Chapter 11

6 2 0
                                    

Chapter 11 : Zero Day – Tenang Sebelum Badai.

(A/N : Mohon maaf kalau saja bab ini terlihat aneh, soalnya authornya author menulis ini, di saat author sendiri sedang dalam mood yang buruk. Semoga kalian bisa menikmatinya ya~ Selamat membaca~)

=-----=-----=-----=-----=

Di dalam suatu ruangan tertentu yang berada di dalam sebuah gedung yang terletak di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Jadi, apa yang sebenarnya sedang kamu rencanakan, Bos?"

Dafa yang mendengar pertanyaan itu dari wanita yang berdiri di depannya ini, dia pada awalnya hanya ingin diam saja, tapi setelah merasakan tatapan yang tidak begitu menyenangkan dari Berserker of Black, remaja tersebut berakhir memutuskan untuk menjelaskannya saja.

"Aku hanya ingin sedikit bersenang-senang saja. Tidak kurang, dan tidak lebih."

Lagi pula, meskipun Dafa memang memutuskan untuk menjawabnya, tapi itu bukan berarti dia akan menjawabnya dengan memberitahukan mereka semuanya, karena dia juga masih menginginkan privasi.

Sementara wanita yang tadi bertanya mulai sedikit memahami maksud di balik perkataan itu, tapi hal tersebut tidak berlaku untuk Morgan.

"Itu bukanlah jawaban, Dafa. Sebagai Ratu mu, aku memerintahkan mu untuk menjawabnya dengan benar."

Melihat Morgan yang begitu serius dengan kata-katanya itu, Dafa berakhir menghela nafasnya dengan penuh rasa letih, karena...

"Meskipun kamu mengatakannya seperti itu, tapi aku memang berpikir untuk bersenang-senang di dalam perang ini."

"Lagi pula, hal ini cukup bagus untuk mengalihkan pikiranku dari permasalahan-permasalahan yang menyebalkan itu."

Morgan yang mendengar hal itu segera mengangkat salah satu alis miliknya, karena Berserker tersebut benar-benar tidak melihat kebohongan apapun di dalam setiap kata-katanya ini, sementara wanita lain yang ada di sana malah terlihat mulai memasang ekspresi wajah penuh rasa bersalah.

"Bos, aku minta maaf kalau aku malah membebanimu dengan masalah dari perusahaan ini." Dia terlihat segera membungkuk, malahan lebih terlihat seperti bersujud di depan Dafa, yang tentu saja, remaja tersebut segera menarik tubuhnya untuk berdiri, karena...

"Bisa kamu hentikan tingkah laku mu yang aneh itu, Pantalone. Ini tidak lucu sama sekali. Bukannya kamu biasanya tidak akan melakukan hal seperti itu?"

Morgan yang mendengar keseriusan di dalam perkataan darinya tampak begitu terkejut, sebelum dia menggunakan kemampuan Fairy Eye miliknya untuk melihat kebenaran di balik kata-kata dari wanita tersebut, yang tentunya segera membuat kedua matanya berkedut.

'Bagaimana dia bisa mengatakan kebohongan seperti itu? Sampai-sampai membuat orang sepertiku pun mempercayainya?'

Itu benar sekali. Dengan Fairy Eye miliknya, Morgan segera menyadari, kalau setiap perkataan yang dikatakan oleh wanita tersebut memanglah sebuah kebohongan, kecuali di bagian minta maafnya.

Setelah terekspos, Pantalone malah terkikik, sebelum dia bangkit dan segera duduk kembali di kursi miliknya.

"Kamu masih memiliki mata yang bagus seperti biasanya, Bos~ Aku pikir, sejak kamu berhenti muncul dari dua tahun yang lalu, kemampuan mu akan menurun, tapi tampaknya malah sebaliknya."

Dafa mengabaikan kata-kata dari wanita Pantalone itu dan malah lebih memilih untuk melanjutkan ke topik yang sesungguhnya, sambil kembali duduk di kursinya.

"Oke, berhenti bercandanya. Karena, kita sekarang perlu mencari tahu alasan dari kemunculannya Holy Grail War di kota ini."

"Bukannya hal itu terjadi karena lelucon yang kamu buat?" Pantalone segera mengatakan hal itu dengan penuh kebingungan, yang tampak malah membuat ekspresi penuh kebingungan muncul di wajah remaja tersebut; "Tidak, aku tidak ingat pernah membuat hal semacam itu."

Fate: ReibekienМесто, где живут истории. Откройте их для себя