XXII. Change

638 79 19
                                    

♤♡Happy Reading ◇♧

Sebuah singgasana telah diduduki oleh seorang pria dengan seekor ular yang besar, kedua orang itu mendekatinya dengan perasaan takut. 

"Salam kepada Dark lord..." Ucap kedua orang itu berlutut kepadanya.

"Dimana perempuan itu?" Tanya Voldemort langsung. Isaac dan Viviene menelan ludahnya takut, keduanya menatap satu sama lain. "Kalian gagal?" Tanyanya lagi. 

"M-maafkan kami my lord, ada peng-"

"BODOH! Hanya menculiknya saja kalian tidak becus! Tugas seperti ini saja kalian gagal!" Murka Dark lord, wajahnya benar- benar memerah menahan amarah. 

"Regulus Black yang menyelamatkan gadis itu, my lord..." Jelas Isaac yang membuat semua orang terdiam.

"Regulus Black?" 

"Yes, my lord. Ia yang menyerang kita berdua tadi untuk melindungi gadis itu." Ucap Viviene. Dark lord berteriak keras "Berani- beraninya dia! Bawa dia kehadapan ku sekarang! Akan ku bunuh dia!" Geram Voldemort.

"Bagaimana jika kita memanfaatkannya, Dark lord?" Viviene memberikan saran. "Apa maksudmu kita memanfaatkannya?" Tanya Voldemort bingung. Viviene tersenyum kecil, akhirnya ia bisa menghancurkan Regulus Black dengan mudah.

Viviene menjelaskan dengan rinci rencananya kepada Voldemort untuk mendapatkan Camella serta menghancurkan Regulus, Voldemort mendengarkan rencananya dengan seksama dan tersenyum lebar.  Voldemort tertawa kencang "Aku sangat menyukai ide mu Viviene, kerja bagus." Puji Voldemort.

"Thank you my lord." Viviene tersenyum kecil sangat kecil sampai tak ada yang tahu ia tersenyum. "Cinta memang akan menghancurkan segalanya." Lanjut Voldemort.

"Maaf my lord, apakah aku boleh bertanya?" Tanya Viviene dengan hati- hati. 

"Silakan."

"Mengapa kau sangat mengincar Camella Potter, my lord?" Wajah Voldemort langsung berubah menjadi geram "Jangan melewati batas Price." Tegas Voldemort.

Viviene menelan ludahnya takut "I'm sorry my lord." Viviene masih sangat bertanya- tanya mengapa Voldemort sangat menginginkan Camella Potter hidup- hidup berada dihadapannya, ia terus memikirkan bahwa ada sesuatu yang dimiliki oleh Camella Potter 'Apa yang special dari dirinya?!' Batin Viviene.

●●●

Matahari bersinar terang, bunga- bunga yang bergoyang, dan angin tertiup kencang menyebabkan suhu yang cukup dingin bagi Camella. Ia memegang secangkir coklat panas dipagi hari sambil memandangi pemandangan dihalaman belakangnya itu, entah apa yang ia pikirkan sehingga ia tak menyadari seseorang telah memperhatikannya begitu lama.

"Apa yang sedang kau lakukan disana, Sirius?" Tanya Camella yang terkejut melihat Sirius berdiri dipintu . "Hanya ingin melihat keadaanmu, El." Ucap Sirius duduk disebelah Camella.

Camella tertawa kecil sambil mengesap coklat panasnya "Aku sudah baik- baik saja, Sirius. Kau tak perlu mengkhawatirkan ku." Sirius menatap Camella dengan sedu, "Kenapa kau menatap ku seperti itu?" Tanya Camella bingung.

"Kau terluka sangat parah saat itu, El dan saat kau terbangun kau sangat ketakutan." Jelas Sirius, wajah Camella berubah menjadi sedih "Aku sebenernya tidak ingin menceritakan hal ini pada siapa- siapa, tapi sepertinya kau sangat ingin tahu, benar begitu Sirius?"  Lanjut Camella.

Sirius mengangguk dengan cepat, "Aku bermimpi Voldemort menculikku, lalu Regulus mati karena menyelamatkanku dan James..." Ucapan Camella terhenti.

"Ada apa, El? Ada apa dengan James?!" Tanya Sirius panik. "Sudahlah Sirius, itu hanya mimpi. Aku tak ingin memikirkannya lagi. Ya walaupun itu mimpi, itu cukup mengerikan." Jelas Camella.

𝕷𝖔𝖘𝖙 𝕰𝖓𝖉𝖎𝖓𝖌 | Regulus BlackWhere stories live. Discover now