Chapter 3

85 10 0
                                    

"Sungguh suatu kehormatan untuk bisa bertemu dengan Anda, Putri Deborah. Saya Helen, istri kedua dari Baron Zihto"

Helen, yang hari ini berkunjung, merupakan salah satu desainer yang paling populer di ibukota. Deborah lah yang meminta nya untuk datang kesini.

Ketika Deborah melihat gaun yang dipajang didepan toko milik Helen, ia buru-buru masuk kedalam dan mengancamnya untuk mendesain secara pribadi gaun untuk dikenakan olehnya.

Yah, berkat dirinya, aku mendapat sebuah keuntungan.

"Saya sangat senang saya bisa menunjukkan gaun milik kami"

Begitu keheningannya berlalu, pipi Helen menjadi kaku.

Faktanya, aku sengaja untuk tidak berbicara. Aku takut jika aku membuka mulut, aku akan terlihat seperti cewek gampangan lagi.

Rasanya menggelikan, namun cukup meyakinkan kalau semua orang dapat dikelabui agar percaya kalau aku adalah Deborah asli selama aku bisa mempertahankan sikapnya.

"Putri, ini adalah gaya yang sedang trend di kalangan gadis bangsawan. Bahan bagian lengannya terbuat dari bulu. Apakah Anda ingin melihatnya lebih dekat?"

Helen berhasil mengeluarkan senyum bisnis miliknya dan mulai menjelaskan gaun yang sudah didesain olehnya.

Beberapa gaun didesain dengan batu safir yang dijahit di bagian dada, sedangkan sebagian lagi dihiasi oleh mutiara pada bagian kerah yang terbuat dari renda.

Ketika semua gaun mewah terpajang didepanku, aku merasa jiwa ku sudah meninggalkan tubuhku.

Sebagai rakyat jelata, yang harus memakai seragam lama kakak perempuan ku, hatiku mulai berdebar dengan cepat.

Apakah kehidupan seseorang yang terlahir dengan sendok perak di mulut nya seperti ini?

Sebelumnya aku tidak pernah merasa iri pada anak-anak yang terlahir dengan sendok perak di mulutnya karena aku berkompromi dengan kehidupan nyata.

Namun ketika aku sendiri yang merasakan pengalaman hidup di lingkungan semacam ini, aku merasa malu namun dalam hati aku sangat senang.

'Kurasa semuanya akan terlihat bagus jika dipakai oleh Deborah'

Bukankah seseorang bisa berhasil mengenakan gaya apapun jika memiliki wajah yang cantik dan tubuh proporsional semacam ini?

Bayangan ketika aku memakai gaun ini dengan wajah yang mempesona serta tubuh yang mirip dengan model, membuatku merasa ini adalah awal dari tahun baru.

Aku mengerutkan kening dan menggigit bibirku ketika aku memeriksa gaun dengan seksama karena aku merasa aku akan bersin akibat dari gaun yang lengannya terbuat dari bulu.

Namun, Helen mengira ekspresiku memiliki maksud lain karena wajahnya menjadi merah.

"Pu-Putri, gaun ini hanya sebagian kecil dari apa yang sudah saya siapkan untuk Anda"

'Eh, ini saja sudah banyak, tapi kamu bilang masih ada lagi?'

Aku menatapnya sambil tetap sedikit menggigit bibirku untuk menahan bersin.

Setelah memperhatikan ekspresiku, sepertinya Helen hampir pingsan sebentar lagi.

"Saya akan membawakan gaun yang lebih berwarna dan lebih cantik lagi. To-tolong berikan saya waktu tiga hari lagi...."

Helen, yang masih menatapku, tiba-tiba berlutut didepanku.

"Saya mohon maaf! Saya akan memperbaiki semua gaunnya berdasarkan selera Anda sekarang juga!"

".....Pastikan untuk menambahkan banyak batu permata untuk membuatnya lebih indah"

Makin banyak permata maka lebih baik

Jadi Cewek Jahat Lebih Seru Kan? | What's Wrong with Being the Villainess?Where stories live. Discover now