Menjadi lebih baik

Start from the beginning
                                    

Sevan pun meminumnya hingga botol itu tandas begitu ia meneguknya sampai habis. "Ahh segarnya..." desah Sevan sejenak.

"Sialan lo! Itu bukan buat Lo bego,," decak Gaztra agak kesal seakan tak terima kini merasa dirinya seakan jadi terlihat seperti babu untuk seorang Sevan baginya sempat ingin menyuruhnya tadi, namun Gaztra tak mempedulikan temannya. Cowok itu sedikit tersenyum puas melihat wajah Gaztra yang merenggut kemudian saat Meera dengan entengnya memberikan botol miliknya tadi untuk temannya itu.

"Thanks Meera..." balas Sevan malah tersenyum lembut ke arah gadis itu dan mengabaikan ocehan tak terima Gaztra tadi padanya.

Enggar baru kembali cowok itu sudah meminum air putih dari botolnya yang telah dia ambil. Lalu dia pun menyiramkan air itu ke wajahnya hingga membasahi bagian tubuh atasnya yang tidak tertutupi pakaiannya. Lalu mengelap badannya dengan baju kaosnya sendiri sebagai handuk setelah sempat melepaskannya lebih dulu sebelum mulai berolahraga. Enggar hanya ingin menemani supaya sana dengan gadis itu yang terlihat seksi dengan seragam yang terikat diatas perutnya. Jadi Meera tak perlu harus merasa malu karena Enggar juga tak memakai bajunya.

"Saatnya kita pulang udah terlalu sore bentar lagi mau malam!!" ujar Adhery yang entah sudah berapa lama menunggunya. Sambil cowok itu juga menutup bukunya selesai.

Sedangkan Kaden cowok itu pamit lebih dulu ketika sang ayah untuk minta mengembalikan burung beo yang dibawa Kaden ke sekolah karena suruhan ayahnya sendiri agar bisa belajar berbicara bahasa manusia dan lebih pintar dari anaknya sendiri. "Sialan kenapa nggak sekalian bokap kawin sama monyet aja sih?!" omel Kaden sempat menggerutu kesal.

"Ayo Meera biar gue anter pulang. " kata Rivanca langsung menarik tangan gadis itu memaksanya untuk segera berdiri dari duduknya. Meera cukup tersentak belum siap.

"Gak usah! Aku bisa sendiri!!" Meera menepis tangan Rivanca. Sebisa mungkin agar tak terlihat lebih kasar didepan para teman cowok itu. Ia menatap cowok sedikit tidak suka saat akan diseret oleh Rivanca yang sedari tadi tidak sabaran ingin meninggalkan markas mereka.

"Lo pasti kecapean! Mau ya sama gue pliss..." desis Rivanca memelas kecil meski sedikit tak terima Meera sempat menghempaskan tangannya sebentar.

"Jangan maksa dia lah bro! Orang nggak mau gak usah maksain gitu juga,," cibir Sevan langsung bangkit berdiri. Melihat Rivanca yang sedang menahan emosinya. Sevan tak akan membiarkan Rivanca untuk berbuat lebih pada gadis ketika Meera yang tak nyaman dengan temannya itu.

"Gue gak ngajak Lo! Gak usah bacot deh!!" sengit Rivanca tajam. Sevan benar-benar ingin memancingnya. Tentu saja Sevan tak ingin kalah. Enggar memutar jengah bola matanya. Seperti teringat hari kemarin soal Rivanca yang suka menyebalkan jika berkaitan dengan Meera.

"Meera biar gue yang anterin dia pulang, Lo pada gak usah saling ribut deh malas gue ngurusin kalian!!"tegas Adhery menengahinya. Meera yang sebelumnya tadi dibuat bingung oleh keributan mereka, membuatnya tak ingin berlama-lama lagi disini, lalu perlahan menghampiri Adhery ketika cowok berwajah dingin itu juga memanggilnya untuk segera mendekat enggan padanya.

"Rivanca tadi dia bukan menawarkan tumpangan, tapi mau mengajukan dirinya untuk buat menjalin hubungan aneh juga sama Meera." Sevan berbisik pelan pada Enggar seakan sok tahu ingin memberitahunya. Enggar sontak melototkan matanya. "Gak bakalan gue biarin deh dia bisa memilikinya. Enak aja!!" Enggar tak akan pernah setuju. Baginya Meera tetap pilihannya yang pertama, sedari dulu sebelum para temannya itu mulai tertarik menyukai gadis itu juga.

"Yeah... Saingan juga dong kita!!" celetuk Sevan seketika. Enggar sedikit terkejut pada Sevan yang seolah ikut jujur mengatakannya bahwa keduanya pun mulai sekarang akan menjadi rival demi bisa mendapatkan gadis itu.

Bad The GengWhere stories live. Discover now