"Lu gabisa ngikut kehendak lu doang!"
"Gasuka? Ajuin cerai"
Bisakah Aku bahagia? Akankah Rasa sakit ini bisa terhapus oleh senyuman saat dia datang untuk memelukku, Apa dia tau betapa sulitnya berjuang untuk melaluinya? -Nayana Carissa Adena-
Menyak...
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Jaden Altair Adelino
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Nayana Carissa Adena
3 tahun sudah kejadian bersejarah itu tersimpan rapi di dalam benak seorang Jaden Altair Adelino. Tidak pernah sekalipun di harinya dia melupakan wajah itu. Wajah seorang gadis cantik dengan mata sipit Dan pipi tembamnya, hidung mancung dan bibir kecilnya. Pertemuan awal yang membuat kesan benci mendalam di lubuk hati.
Tidak pernah terlupa bagaimana langkah kaki yang berjalan tergesa dengan amarah yang dikumpulkan gadis itu, suara tinggi dengan tekad bak pahlawan yang telah mengacaukan reputasi lelaki tampan, cool, yang sulit untuk ditaklukan. Jangan lupa juga bagaimana hari-hari jinyoung berjalan setelah kejadian memalukan itu sebagai bual-bualan teman dekatnya.
'coba aja waktu itu lu balik Dan jelasin semuanya. kejadian itu cukup menghantui. Sungguh!!' suara batin jaden.
Tokk..tokk..took..
Jaden tersentak kaget. "Masuk..."jawabnya.
Sekertaris sekaligus sahabat terbaik jaden. Yogi Arsenio berjalan kearahnya sambil tersenyum dan berkata. "Kamu Melamun? Seorang Jaden melamun?"
"Ada apa,, cepatlah aku sedang sibuk"Jawab jaden cuek.
"Santai boss..! Aku hanya ingin mengingatkan jadwal rapat siang ini dengan seorang investor dari Hong Kong, hehe"
Yogi agak sedikit aneh melihat gelagat jaden, saat ia hendak melihat sebuah kertas ditangan sang boss. Biasanya juga boss nya itu tidak begitu peduli jika Yogi melihat apa yang tengah ia kerjakan.
Dengan cepat jinyoung menutup kertas itu, "ada yang salah Yogi Arsenio?"
Tanya Jaden menginterupsi melihat mata elang sang sekertaris yang tengah memicing dengan badan condong ke arah kertas ditangannya.
"Bukankah itu BioData lengkap pegawai counter kosmetik?Tanya Yogi heran.
"Okeyy.. aku permisi pamit undur diri, mungkin seseorang tidak butuh nasihatku"seru Yogi menyindir.
Jaden berdehem. Sontak itu membuat Yogi yang hendak keluar ruangan kembali dengan langkah cepat Dan mengambil posisi duduk di hadapan sang boss. "Jadi gimana? Bisakah jelasin masalahnya. Tuan Jaden Altair Adelino yang terhormat!!"
