10. Gangguan [Muichiro's View]

47 13 7
                                    

Gangguan-gangguan kecil itu bermula dari hari itu

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.


Gangguan-gangguan kecil itu bermula dari hari itu.

"KYAAAAA MUIIIIIII!!!! MUI, KAU BENERAN MUI, KAN? TOKITO MUICHIRO, HASHIRA KABUT?! KYAAAAAA!!!!"

"Karena Mui imut. Mui ter-imut pokoknya!"

"Namaku Calli. Umurku 19 tahun jadi tolong panggil aku 'kakak'."

"Mui!"

"Mui!"

"Mui!"

"Mui!"

Yah, lagi pula aku akan lupa dengan sendirinya nanti. Jadi ku biarkan dia melakukan apa yang dia mau bahkan jika itu termasuk mendatangiku terus tiap hari dan menggangguku.

Benar. Aku akan melupakannya begitu saja. Sebagaimana memang itulah yang selalu terjadi padaku.

Tapi,

"Calli?"

Bisa-bisanya aku terus menggumamkan namanya di tiap pagi ketika hariku baru saja mau di mulai.

Bagaimanan bisa aku tak melupakannya?

Ah, mungkin karena itulah aku menganggapnya gangguan. Hari-hariku kacau sejak ia datang. Isi kepalaku yang biasanya hanya di penuhi amarah untuk membasmi iblis, akhir-akhir ini jadi memikirkan hal lain, seperti;

Apa dia akan datang lagi hari ini?

Aku baru sadar bahwa kekacauan dalam diriku kian memuncak setelah pagi itu, dia tak muncul di pekarangan mansionku.

Apa akhirnya dia sudah bosan menggangguku?

Begitulah isi kepalaku jadi makin penuh dengan hal-hal tak berguna ini.

Sampai kemudian....

"Tentu saja. Bagaimana bisa aku mempercayakan nasibku pada gadis yang akhir-akhir ini sibuk menempel pada Tokito seperti stalker? Kau malah terlihat seperti fans fanatik yang tergila-gila begitu melihat idolanya."

Aku mendengar kata-kata Shinobu padanya hari itu.

"Kau bisa membuat langit runtuh karena senyum-senyum sendiri, lho! Ada apa Tokito-san? Kau nampak senang. Jangan-jangan, kau mendengarnya, yah?"

Ejekan Shinobu padaku waktu itu menyadarkanku. Ternyata begini, yah, reaksi alami ketika seseorang merasakan bahagia?

oOo

"Sudah cukup, hentikan! Kau bilang kau akan melindungi kami semua. Jadi sudah cukup sekarang. Kembalilah."

Sebenarnya apa yang sedang ku lakukan sekarang? Tangan dan mulutku bergerak sendiri. Padahal seharusnya akan lebih efektif jika aku mengeluarkan pedangku juga seperti yang lainnya.

Mana mungkin cara seperti ini akan berhasil menghentikannya? Bahkan Hashira terkuat di antara kami pun, terhempas begitu saja olehnya.

Tapi, sepertinya itu tak sepenuhnya benar. Tatapannya padaku yang semula tengah terkesiap untuk melubangi wajahku, lamat-lamat mulai melembut. Meski begitu, aku bisa merasakan tak adanya kehidupan dari tatapannya itu. Seolah jiwanya tengah melalang jauh dari tubuhnya.

When The Sun Goes Down (DEMON SLAYER FANFIC)Där berättelser lever. Upptäck nu