?

"Lo Gavi Elfathan kan?" tanya Canera memastikan laki-laki yang ada dihadapannya ini adalah cowok dingin yang berhati beku itu.

Gavi mengangguk.

"Kesambet apa lo tiba-tiba minta nomor gue?"

Gavi menggeleng cepat, "Enggak kesambet apa-apa," ujarnya polos.

Canera menatap Gavi dengan tatapan datarnya.

"Jadi boleh nggak aku minta nomor hp kamu?" tanya Gavi memastikan.

"Sorry, nomor hp nya artis gak disebar luaskan," ucap Canera sombong lalu berjalan keluar meninggalkan ruang rohis.

Mendengar penuturan Canera membuat Gavi ingin menarik kata-katanya barusan. Lelaki itu benar-benar menyesali ucapan yang keluar dari mulutnya tadi. Seharusnya ia tidak perlu berbicara dengan seleb dadakan itu.

"Kalo mau nomornya Canera, aku bisa kasih," ucap Flora berbisik.

"Beneran?"

"Seriously. Tapi kamu harus ngasih nomor kamu ke aku juga, anggep aja ini barter," cetus Flora.

Gavi mengiyakan saja apa permintaan Flora. Apapun itu yang penting nomor Canera bisa ia dapatkan.

*****

[ instagram : cisa.axara ]

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 😉
Yuk tekan bintang dipojok kiri bawah dan jangan lupa beri komentar yang baik ❤️

Risma Febrilia

Ekstrovert vs Introvert [ON GOING]Onde histórias criam vida. Descubra agora