Bab 1A

852 3 0
                                    

"Please, jangan bocorin ya, ra-ha-si-a."

Aku memohon dengan suara pelan kepada kedua sobatku. Kita berteman sudah 5 tahun. Nella dan Linda. Nella lebih dewasa, tegas dan pintar sedangkan Linda sedikit lola, you know, maksudku.

"Gile, lu. Zaman gini masih aja ada jodoh-jodohan? Kayak cerbung di novel-novel online aja, pake kawin dijodohin segala."

Nella pun menurunkan nada suara sambil sedikit menunduk. Pasalnya, kita lagi duduk di kelas di antara teman lain yang sedang menunggu dosen Anatomi.

Linda yang duduk tengah di antara kita menoleh ke aku dan Nella secara bergantian. Kayaknya dia bingung dengan apa yang dibahas barusan. Harap maklum ya, kayaknya dia belum sarapan.

"Kalian lagi bahas apa? Cerbung novel yang mana? Oh, yang Authornya Dear, Mr.Mantan itu? Ya, ellah, kalo yang itu, aku udah baca, kisah Bastian dan Keysha, kan?"

Tuh, kan, aku bilang juga apa. Dia mah agak lola, kita lagi bahas apa, dia bahas apa. Kadang aku bingung masa kecilnya dikasih ASI nggak, sih? Konon katanya bayi yang diberi ASI di dua tahun pertama, tingkat kecerdasan lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

"Astaga Lin! Enggak ada yang bahas tentang novel."

Kulihat Nella mengusap dada, kayaknya dia sedang mengumpulkan stok sabar untuk menjelaskan. Hanya wanita berkacamata hitam itu yang sabar pada Linda, sedangkan aku tidak.

"Tuh, tadi lagi novel online kawin dijodohin." Tuh, kan, dia masih aja nyolot.

"Iya, Gina mau dinikahi sama om-om karena dijodohi sama papanya." Kalimat itu sudah cukup membuat teman lola kami mengerti apa permasalahan yang sedang kita bahas tadi, tetapi ....

"APA? GINA MAU KAWIN SAMA OM-OM?"

Ya, ampun dia berteriak mungkin karena kaget dengan kabar perjodohan itu. Duh, sebagian teman yang ada di kelas serentak menoleh ke sumber suara. Beberapa detik kemudian, mereka berpaling menatapku dengan mimik penasaran terbit di wajah mereka. Seketika, aku si korban, menjadi pusat perhatian mereka.

Ya, Allah, Linda, teman sumber cari masalah. Nella buru-buru menutup mulutnya dengan telapak tangan. Aku pun tersenyum tipis sambil menelungkup tangan sambil berucap maaf dengan pelan. Kuharap mereka mengerti dengan gerakan mulut yang aku sampaikan. Sebagian dari mereka membalas senyuman tipis dan sebagian masa bo doh dengan apa yang barusan terjadi.

Mudah-mudahan mereka tidak mendengar jelas apa yang diucapkan Linda. Pasalnya kala dia berteriak tadi, wanita berambut pendek itu sambil mengemil kacang telur.

"Please, Lin." Aku merapatkan gigi dengan wajah kesal.

Aku tidak mungkin mempublikasikan pernikahan atas perjodohan itu. Aku terpaksa menikah diam-diam dengan om-om yang bernama Romi. Awalnya aku merasa tidak nyaman karena setelah menikah aku harus tinggal di rumahnya. Sepanjang hari aku menghabiskan waktu mengurung di kamar kalau weekend. Aku malas kalau harus bertemu dia yang juga libur kantor di hari itu.

Kadang aku izin ke Mall bersama Nella dan Linda. Pesan itu aku kirim via chat di aplikasi hijau. Artinya aku jarang berbicara tatap wajah dengan om itu, lebih tepatnya aku yang sering menghindarinya.

Kini pernikahan yang tak kuinginkan itu sudah berjalan hampir satu tahun. Pernikahan yang sah di mata agama dan hukum. Namun bagiku, itu sekadar pernikahan di atas hitam putih saja. Status istri yang kusandangi selama ini hanyalah formalitas di mata keluarga besar kita. Pernikahan yang kita lakonkan hanya untuk kebahagian kedua keluarga besar. Pernikahan tanpa didasari cinta seperti novel online atau drama web series zaman sekarang.

MENIKAH DENGAN PRIA DEWASAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz