#Extra 2 " Eiffel : Shortcut To Get You"

Start from the beginning
                                        

" harusnya aku yang berterima kasih karena Phi melindungi temanku dari mereka"


Ucap Paris, ia melihat bibir Nani yang berdarah. Dengan perlahan ia menyentuh darah itu dan menggunakan tissue untuk membersihkannya. Sangat abai dengan tatapan memuja dari Nani atau dari dua orang sepupunya yang justru seperti fujoshi yang kebagian moment idola fantasi mereka dari kejauhan.



" masih ada lagi yang sakit?"



Nani menunjuk perutnya, Paris mengangguk. Mereka menunggu Lucy dan Tu kembali lalu setelah lama mereka kembali Paris dengan polosnya meminta Nani membuka kemejanya yang jelas sempat membuat Lucy dan Tu terbatuk-batuk kaget. Apalagi dengan jiwa mereka yang seolah terisi penuh oleh kedekatan keduanya sebagai asupan jiwa liar mereka.



Nani?


jangan ditanya bagaimana ia sedang melayang ke langit 7 dan berterima kasih pada ibunya yang membuatnya harus keluar dari Power Summ sebelum bertemu dengan kesayangannya hanya karena ingin minum kopi di cafe dekat perusahaan. Dia menarik kembali sumpah serapah yang ia layangkan untuk orang yang melahirkannya ke dunia itu, sumpah serapah yang sempat ia ucapkan ketika melangkah keluar gedung sebelum bertemu dengan Paris yang ia yakini masih ada di perusahaan karena keluarganya masih ada disana lengkap dengan bodyguard yang selalu mengawasinya.

Nani yang melihat Lucy dan Tu yang ia yakini akan selalu berkeliaran bersama kesayangannya langsung menyapa dan berakhir mendengarkan tingkah random trio Summetikul sebelum orang-orang yang tidak Nani kenal mengganggu obrolan mereka. Secara refleks Nani menarik kedua sepupu Paris ke belakang tubuhnya, selain karena ia tidak suka perbincangannya tentang Paris diganggu dan Nani juga berniat menghentikan omong kosong seorang yang Lucy bisikkan jika dia adalah seniornya tentang bagaimana Dewjirawat tidak ada apa-apanya. Namun sebelum Nani siap si senior memukul Nani yang bahkan masih shock karena mendengar jika Paris pernah mematahkan kaki orang di hadapannya.



" apa masih sakit?"




Bagi Nani, pukulan itu tidak berarti namun jika itu tentang kesempatan bersama Paris tentu saja otak Nani berjalan dengan sinyal 5G-nya untuk berpikir hal tercepat dan logis untuk tetap bersama Paris.





" tidak apa-AW jangan disentuh!"



Nani sedikit meninggikan intonasinya ketika tangan Paris menyentuh lebam akibat pukulan di perut terbentuknya, ia memang mengatakan untuk tidak disentuh namun ia yakin dua gadis Summetikul yang sedang mengarahkan ponsel ke arah Paris dan dirinya tahu jika ia sedang berpura-pura. Dan sebenarnya tidak merasakan apa-apa selain rasa ingin memakan sosok di depannya dengan tatapan memujanya.



Paris mendesis.



" apa perlu kita ke rumah sakit? "


Nani menggeleng.



" nanti akan sembuh, ibuku bisa merawatnya di rumah"


" biklah kalau begitu, kami akan mengantarkan Phi pulang-Phi bawa kendaraan sendiri?"



" aku bersama orang tuaku mengadiri acara, tapi sepertinya mereka meninggalkanku karena acaranya sudah selesai"



Nani tidak bohong tentang ia yang terpaksa datang bersama kedua orang tuanya, dan juga tidak bohong tentang kemungkinan kedua orangtuanya akan meninggalkannya karena mereka pasti tahu jika Nani akan pulang setelah Nani puas dengan apa yang Nani cari.




" Phi Lucy-"


" iya, ayo habiskan makanan kita dan kita akan mengantar Phi Nani"

Paris tersenyum pada sepupunya yang memang menjadi supir diantara mereka bertiga. Lucy yang tertua dan Tu satu tahun di bawah Lucy.

Hidden Point Of ViewWhere stories live. Discover now