"Kematian dalam bangsa vampir merupakan sebuah kesenangan dan kehormatan besar. Kau pun tahu kita hidup sudah beribu-ribu tahun. Lagi pun, di tubuh ayahku ada sebuah kutukan yang perlahan menggerogoti tubuhnya dan hanya aku dan ibuku saja yang tahu tentang masalah ini. Karena itu aku ingin segera mengakhiri penderitaan ayahku dengan cara membunuhnya, namun aku tidak bisa melakukannya sendiri. Kekuatanku belum setara dengannya."

"Kutukan? Berabad-abad juga saya dan ayah anda berteman, namun dia tidak pernah membicarakan masalah kutukan itu pada saya. Baiklah, sebagai temannya saya akan membantu anda mengakhiri penderitaan teman saya itu."

"Itu bagus. Sekarang kau juga tahu tentang masalah kutukan itu. Aku harap jaga baik-baik jangan sampai ada yang mengetahuinya."

"Anda tenang saja. Kalau begitu, saya akan menyiapkan penyihir terbaik saya sekarang juga untuk ikut bersama anda."

"Tapi aku mau mereka membantuku secara diam-diam. Kalau sampai ayah tahu niatan untuk membunuhnya, aku yakin dia akan marah besar dan berujung membunuh penyihirmu."

Mereka berdua keluar dari ruangan Dylan. Dylan langsung memerintahkan beberapa penyihir terbaiknya untuk mengikuti Giovanni. Giovanni menyeringai tipis melihat kebohongannya dapat di terima dengan mudah oleh Dylan.

Giovanni sebelum keluar dari wilayah bangsa penyihir, menyuruh para penyihir yang mengikutinya untuk menyamakan bau tubuh mereka seperti para vampir dan itu merupakan hal yang mudah bagi mereka. Dengan cepat, mereka berubah percis seperti para vampir. Dari bentuk tubuh, kulit, dan bau. Giovanni tersenyum puas.

Giovanni menyembunyikan mereka di tempat terpencil yang tak akan mungkin anggota kerajaan datang ke tempat ini. Giovanni mulai menjelaskan strateginya. Para penyihir sempat protes karena mereka berpikir tidak akan semudah itu membunuh raja vampir. Tapi bukan Giovanni namanya jika tidak bisa meyakinkan mereka lagi. Akhirnya, itu semua berjalan sesuai keinginannya.

'Oh, ayah. Maafkan anakmu ini yang akan membawamu ke dalam kesenangan! Berterima kasihlah padaku, ayah!'

Tapi sebelum itu, Giovanni mempunyai rencana lain untuk para bangsawan yang pasti tidak akan terima akan kematian raja mereka. Maka dari itu, Giovanni memutuskan untuk membunuh semua para bangsawan vampir yang selalu mendukung ayahnya sekaligus yang ia benci.

Giovanni yakin dia akan berhasil seorang diri karena kekuatan Giovanni masihlah di atas para bangsawan-bangsawan vampir itu. Ia akan mempersingkat waktu untuk menjalankan semua rencananya ini karena ia sudah tidak sabar bertemu dengan Ambernya.

Sampailah ia di rumah salah satu bangsawan utama. Tanpa segan dan ragu, ia membunuh semua penjaga rumah besar itu hingga tak tersisa satupun kemudian berlanjut membunuh penghuni utama rumah tersebut.

Waktu berlalu dan Giovanni berhasil membantai habis semua para bangsawan vampir itu tanpa luka sedikitpun. Giovanni menjilat darah di tangannya. Darah seorang gadis yang hendak di jodohkan dengannya, Beatrix. Giovanni melihat hasil tindakannya itu dengan puas lalu ia tertawa dengan keras di atas salah satu mayat yang ia injak.

"BERSENANG-SENANGLAH KALIAN SEMUA DI NERAKA! DAN BIARKAN AKU HIDUP TENANG BERSAMA GADISKU! HA HA HA~"

Berita pembantaian semua bangsawan oleh Giovanni telah sampai ke telinga sang raja vampir. Dengan murka, raja Christ pergi mencari keberadaan Giovanni. Sesuai rencana Giovanni, para penyihir yang mengikuti raja Christ secara diam-diam merapalkan sebuah mantra sakti dan mengarahkannya kepada raja Christ tanpa sedukitpun pria itu sadari.

Kakinya berhenti merasakan sesuatu keanehan pada dirinya. Entah apa yang terjadi, tubuhnya terasa mulai melemah. Datanglah Giovanni di waktu yang tepat itu dengan tubuh berlumuran darah. Giovanni tersenyum menyeramkan dan menyeringai lebar melihat ayahnya yang seperti kesakitan menahan sesuatu.

"GIOVANNI! APA YANG TELAH KAU LAKUKAN!? KENAPA KAU.... UHUKK..."

"Jangan bicara lagi, ayah. Tubuhmu mulai melemah, kan? Bukankah kalau sudah seperti ini kau sudah tidak pantas menjadi seorang raja vampir? Biarkan aku saja yang menggantikanmu, ayah! HYAHHH!"

Giovanni saat itu juga langsung menyerang raja Christ dengan membabi buta. Meskipun tubuhnya perlahan melemah, namun ia masih bisa mengimbangi serangan Giovanni.

Para penyihir tidak mau kalah, mereka terus melancarkan serangan mereka. Salah satu dari mereka bertugas membunuh para prajurit yang mencoba membantu rajanya.

Pertarungan itu terjadi selama dua hari berturut-turut tanpa henti. Luka-luka yang di terima Giovanni sangat parah dan masa penyembuhannya juga melambat karena ia belum minum darah sedikitpun. Ia hampir ambruk tapi ia masih mencoba menahannya saat melihat kesempatan menusuk ayahnya dengan belati perak yang ia bawa sekarang.

Dengan sisa-sisa tenaganya, ia melesatkan seragannya ke posisi jantung ayahnya. Raja Christ dalam kondisi yang hampir kritis. Kesadarannya hampir saja habis. Ia mendapatkan luka yang tidak main-main. Ia sendiri bingung kenapa penyembuhan tubuhnya tidak bekerja sama sekali.

JLEB!

"....UHUK...!? A-Apa yang-... I-ini... Tidak mungkin!... UHUKK!"

Darah muncrat mengenai wajahnya dan pelaku penusukan itu. Raja Christ tidak punya kesempatan menghindari serangan terakhir Giovanni ini. Giovanni terus mencoba menekan belati itu ke jantung ayahnya. Raja Christ masih mencoba menghentikannya namun sudah terlambat. Belati itu sudah menancap sempurna.

Tubuh raja Christ ambruk. Dengan sisa kesadarannya yang masih ada, ia mencoba mengucapkan sesuatu. Giovanni bahkan tak membiarkan ayahnya itu bicara sedikitpun di akhir hayatnya, menendang keras kepala sang ayah hingga kepala tersebut terlempar jauh dari badannya.

"TIDAKKK!!!"

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now