1. Fajar dan Antek-anteknya

241 44 0
                                    

Di masa depan, kamu mau punya rumah yang kayak gimana sih?

Oh ya, hari ini kayaknya aku mau double update hehe.

Happy reading ❤️

☀️☁️🌙


"Kemana... Kemana, kemana..."

"Ku harus... Mencari, kemana..."

"Kekasih tercinta..."

"Tak tahu di mana..."

"Lama tak datang ke rumah..."

"ASOLOLEEE."

Tiga asolole itu berjalan ke arah kantin sembari menyanyi dan berjoget ria. Kelakuannya mirip mas-mas kabupaten yang hobi dangdutan sambil mabok dan berujung tawuran.

Membuat orang-orang di sekitar mereka menatap ketiganya seperti melihat gajah yang memasuki perkampungan warga. Apalagi dengan penampilan yang super-duper-mega nyeleneh.

Habie memakai kacamata bentuk alien berbingkai hijau sambil bernyanyi dengan botol tumbler milik Ari. Nolan memakai wig rambut panjang blonde sambil membawa ecek-ecek yang membuatnya mirip tante girang. Ari memakai selendang bulu-bulu warna hijau neon dan bando berbentuk tanduk iblis merah.

Habis praktek teater untuk mengajari adik kelas, membuat otak anak-anak itu terganggu rupanya.

Ada beberapa orang yang diam-diam merekam ketiganya. Siapa tau bakal viral, akun mereka ramai dan jadi seleb dadakan. Yakan...

"Heh loser!" Panggilan tak asing itu datang dari arah belakang.

Mereka berbalik dan seperti dugaan, mendapati Fajar dan antek-anteknya berjalan dengan tampang sok kul. Ada pacarnya di samping, menggandeng tangan Fajar sambil melirik-lirik sinis.

"Idih idih, kenape nih bocah?" sinis Nolan sambil menyisir-nyisir bagian bawah rambut panjangnya dengan tangan. "Siapa Lo?" tanya Habie dengan nada super nyebelin.

"Dih, sok banget sih!" cerca cewek Fajar. Yang dibalas, "Beneran nggak keliatan Jamaludin!" oleh Habie.

Ari menurunkan kacamata Habie dilanjut menoyor kepala bocah itu. "Bego sia."

"Oh, ente. Kenapa hah?" Habie memandang remeh ke arah Fajar. Hal itu membuat yang dipandang mengeratkan giginya kesal. "Lo nggak usah pura-pura, ya. Lo kan yang ngejebak temen gue?!"

"Sorry banget ya sobat, gue mau makan. Jangan sampe Lo yang gue makan!" sahut Ari galak. Konon katanya, cewek kalau lapar bakal jadi singa.

Cewek itu langsung putar balik, meninggalkan Fajar dengan antek-anteknya yang kemudian diikuti Habie. Dan Nolan yang mengibaskan rambut palsunya, membuat geng Fajar mundur karena kaget. Lalu anak itu mengikuti jejak kedua temannya.

Fajar berniat menyusul, namun ditahan oleh sang kekasih. "Woy yatim piatu!!" teriak Fajar yang sukses membuat tiga orang itu berhenti. "Hahaha, bukanya cuma satu? Kok tiga-tiganya yang berhenti?"

Habie yang pertama balik badan, disusul Nolan dan Ari. "Ri, yes gue serang sekarang. No, gue serang besok," bisik Habie.

"Bentar."

Ari mengangkat pandangannya. Fajar masih dengan seringai remehnya. "Temen gue bilang begitu, besoknya bapaknya jadi ubi."

Otomatis Fajar melesat ke depan, berniat melayangkan tinju ke arah Ari dan seharusnya tau akan dengan mudah ditahan oleh si belut licin. Habie. "Bagus juga reflek Lo."

The Shades [Selesai]Where stories live. Discover now