BAB 3

26 2 0
                                    

Jangan lupa follow, vote, dan komen ya🤍
.
.
.
.
.
Happy reading


Malamnya, dengan wajah badmood-nya, Namira berjalan menghampiri mobil Toyota Alphard hitam yang sudah terparkir manis di depan kost-annya.

"Saya harap kamu tidak menampilkan wajah seperti itu di pesta nanti," tukas Bian begitu Namira duduk di sampingnya.

Tanpa menjawab, Namira memilih menyalakan ponselnya dan mulai fokus pada dunianya, membuat Bian diam-diam menghela napasnya pelan.

Mobil yang mereka kendarai mulai berjalan meninggalkan halaman kost menuju tempat pesta di mulai.

Selama perjalanan, hanya ada keheningan di antara mereka. Bian yang sibuk melihat laporan perusahaan di dalam tab-nya, Namira yang sibuk dengan media sosial-nya, serta sang supir yang memilih untuk fokus menyetir mobil yang dikendarainya.

Hingga tak terasa, mobil yang mereka tumpangi telah sampai di basement hotel tempat diadakannya pesta ulangtahun salah satu rekan kerja Bian.

Namira dengan dress soft blue selutut-nya, mulai mengikuti langkah Bian yang kini aura ketampanannya bertambah.

Dengan setelan jas berwarna biru tua, kemeja warna soft blue sebagai dalaman tanpa dasi dan juga dua kancing kemeja teratas yang sengaja dibuka membuat ketampanan seorang Fabian Adibrata Zahran meningkat pesat.

Begitu mereka berdua memasuki gedung pesta, banyak pasang mata yang menatap ke arah Bian maupun Namira dengan pandangan kagum, terpesona, dan juga iri.

Tanpa menghiraukan tatapan semua orang, sepasang Sekertaris dan Bos itu memilih untuk segera menemui si pemilik acara guna mengucapkan selamat.

"Pak Heru Setyawan, selamat atas bertambahnya usia, semoga kedepannya semakin sukses," seru Bian begitu sampai di hadapan pemilik acara.

"Wahh, terimakasih sudah datang Bapak Bian yang terhormat," kelakar Heru membuat beberapa orang di sana terkekeh kecil.

"Selamat atas bertambahnya usia Pak Heru, saya mendoakan yang terbaik," sambung Namira dengan senyum manisnya.

"Ah, terimakasih Nona manis," godanya yang langsung mendapatkan cubitan dari sang istri.

Setelah itu mereka mulai berbincang-bincang mengenai berbagai hal, dari kehidupan sehari-hari, perusahaan, dan bisnis.

Hingga sebuah suara mengintruksi mereka semua dari hangatnya perbincangan.

"Dad," seru seorang wanita muda cantik dengan mini dress berwarna merah gelap itu.

"What's Baby?" Tanya Heru begitu wanita cantik itu berhenti di sampingnya.

"Nope, aku cuma manggil aja," jawabnya yang sontak membuat Heru mencubit pelan pipinya.

"Ekhem," deheman istri Heru membuat kegiatan keduanya terhenti dan beralih menatap ke arah rekan kerjanya.

"Maaf Pak Bian," ujarnya tak enak hati. "Perkenalkan, ini Putri tunggal ku, Daisy Loveena Setyawan, dia baru saja lulus S2 di Harvard." Jelas Heru memperkenalkan putrinya pada rekan kerjanya yang masih lajang itu.

"Daisy salam kenal," salam Daisy dengan senyum manis serta tangan yang terulur.

"Fabian," jawab Bian seraya menyambut uluran tangan itu dan segera melepasnya.

Namira yang melihat itu acuh tak acuh, yang dipikirannya sekarang adalah makan, dia ingin sekali cepat mencicipi beberapa menu makanan yang terlihat menggoda dari tempatnya berdiri. Namun, dia harus sabar menunggu karena Bos-nya saat ini tengah berbincang dengan rekannya.

"Dia ini salah satu lulusan terbaik di Harvard kemarin, membuat saya yang menjadi orang tuanya sangat bangga terhadap keberhasilan anaknya." Heru terus saja menjelaskan kelebihan anaknya kepada Bian yang justru fokus pada Namira yang terlihat gelisah.

"Kenapa?" Bisiknya pada Namira.

Namira yang merasa ini waktunya beraksi pun menjawab dengan berbisik juga, "Pengin makan Pak, laper saya."

Bian sontak menahan tawanya mendengar jawaban dari sekertarisnya itu. Bukan sekali dua kali Namira mengatakan hal tersebut, tapi hampir di setiap pesta yang mereka hadiri pasti sekertarisnya selalu seperti itu. Jadi, bukan hal tabu bagi Bian sendiri.

"Kalau begitu, saya akan berkeliling untuk menyapa beberapa rekan saya yang kebetulan menghadiri pesta ini, permisi," ucapan spontan dari Bian sontak memotong penjelasan Heru yang tengah membanggakan putrinya itu.

"Ah maaf Pak Bian, saya justru mengulur waktu Pak Bian. Silakan dan selamat menikmati juga hidangan yang sudah kami siapkan."

Setelah sedikit berbasa-basi, Bian segera melangkahkan kakinya mengikuti Namira yang sudah terlebih dahulu berjalan ke arah prasmanan.

Banyak sekali olahan daging maupun seafood yang terhidang di atas meja, begitu pula dengan beberapa dessert atau menu penutup yang tak kalah banyak dan beranekaragam bentuknya.

Setelah mengambil beberapa menu secukupnya, Bian berjalan menuju ke arah meja bundar dengan empat kursi di sekitarnya yang diikuti oleh Namira.

"Kamu--"

Bian tak mampu melanjutkan perkataannya begitu melihat nampan makanan yang berisi berbagai menu itu diletakkan di atas meja oleh sekertarisnya.

"Jarang-jarang tahu Pak di acara kayak gini makanannya sesuai selera saya semua. Ya ... Daripada sayang nggak nyoba, mending dicobain aja," jelas Namira yang membuat Bian hanya mampu menggelengkan kepalanya.

Namira makan dengan lahap, semua makanan ia cicipi, ketika rasanya pas, ia pasti akan menggelengkan kepalanya seraya berseru senang. Bian yang memerhatikan sedari tadi tanpa sadar tersenyum.

Jujur, setelah Namira hadir sebagai sekertarisnya di kantor, Bian jadi lebih sering tersenyum, meskipun itu secara tak sadar sekalipun. Dan semua itu dikarenakan oleh wanita yang saat ini tengah tersenyum senang menyantap puding coklat sebagai salah satu dessert di sini.

Namira itu ... Ah, Bian tidak tau cara mendeskripsikan sosok wanita yang ada dihadapannya ini, karena yang ia tau, Namira itu unik, Namira itu barbar, dan Namira itu to the point.

Namira tidak suka diatur, tapi dia selalu menurut meskipun sempat menolak dan menyumpah serapahi si pengatur.

Dan semua itu membuat Bian mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya, sesuatu yang lama tidak ia rasakan kini kembali terasa oleh orang yang berbeda. Dan Bian mulai menyadari bahwa dirinya suka pada wanita di hadapannnya, sekertarisnya.

Bersambung ....

Follow juga instagram ku ya ....
@PeNaila_
@naasyriz_

CRAZY BOSS WITH CRAZY SECRETARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang