Olahraga Bersama?!

Start from the beginning
                                    

"Gue cuma mau ngajakin dia kenalan secara resmi." Sevan mendengus pelan begitu tangannya terlepas.

"Udah sana Lo balik jauh-jauh!!" Enggar tak suka jika Sevan mulai ingin mengganggu gadis itu. Padahal Enggar lebih tahu kalau biasanya para cewek lah yang suka berdempetan dengan lelaki itu.

"Apaan gue duduknya disini bego!!" decak Sevan kasar sembari akan ribut dengan Enggar. Kaden hanya menggelengkan kepalanya tak heran.

Sedangkan Gaztra ia berbalik menghadap ke arah belakang dari tempat duduknya. Ia bertanya pada gadis itu sambil menyodorkan buku tugasnya pada Meera.

"Katanya Lo lumayan pintar kan Meera, nih coba dong kerjain punya gue juga,," pinta Gaztra sedikit menatap datar namun seketika sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Bukannya Lo ranking dua Gaz? Meera kan cuma dibawah Lo tiga besar. Masa Lo tanya ke dia sih?!" heran Enggar sambil mengangkat tiga jarinya meski enggan mengakui kalau Gaztra juga orang yang cerdas setelah Adhery di kelasnya. Sevan hanya memutar jengah matanya. Lalu Rivanca cowok itu sudah memilih untuk tidur seperti biasanya daripada ia terus bosan menyaksikan perhatian mereka itu pada Meera sebagai teman barunya.

"Gue malas tanya ke Adhery dia kan saingan gue huh!!" celetuk Gaztra enteng mengendikan bahunya acuh.

"Emang dasarnya gila ya Lo Gaz mau ngerepotin Meera aja." malah Enggar yang protes tak terima dengan kelakuan malas temannya itu.

"Gak papa kok. Aku juga mau coba lebih banyak belajar lagi,," ucap Meera sambil terkekeh kecil untuk menghentikan mereka agar tetap tenang.

"Good babe." ujar Gaztra sambil mengerlingkan matanya dengan senyuman manis sekilas. Meera hanya mengigit bibirnya kaku. 

Adhery baru kembali duduk dan melanjutkan acara membacanya yang tertunda tadi selalu dia lakukan meski sekilas melirik kecil ke arah Meera yang mulai mengerjakan buku tadi. Meera memang tidak sepintar Adhery yang notabenenya juara satu umum disekolahnya dan Gaztra yang berada ditengah ranking ke dua bisa saja akan menggeser posisi Adhery suatu saat nanti jika dia lebih serius tapi pada dasarnya Gaztra memang pemalas. Lalu Meera yang hanya kebetulan saja cukup pintar setelah terus berjuang belajar berusaha agar bisa menjadi yang terbaik. Ia bersyukur masih diberi kesempatan untuk mendapatkan tiga besar secara tak sengaja dia harapkan.

"Untung lo pinter juga. Kalau enggak Gaztra bakalan nyusahin Lo lebih dari ini!!" cibir Sevan sedikit berbisik seakan memperingatkan gadis itu agar Meera tahu tentang temannnya.

Meera hanya bisa terdiam meanggukkan kepalanya pelan. Dan baru lah terdengar suara bel berbunyi untuk mendatangkan guru yang akan siap masuk mengajarkannya.

***

Meera mencoba lebih memberanikan dirinya untuk masuk ke markas geng Bangs yang diketuai oleh Rivanca meski beberapa hari sebelumnya ia sangat takut dan enggan untuk bertemu dengan Rivanca lagi secara langsung, tapi mau bagaimana Meera harus siap jika ingin selamat dari kecanduan obat seperti rokok yang dialami oleh geng Rhea sebelumnya pernah Meera hirup tak sengaja waktu itu di atap sekolahnya. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana dulu rasanya sangat pusing dan mabuk berat hingga membuat Meera bermimpi lebih buruk terus merasakan dihantui oleh bayangan samar setiap malamnya jika sewaktu-waktu ia tak sadarkan diri, seakan seseorang telah datang untuknya diam-diam. Tapi Meera tidak tahu apa yang terjadi menimpa padanya. Ia hanya mengingat terakhir kali dirinya pingsan di atas atap gudang sekolah lalu menuju berusaha menuju kelasnya.

Andai saja Meera tahu kalau Rivanca menambahkan beberapa butir obat ke dalam mulut Meera dengan mencengkukannya paksa saat ingin bermain lebih lama di tempat tidur gadis itu begitu dia sempat mengantarkannya pulang dengan selamat, Meera setelahnya tak bisa lagi mengingat hal apapun selain bingung sendiri ketika sudah terbangun di pagi dipenuhi oleh bekas gigitan aneh di beberapa bagian tubuhnya.

Bad The GengWhere stories live. Discover now