[ bab 8 ] mati dan hidup

458 62 2
                                    

⚠ capter selanjutnya ada bumbu bawang, harap siapkan tisue anda kita akan menangis bersama :)
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

DEAD OR ALIVE ?

Dimalam gelap itu. Marvel hanya memandang sendu tubuh sang adik, berharap satu gerakan menyadarkan kesedihannya.

Denyut jantung dan nadi amaryn yang mulai lemah membuat marvel khawatir. Rafel yang mumpung lewat diruangan UGD tempat amaryn berada pun langsung masuk kedalam.

"Marvel ? Lu gak pulang ? " tanya rafel mendekat. Marvel mengeleng kecil "engak fel, gw takut terjadi sesuatu sama adik gw" jawab marvel tersenyum kecil. Rafel pun hanya bisa tersenyum tipis saja, tangannya terangkat mengelus surai unggu milik marvel.

"Kalau lu dalam keadaan down gausah paksain buat ngejagain adek lu, mending lu pulang. Biar gw yang urus adek lu selama lu pulang " marvel tersentak kecil, melirik pemuda bersurai putih oranye ini, seakan tak percaya apa yang pria berprofesi dokter ini katakan.

"Ayolah, gw nawarin diri nih. Masa ditolak ? " tambah rafel, tertawa kecil. Marvel pun mengelengkan kepalanya menolak "enggak, gw baik baik aja kok. " marvel menatap rafel lembut tak pula senyuman manisnya membuat netra hijaunya menyipit.

' ya , gusti. Ni orang imut amat dah' benak rafel yang udah mulai edan.

Rafel mengeleng gelengkan kepalanya, menyadarkan dari lamunan sesatnya itu. Lalu netra oranye (?) Nya pun teralihkan kepada sosok amaryn yang sedang tertidur indah dikasur pasien.

"Gw denger dari lily kalau detak jantung dan denyut nadi adek lu lemah banget ? " marvel menganguk, fakta itu tak salah. Hanya saja mendengar tuturan dari rafel membuat dirinya sedih.

"Yeah, lumayan sih. Gw gak tau bisa apa sekarang, tapi gw harap dokter disini nggak ngecewain sih" jawab marvel. Rafel tertawa, kemudian menatap lamat netra hijau itu dalam dalam.

Ada suasana sepi disana. Susah untuk mendeskripsi kan netra itu jika rafel lihat, ada perasaan kacau dan sedih. Rafel tak tau harus merespon bagaimana, mungkin teman wanita nya mungkin tau.

Lumayan, teman wanita nya itu psikolog terkenal.

"Semangat ya , marvel. Gw bakal sering sering ngunjungin elu sama adek lu. " marvel menganguk saja. Lalu rafel pergi dari sana, menyisakan marvel dan sosok tidur amaryn.

[ drrrrttt !! ]

Suara handphone terdengar diruangan itu. Sadar itu handphone miliknya, marvel berniat mengangkat telepon itu. Tertera nama ' malik ' disana.

Disaat mengangkat pun, marvel bisa mendengar suara liko yang sedang rusuh dikamar malik. Suara amarah malik, lalu liko yang tertawa keras.

"Halo ? "

〖 .... 〗

Mendengar suara marvel, seketika semuanya hening disisi malik. Liko yang rusuh pun seperti nya duduk manis, suara marvel seperti suara ibunya ketika melihat dirinya tengah rusuh.

"Malik , lu ngapain nelpon gw malem malem ? Mana jam udah masuk jam 11 lagi . " heran marvel. Helaan nafas terdengar ditelepon itu, itu suara helaan milik malik.

DESTINED DISASTER || All × Marvel  Where stories live. Discover now