13. Hutang Dendam

Start from the beginning
                                    

Akiro kemudian menggeleng sebelum mengangkat kepalanya dan menatap James dengan tatapan seriusnya, "Itu bukan sebuah nominal tapi tindakan, aku perlu tindakannya."

James mematung untuk sesaat, otak kecilnya berusaha memproses dan detik selanjutnya James melebarkan matanya. Entah apa yang terjadi dengan mereka di masa lalu tetapi Mrs. Victoria itu pasti melakukan suatu kesalahan besar kepada Akiro dan sekarang pria itu menuntut pembalasan dendam. Iya, hutang dendam.

"Oke, aku mengerti sekarang," histeris James sembari menepuk tangannya sekali, terlihat bahagia saat berhasil menyimpulkan kesalahpahaman mereka hari ini.

"Tapi kenapa Mrs. Bella menyuruhku untuk segera menolak kontrak mereka?" tanya James lagi sebagai pertanyaan terakhir hari ini yang belum terjawab

Akiro tersenyum miring, "Kita memiliki pemikiran yang sama," ujarnya sebelum bangkit berdiri dan berjalan menghampiri James.

"Kenapa Mrs. Bella menentang keras penerimaan kontrak itu? Walaupun perusahaan mereka masih dalam skala kecil tetapi menerimanya juga tidak akan merugikanku, malahan sebaliknya, itu bisa menambah wawasanku. Kenapa dia seakan terburu-buru ingin menolaknya hingga menyuruhmu untuk menjelek-jelekkan mereka didepanku? Kenapa?" ujar Akiro sebelum mengakhirinya dengan menekankan pertanyaan terakhirnya secara berbisik tepat ditelinga James.

Akiro menaikkan alis kanannya sebelum tersenyum akan ekspresi James yang semakin disergap kebingungan. 

James terdiam untuk sejenak, apa yang dikatakan oleh Akiro terasa benar untuk dipertanyakan. Kenapa mereka melakukan hal seperti itu?

"Jadi tolong atur jadwal pertemuanku dengan mereka," lanjut Akiro sebelum berjalan menjauhi James dan kembali mengistirahatkan tubuhnya ke atas sofa.

"Besok?"

"Bagus, lebih cepat lebih baik."

---

"Bagaimana?" tanya Gwenn begitu Grace menjauhkan ponselnya dari telinganya.

Grace menatap Gwenn sejenak sebelum menggeleng singkat. Niat awal yaitu Gwenn menyuruh Grace untuk menghubungi manajer Akiro agar mereka bisa bertemu untuk membicarakan penolakan itu secara baik-baik dan pastinya dengan alasan yang bisa Gwenn terima, tetapi nyatanya Akiro sendiri yang mengibarkan bendera perangnya dengan sikap sok sibuknya itu.

"Kata manajernya, dia sedang ada urusan jadi tidak bisa bertemu hari ini," ujar Grace memberitahu.

Gwenn menghempaskan punggungnya secara kasar ke sandaran kursi kerjanya sebelum menghela napas frustasi, "Sesibuk apa memangnya dia? Kau yakin dia benar-benar seorang model pemula?" kesal Gwenn.

Grace hanya mengedikkan bahunya dan menampilkan senyum terpaksanya.

"Telepon saja lagi dan bilang aku akan berbicara lewat ponselmu saja, tidak perlu bertemu," ujar Gwenn tidak menyerah membuat Grace menangguk kaku.

Hanya ada dua alasan bagi mereka untuk tidak mengangkat panggilan dari Grace, pertama, Akiro memang benar-benar sibuk. Kedua, Akiro berbohong. Dia sengaja melakukannya agar Gwenn merasa kesal atau parahnya lagi pria itu semacam ingin membalas dendam kepada Gwenn.

Bagi Gwenn, alasan kedua lebih masuk akal.

Mata Gwenn spontan membesar antusias kala panggilan itu terhubung. Grace menatap ke arah  Gwenn seolah meminta bantuan yanglangsung dihampiri Gwenn oleh segera.

"Katakan kepada manajernya untuk mengirim nomor Akiro biar aku yang akan menghubunginya sendiri," bisik Gwenn yang diangguki race, wanita itu mengatakan seperti yang Gwenn perintahkan.

Sembari mendekatkan telinganya ke arah speaker ponsel, Gwenn berusaha mempertajam pendengarannya sembari menunggu jawaban dari James.

"Tapi...Akiro bilang dia tidak akan memberikan nomor ponselnya ke orang asing."

Nada bicara James yang terdengar ragu diawal sebelum melanjutkan sampai secara amat jelas hingga ke telinga Gwenn.

Grace meneguk ludahnya sekali, sepertinya perang perihal harga diri Gwenn akan dimulai lagi.

Mulut Gwenn terbuka untuk sesaat berusaha memproses sebelum merebut ponsel dari tangan Grace dan mengambil alih panggilan itu.

"Dimana Akiro? Bilang kepadanya, orang asing ini ingin berbicara kepadanya, sekarang juga," Gwenn menekankan nada bicaranya diakhir bagai sebuah peringatan membuat James mati kutu di seberang telepon.

"James, bilang kepadanya aku sangat mengantuk dan ingin tidur sekarang."

James menoleh ke Akiro dengan raut pucatnya, seharusnya ia tidak mengangkat panggilan itu sehingga perselisiha ini tidak akan pernah terjadi. Tapi nyatanya berbeda dengan betapa cemasnya James terhadap karir Akiro kedepannya, Akiro tampak santai duduk disofa sembari menyilangkan kaki. 

"Buat mode speaker," pinta Gwenn membuat James mematung untuk sesaat, melirik sekilas ke arah Akiro yang sibuk menyesap kopinya sebelum menjauhkan ponselnya dari telinganya dan menekan tombol speaker.

"Tidur? Tidur kau bilang? Ini baru jam satu siang, jika kau sibuk maka seharusnya ini bukan wakt untuk tidur siangmu. Orang sibuk tidak akan tidur siang!" 

---

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now