FWB : 34

5.6K 139 7
                                    

Friends with Benefits °•° Part 34

Azura mengerang kecil sambil membuka matanya. Tirai jendela kamarnya masih tertutup menghalangi cahaya matahari pagi untuk bisa masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu mencoba bangun dari posisinya sampai sepasang tangan memeluk tubuhnya dengan erat seolah mencegahnya untuk bangkit meninggalkan tempat paling nyaman itu. Azura mendelik sesaat sebelum akhirnya mengingat apa yang terjadi semalam.

Sepulang dari acara keluarga Azura, keduanya pulang ke rumah sambil membeli beberapa kaleng bir dan juga satu paket ayam goreng. Awalnya keduanya hanya makan bersama di dalam kamar Jefian sambil menonton film horor sampai akhirnya memang si Jefian yang kelebihan hormon langsung menerjang Azura. Pengaruh alkohol membuat Jefian berada di ambang sadar dan tak sadar. Pemuda itu langsung menerjang Azura dan mempertemukan keduanya dalam ciuman basah nan panas sampai Azura yang juga sedikit mabuk hanya bisa pasrah dan menikmati walau sesekali ia juga membalas ciuman tersebut.

Seperti yang sudah bisa dibayangkan, setelah ciuman itu datanglah kenikmatan dimana Jefian mengukung Azura di atas kasur dalam keadaan tubuh tanpa busana. Mereka menghabiskan waktu yang cukup lama dimana Jefian dan Azura sampai tak bisa mengingat lagi sudah hitungan berapa mereka mencapai klimaks masing-masing. Untungnya Cakra sedang dalam perjalanan bisnis dan harusnya sore ini baru kembali. Jefian tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

“Bangun, nyet!” ucap Azura sambil memukul-mukul lengan Jefian. Tubuh telanjang lengket di bawah selimut itu bergerak pelan dan kemudian mengerang kecil. Jefian membuka matanya dan menatap Azura yang kini menatapnya ketus dan berkata, “bangun! Gue mau mandi.” Jefian membalas, “yaudah sih, mau mandi mah mandi aja. Gosah ngomong ke gue. Kayak gue yang mandiin lo aja.”

Azura mendelik, “heh, anak monyet! Bawah gue sakit, goblok! Abis lo gempur sampe tengah malem. Tanggungjawab, bego. Lo mah tau enaknya aja, enggak mau urus masalah setelahnya. Tau manis sepah dibuang, bangsat!” ucapnya ketus.

Jefian mengucek matanya dan kemudian bangun. “Astaga! Iya, iya. Gue gendong sampe gue ceburin lo ke dalam bathtub!” ucapnya sambil bangun menggendong tubuh telanjang Azura.

Begitu tiba di dalam kamar mandi Jefian, pemuda itu langsung meletakkan Azura di dalam bathtub dan kemudian menghidupkan air. Azura bersentak kaget saat air dingin menyerang tubuhnya. Lagi, gadis itu kembali tersentak dan melotot tak percaya saat Jefian dengan seenak jidatnya ikutan masuk ke dalam bathtub.

“Lo ngapain, setan?!” bentak Azura.

Jefian menatap Azura malas, “mandilah. Lo pikir apaan? Mancing? Ikannya aja kagak ada,” balas Jefian acuh.

Azura mendelik malas, “ya gantian 'kan bisa? Gue dulu ih! Lengket tau! Bekas keringat lo semua nih!” ucapnya.

“Heh! Masih untung ya itu keringat gue, bukan sperma gue! Kalo sperma, mungkin udah tekdunh lo gara-gara gue!” ucap Jefian.

“Ya, guna kondom apaan, njing?” balas Azura.

“Ya buat nyarungin burung gue. Lo kira buat apaan? Nyarungin koruptor? Ngaco, bego!” balas Jefian.

“Gue serius, bangsat!”

“Gue enggak mau serius sama lo,” balas Jefian acuh.

Azura menatapnya marah, “maksud lo ngomong gitu apa, setan? Lo ngerasa hebat gitu cuma gara-gara seks sama gue, ha?!” bentaknya.

Jefian mengusap wajahnya kasar, “ya maksud gue cuma memperjelas kembali hubungan kita.”

“Cih, hubungan?! Kayak gue pacaran aja sama lo! Kita enggak pacaran, setan!”

FRIENDS WITH BENEFITS ✔Where stories live. Discover now