7] Dia Suka Sama Lo?!

6.9K 968 96
                                    

Kuletakan kepalaku di atas meja. Kupejamkan mata dan kutarik napas dalam. Aku harus menemui Pio. Aku harus mencari tau mengapa dia mengirimkan pesan yang menyesakkan dada seperti kemarin.

Setelah aku menerima pesan dari Pio kemarin, semalaman aku menangis tak jelas. Adikku Irla sampai bingung untuk menenangkanku. Pio sendiri tidak bisa dihubungi sejak kemarin malam. Aku harus bagaimana? Apa yang kuperbuat sehingga membuat Pio pergi meninggalkanku?

"Udah Pia, jangan sedih terus," ucap Amoi sambil mengelus rambutku. "Yakin kok, masalah lo sama Kak Pio bakalan cepet selesai. Lo berdua kan gak pernah berantem lama-lama."

Kubuka mataku dan kutatap Amoi yang tengah memandangku sedih. Ia memberiku senyum kecil untuk menenangkanku.

"Gue gak mau putus dari Pio, Moi. Gue sayang sama dia," kataku lirih. Kembali kurasakan mataku memanas. Rasanya aku ingin kembali menangis.

"Gak akan Pia. Gue yakin banget kalau Kak Pio sayang sama lo. Dan gak mungkin Kak Pio ngelepasin lo gitu aja."

Tapi dia benar-benar pergi, Moi. Dia pergi menjauh. Bahkan tanpa alasan yang jelas.

"Ntar pulang sekolah mau gue anter ke rumahnya Kak Pio?"

Ke rumah Pio? Aku bahkan tak yakin kalau Pio sekarang sedang berada di rumah. Sejak semalam aku sudah mencoba menelepon rumah Pio, tapi kata pembantunya, Pio lagi gak ada di rumah. Entah itu benar atau tidak. Virgo pun semalam ketika kuhubungi bilang kalau Pio sedang main ke tempat temennya dan dia gak ada pulang ke rumah.

Di mana aku bisa menemukan Pio?

"Moi, Virgo saat ini di mana?" tanyaku kepada Amoi.

"Dia ada di ruang musik kayaknya. Kenapa nanyain Virgo?"

"Ada yang harus gue tanyain ke dia," ucapku seraya menegakkan badanku. "Gue keluar bentar, Moi," lanjutku seraya berdiri dari hadapannya.

"Lo mau nanyain apa sama Virgo, Pi?" tanya Amoi penasaran ketika aku berjalan menjauh darinya.

"Mau nanya soal Pio," jawabku tanpa berhenti berjalan keluar dari kelas. Masih kudengar panggilan Amoi yang tak kugubris. Saat ini, yang aku inginkan adalah bertemu dengan Virgo dan menanyakan semua hal mengenai Pio.

Aku berjalan disepanjang lorong kelas yang lumayan ramai. Hari ini pelajaran dikosongkan karena banyak dari murid-murid yang sedang mengikuti perlombaan antar sekolah. Bahkan sebagian dari mereka yang tidak mengikuti lomba, ikut berpartisipasi sebagai penonton dan penyemangat untuk mereka yang tengah mengikuti lomba. Ya, hari ini sekolahku sangatlah ramai oleh manusia dari sekolahanku maupun sekolahan lain.

Aku menaiki tangga menuju lantai dua di mana ruang musik berada. Tak butuh waktu lama untukku sampai di depan ruang musik yang ternyata lumayan ramai oleh para penonton. Sepertinya sedang ada yang mengadakan konser kecil-kecilan di sini. Dan aku yakin yang sedang mengadakan konser tersebut adalah Virgo. Siapa lagi kalau bukan dia?

"Permisi," ucapku sembari mencoba untuk menembus krumunan orang yang berada di sekitar pintu masuk ruang kesenian.

Setelah aku sampai di dalam ruang kesenian, kulihat Virgo dan beberapa anak tengah memainkan alat musik dengan seorang cewek yang sedang bernyanyi. Di dalam ruang inipun sudah ada banyak anak yang sedang menikmati lagu yang dibawakan oleh cewek yang kutahu bernama Inta. Tak sedikit dari mereka juga tengah memandang ke arah Virgo dengan tatapan memuja.

"Virgo," panggilku yang tak didengar olehnya. Virgo masih sibuk memetik gitarnya. Dasar tuli!

"Virgo!" panggilku sekali lagi dengan suara yang cukup keras. Kulihat Virgo menoleh ke arahku tanpa berniat menghentikan permainan gitarnya. Beberapa anak kini memandangku dengan tatapan 'apaan sih lo, ganggu aja'.

[2] Dewi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang