3. Penyelamat

86 26 2
                                    

Penyelamat?

Yah, julukan itu lebih tepat di tujukan pada Tanjiro yang merupakan tokoh utama dan yang akan membawa keselamatan pada dunia ini.

Sepertinya sedikit demi sedikit aku mulai paham.

Kehidupanku di dunia ini sebagai Calliope bukanlah kehidupan pertamaku. Aku sudah beberapa kali terlahir di kehidupan yang berbeda dan dunia yang juga berbeda. Hanya saja di kehidupanku sekarang, aku bisa membawa ingatan dari kehidupanku yang sebelumnya sebagai Calliope yang hidup di dunia modern. Di dunia itulah aku menonton Anime Kimetsu No Yaiba, yang sekarang menjadi dunia yang ku tinggali.

Aku mengerti sampai batas itu.

Lalu Callipa yang ku lihat di mimpiku, mungkin adalah satu dari kehidupan yang ku lupakan. Sebagai Callipa, aku adalah seorang Archmage yang membawa keselamatan pada dunia. Itulah yang menjelaskan kenapa ada asap merah yang menguar dari tubuhku sebelumnya, juga kemampuan dan adrenalin yang meningkat tiba-tiba hingga aku mampu bertarung melawan Iblis.

Mungkin saja jauh di dalam diriku, masih ada sisa-sisa kekuatan Archmage yang tertinggal. Aku bisa merasakannya secara samar. Asap merah itu di sebut Aura. Setiap kali adrenalinku meningkat, aliran mana dalam diriku akan bangkit dan mengeluarkan Aura berwarna merah tersebut. Itulah yang ku lihat dari sosok Callipa dalam mimpiku.

Lalu Cael, pria yang mati di tangan Callipa itu mungkin saja....

"Calli?"

Tanjiro.

Dia memanggilku. Rupanya dia tengah berusaha membangunkanku dari lamunan.

"Kita akan kemana sekarang?" Tanyaku setelah ku putuskan untuk mengikuti Tanjiro dan rombongan Kakushi yang datang untuk mengevakuasi kami.

Kakushi ini adalah bagian dari Pasukan pemburu Iblis yang bertugas membersihkan sisa-sisa pertempuran. Mereka juga yang akan memberi pertolongan pe rtama serta membawa Pasukan Pemburu Iblis yang terluka.

"Sepertinya kita akan di bawa ke Markas Pemburu Iblis. Perintah dari Tuan Besar, katanya."

"Aku bukan bagian dari Pemburu Iblis, kan? Apa aku harus kesana juga?"

Padahal beberapa jam sebelumnya, aku masih bertekad hidup dengan tenang. Tak di sangka-sangka, sekarang aku malah terlibat terlalu jauh ke plot utama.

Di tambah lagi sekarang aku tak bisa begitu saja mengabaikan Tanjiro. Setelah aku tahu kehidupanku sebagai Callipa. Aku ingin menebusnya dengan melindungi Tanjiro yang sekarang. Juga memenuhi harapan Cael yang ingin berdiri bersama-sama di sisiku sebagai Penyelamat.

Kalau begitu, di kehidupan kali ini, kita bisa sama-sama menjadi Penyelamat, kan.... Tanjiro?

Tapi tunggu dulu! Sepertinya ada yang ku lupakan.

Apa, yah???

"ASTAGA, HIRO!!"

"Heh?! Apa, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau teriak begitu?"

Aku melupakan Hiro, sahabatku yang tinggal bersama-sama denganku di Panti Asuhan setelah aku terdampar ke dunia yang asing ini. Hiro-lah yang pertama kali menemukanku.

Yah, lagian dia gak mungkin mencariku, kan? Oke, untuk sekarang bersantailah dulu di punggung seorang Kakushi yang sedang menggendongku ini.

Setelah ku ingat-ingat lagi, ternyata aku cukup lelah. Mungkin memejamkan mata sebentar akan lebih baik.

oOo

"Namamu Calliope. Itu nama yang sangat jarang di sini. Sepertinya kau bukan berasal dari tempat ini."

Ternyata orang yang di sebut-sebut sebagai Tuan Besar ini punya intuisi yang tajam. Memang, nama Calliope sering kali di pertanyakan oleh beberapa orang. Tapi itu tak membuatku berkeinginan untuk mengubahnya.

"Andai saya bilang bahwa saya memang bukan berasal dari tempat ini, apa Anda akan percaya?"

"Tentu saja. Setelah mendengar apa yang kau lakukan saat bertarung melawan Iblis Bulan Tingkat Bawah, tidak ada alasan untuk tidak percaya. Itu bukanlah kemampuan seorang Pemburu Iblis yang bertarung menggunakan teknik ilmu pernapasan. Kau seperti bertarung menggunakan sesuatu yang tak pernah di miliki manusia biasa pada umumnya. Apa itu?"

"Di tempat saya berasal, itu di namakan Mana."

"Mana?"

"Seperti mengumpulkan segala energi spiritual dalam tubuh, lalu di alirkan dan di kumpulkan ke satu titik. Misalnya, saya menginginkan Mana itu berkumpul di telapak tangan saya maka...."
Aku mengangkat telapak tanganku sebagai contoh. Lalu mengeluarkan aliran mana berwarna merah yang sudah ku kumpulkan di atas telapak tanganku.

"Saya tinggal melakukan ini."

"Kau bisa menggunakan itu untuk bertarung melawan Iblis?"

"Saat ini belum stabil. Jadi saya tidak bisa menggunakannya secara sadar. Seperti yang terjadi di Gunung, saya bertarung di luar kesadaran saya kemudian pingsan dan tak mengingat apa-apa setelahnya."

Benar. Aku memang sudah bisa merasakan energi mana dalam diriku, seperti milik Callipa. Tapi aku masih belum bisa menggunakannya dengan bebas.

"Kalau begitu, apa kau mau mengembangkannya di sini? Aku akan memberimu fasilitas yang kau butuhkan untuk mempelajari kemampuanmu. Kau bebas menggunakannya."

"Apa Anda berniat menjadikan saya bagian dari Pemburu Iblis?"

"Apa kau akan menolaknya?"

"Tidak. Saya akan menerimanya dengan senang hati!"

Aku menarik senyum lebar sampai membuat Tuan Besar tertegun sesaat. Mungkin ia tak menyangka akan semudah ini untuk membawaku ke Pasukan Pemburu Iblis. Toh, aku juga berencana untuk bergabung. Kalaupun Tuan Besar tidak memintaku, akulah yang akan menawarkan diri.

Tak ku sangka jalanku jadi lebih mudah untuk lebih dekat dengan Tanjiro. Dengan begini, aku bisa melindungi Tanjiro dan mewujudkan harapannya menyelamatkan dunia ini.

When The Sun Goes Down (DEMON SLAYER FANFIC)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora