Chapter 7

68 6 0
                                    

Karena bentuk tubuhnya yang indah, gaun yang sedikit melebar sangat cocok dikenakan oleh Deborah.

"Anda sangat cantik, Putri"

"Rasanya seperti melihat mawar yang sedang mekar. Sungguh mempesona"

Para pelayan menyanjungku tanpa pikir panjang, dan mereka memilih kata dengan hati-hati agar tidak berbuat salah.

"Bagaimana bisa kulit Anda begitu cantik"

"Bibir Anda mirip dengan buah cherry"

"Huh"

Aku paling paham kalau wajah ini sangat menarik dan mendebarkan.

Namun, aku mencoba menahan diri ku untuk menjadi menyebalkan dan kemudian mendengus.

Demi melindungi harga diriky sebagai wanita paling kejam di negara ini, aku selalu melatih ekspresi dingin ku.

'Aku tidak suka kalau suatu tokoh berubah sifat'

"Putri, Duke akan segera tiba"

Tak lama kemudian ajudan Duke datang dan menyampaikan kabar.

Aku pun membawa kipas berwarna ungu gelap sebagai aksesoris yang melengkapi gaun berwarna lavender.

Aku juga memang cukup tinggi, namun ketika aku memakai sepatu hak tinggi, jangkauan penglihatanku pun bertambah luas.

Setelah beberapa saat, Duke yang memakai setelan biru dongker, memasuki ruang tamu. Ia memancarkan pesona mendalam yang hanya dimiliki oleh pria paruh baya.

'Wah keren'

Aku berdiri disebelah Duke, namun rasanya aku mendengar tepuk tangan meriah di mata kesejahteraan kekaisaran Azutea. (t/n: maksudnya tuh disini si Duke saking ganteng nya walau udah tua sampe dapet tepuk tangan gitu lah ya)

Ternyata berlatih ekspresi wajah setiap hari adalah hal yang bagus. Jika tidak, aku hanya akan berdiri mematung disitu, dengan mulut menganga, seperti layaknya seorang penggemar yang bertemu seleb didepan matanya.

"Gaun yang kamu pakai itu gaun mahal"

Duke berbicara asal, dengan nada dingin, sambil menatap ku dengan tatapan tenang. Aku belum juga terbiasa mendengar cara bicaranya yang dingin, sama hal nya dengan tampilannya yang tampan.

Itu juga berlaku pada semua pria di keluarga ini, ada harga yang dibayar untuk mendapat wajah tampan.

Menelan kalimat yang tak bisa kukatakan, aku pun menjawab, hampir tidak bisa membuka mulutku.

"Orang tua ku sudah memberikan warisan tubuh yang luar biasa, jadi kurasa gaun indah ini cocok dengan ku"

Aku menjadi makin gugup ketika keheningan berlanjut, jadi entah bagaimana sepertinya aku terus menerus menjawab Duke yang berbicara datar dengan sanjungan.

"Kalau begitu, hargai tubuh mu sendiri. Jika kamu melakukan hal itu lagi, maka hukuman mu tidak hanya dikurung dalam rumah."

Ia merujuk pada insiden yang melukai diriku sendiri dengan menampar pipi ku tanpa henti, Duke pun mengulurkan tangannya didepan kereta yang memiliki lambang ular kepala dua.

'Ini pertama kali nya aku pergi keluar'

Setelah menerima pengantaran yang tidak ramah lalu memasuki kereta, aku kehilangan tenaga ketika menyaksikan pemandangan yang berlalu dengan cepat melalui jendela.

Karena gerbang utama rumah Duke masih belum juga terlihat.

'Apakah butuh waktu selama ini hanya untuk mencapai gerbang?'

Jadi Cewek Jahat Lebih Seru Kan? | What's Wrong with Being the Villainess?Where stories live. Discover now