6] Bye Pia

7.6K 1K 141
                                    

Kupandangi rintik hujan yang semakin deras dari balkon kamarku. Hujan turun begitu saja tanpa diundang. Kehadirannya sungguh membuat soreku sangat kelabu. Aku tak pernah membenci hujan seperti ini. Gara-gara kehadirannya ini, kencanku bersama Pio terancam gagal. Oh tidak, kencanku memang sudah gagal karena hujan ini. Menyebalkan.

Rencananya, malam ini Pio akan mengajakku untuk menonton konser musik di kampusnya. Tapi gara-gara hujan yang turun dengan tiba-tiba ini, Pio jadi membatalkan acara kencan kami. Ya, Pio membenci hujan. Ia tidak suka jika harus pergi ditengah hujan seperti ini. Dia bilang, hujan hanya akan menyebabkan macet dan banjir. Lihatkan, Pio menyebalkan. Dia suka batalin janji seenaknya kayak gini. Sama juga kayak kemarin yang batal jemput ke sekolah gara-gara ketiduran. Bikin kesel.

Aku berbalik dan berjalan ke arah tempat tidurku berada. Kurebahkan badanku ke kasur dan kututup mataku untuk sejenak. Rasanya ingin sekali nonjokin Pio yang nyebelin. Batalain kencan cuma karena hujan. Apa salah hujan coba. Kesel sama Pio! Kan kangen! Pengen ketemu!

Kubuka mataku dan langsung kuambil hape yang tergeletak di sebelahku. Ternyata banyak juga pesan singkat serta panggilan tak terjawab dari Pio.

Sekarang di layar hapeku terpampang 7 pesan singkat dari Pio, 16 panggilan tak terjawab dari Pio, 7 BBM dari beberapa teman dan Pio, serta 8 pesan Line yang semuanya dari Pio. Ya, sejak dia membatalkan kencan kami, aku lebih memilih tak memperdulikan semua pesan ataupun panggilan darinya. Aku kan lagi kesel.

Piooo: Sayang, jangan marah dong. Besok deh, gue ajakin main sepuasnya. Hari ini cuaca gak mendukung banget nih.

Piooo: Piaaaaaaa, jangan cuekin gue dong. Besok gue beneran janji deh. Gak bakalan ketiduran lagi.

Piooo: Ujannya gak nyante banget ini. Gak enak pergi hujan-hujan gini.

Piooo: Balas dong Pi!

Piooo: Piaaaaaaaaa sayaaaaang, jangan marah dong.

Piooo: Heeeeeiii Piaaaaa ....

Piooo: Pia, jangan cuekin gue gini dong. Janji deh, beneran janji, besok kita kencan sepuasnya. Gue beneran minta maaf buat yang kemarin dan sore ini. Gue tebus besok. Serius. Piaaaaa ....

Piooo: Piaaaa sayang?

Dan begitulah isi chat Line dari Pio. Ngeselin. Apaan juga itu, tebus-tebus, dikata obat apa? Lagian kan, kencan sore ini juga aslinya tebusan ingkar janjinya dia kemarin yang enggak menjemputku gara-gara katanya ketiduran. Sejak kapan Pio jadi kebo tukang tidur gitu? Untung saja kemarin ada Lando, coba kalau enggak ada? Mau pulang sama siapa aku? Mau nunggu Pio sampai jam berapa juga coba? Pio memang kadang ngeselin, suka ingkar janji sesukanya kayak gini. Cewek kan gak suka diphp'in. Dasar Pio!

Kalau kesel hujan-hujan gini bawaannya pengen makan bakso. Baiklah, punya pacar gak bisa ngangetin kayak gini, yaudah, selingkuh saja aku sama bakso di taman komplek!

Kemudian aku bergegas bangkit dari posisi tidurku dan menyambar jaket serta payungku. Hujan tak akan menghentikanku untuk nyamperin abang bakso. Butuh kehangatan nih.

***

Aku berjalan sambil memayungi tubuhku agar tidak basah. Kini aku dalam perjalan menuju taman komplek untuk kencan dengan bakso. Pacar sendiri nggak mau diajakin kencan yaudah. Nyebelin! Pio memang nyebelin!

Hujan yang tadi lumayan deras kini berganti dengan rintik-rintik kecil. Bagaimana bisa Pio membenci hujan yang indah seperti ini. Padahal, hujan-hujan begini kan, momen yang paling romantis buat berduaan.

Jalanan komplek kini lumayan sepi, hanya ada beberapa mobil serta motor yang lewat di sini. Bahkan sepertinya hanya aku pejalan kaki di tempat ini. Lagian hanya orang lagi kesel dan kurang kerjaan doang sih, yang mau jalan kaki dengan payung ditengah hujan seperti ini.

[2] Dewi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang