Ekstra Part 2🥀 KIARA

Start from the beginning
                                    

"Oke, saya kesana sekarang. Dokter Kenzo, bisakah anda yang memberikan surat ini kepada keluarga gadis kecil itu?"

"Oh, B-bisa Dok"

🥀🥀

Dokter Kenzo ingin menemui kedua orang tua gadis kecil itu, namun saat di koridor rumah sakit, ia bertemu dengan gadis itu, Kiara.

Dokter Kenzo berjongkok di hadapan nya.

"Kok kamu keluar? Kenapa?"

Kiara terdiam, mata nya menyorot kepada surat yang ada di tangan dokter Kenzo.

"Itu, apa Kak?"

"Em, ini bukan apa-apa kok" bohong Kenzo sambil menyembunyikan kertas itu di belakang punggung nya.

"Kakak pasti bohong, itu hasil pemeriksaan biopsi Kia kan?"

Kenzo sedikit terkejut, bagaimana gadis kecil ini tau?

"Emm, i-iya" jawab Kenzo sedikit tidak enak.

"Boleh Kia tau nggak apa hasilnya?"

"Nggak bisa cantik, Kakak mau bicarakan ini sama orang tua kamu, mereka ada dimana?"

"Orang tua Kia?" tanya gadis kecil itu sambil memiringkan kepalanya.

Dokter Kenzo yang gemas, akhirnya mengacak-acak rambutnya sambil mengangguk.

"Iya, mereka dimana?"

Kiara terdiam sebentar.

"Mereka udah jadi bintang" jawab Kiara dengan senyum penuh luka yang bisa dilihat jelas oleh Kenzo.

"T-tapi tadi kamu bilang, kamu disini bersama Bunda mu kan?" tanya Kenzo memastikan.

"Dia memang Bunda nya Kia. Tapi dia bukan Mama nya Kia, Kak"

Kenzo mencoba mencerna maksud Kiara. Apakah maksudnya Bunda itu bukan ibu kandungnya?

"Kalau begitu, apa kau punya sepupu atau keluarga kandung mu yang lain?"

"Kia punya Opa, tapi-"

"Tapi?"

Kia mendongak menatap Kenzo sambil tersenyum namun dengan air mata yang jatuh di pipinya.

"Tapi Opa membuang Kia di jalanan"

Deg

Kenzo mematung di tempatnya, dibuang? Anak sekecil ini di buang di jalanan?

"Kenapa?"

"Emm, Kia nggak bisa kasih tau disini" ucap Kiara sambil menunduk.

Kenzo yang mengerti, akhirnya mengangguk faham.

"Kita ke ruangan Kakak aja gimana?" tanya Kenzo dan di angguki oleh Kiara.

🥀🥀

Kiara duduk di sofa yang tersedia di ruang kerja Kenzo, begitu juga dengan Dokter muda itu. Mereka berdua duduk di sofa. Kiara sendari tadi menunduk.

"Kamu bisa cerita sama Kakak di sini, jangan takut"

Perlahan Kia mendongak menatap Kenzo, lalu ia mengangguk pelan.

"Lima tahun yang lalu, saat mendengar suara tembakan, Kia berhenti dan liat ke arah belakang. Dan yang pertama kali Kia lihat adalah, darah yang mengotori wajah Papa dan Mama" Kiara menunduk dengan air mata yang kembali membasahi pipinya.

"Saat Kia teriak, Orang jahat itu mengejar Kia sampai Kia jatuh ke jurang. Namun, Allah masih baik sama Kia. Kia memegang akar dan apa saja yang bisa menahan tubuh Kia agar tidak jatuh. Disaat orang jahat itu sudah pergi, Kia minta tolong tapi nggak ada yang menolong Kia. Jadi Kia berusaha sendiri biar bisa keluar dari jurang, walaupun cairan merah itu terus keluar dari telapak tangan Kia"

Kenzo memejamkan matanya, ia tau apa yang di maksud dengan cairan merah yang di katakan gadis kecil ini. Ia tidak bisa membayangkan sakitnya saat telapak tangan yang sudah mengeluarkan banyak darah, namun harus tetap berpegangan pada akar pohon untuk tetap bertahan agar tidak jatuh.

"Saat Kia udah berhasil keluar dari jurang, Kia ditemuin sama orang suruhan Opa. Awalnya Kia seneng, tapi.."

"Ta-tapi kenapa?" tanya Kenzo.

"Opa justru marahin Kia. Kata Opa, Kia itu cuma pembawa sial, Kia pembunuh, Kia nggak pantes ada di keluarga itu, lalu Kia di tampar terus di seret dari mobil, terus Kia di buang di-" ucapan Kiara terpotong saat Kenzo tiba-tiba memeluk nya dengan erat.

"Udah, cukup, nggak usah di lanjutin. Kakak mohon" pinta Kenzo sambil menitihkan air mata, sungguh hati sangat sakit mendengar semua itu.

Bagaimana bisa ada seorang kakek yang memperlakukan cucu' perempuan nya seperti itu? Apalagi gadis itu masih sangat kecil.

Kenzo melepaskan pelukan nya, kemudian ia mengusap air mata gadis kecil itu.

"Jadi.. Kia sakit apa Dok?" tanya Kiara pelan.

Flashback off

Kenzo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Sekarang, nggak ada yang bisa nyakitin kamu lagi Dek. Kamu juga udah nggak perlu minum obat-obatan dan ngerasain sakit saat batuk darah lagi" lirih Kenzo dengan senyum tipis beserta air mata yang ikut menetes.

"Tapi Kakak nggak akan bisa menemukan pasien sehebat kamu" Kenzo kini menangis tanpa suara di ruang kerjanya.

__________

Jangan lupa mampir ke RaVan

Ekstra Chapter yang ke-2 nih

Berapa lagi yah🤔?

Selagi masih ada 👉🏻 See you guys 🍬

Berarti masih lanjut🤗

Vote dulu, jangan lupa 👇🏻
(Pencet bintang nya)

KIARA [End]Where stories live. Discover now