Sepuluh

61 7 0
                                    

"Hei suara apa tadi?!" Pangeran Trezio dan yang lain nya berlarian menghampiri Ravel dan Putra Mahkota Jeremy.

Melihat ada serpihan kaca dilantai, mereka semua terkejut. Di tangan Ravel pun terdapat luka gores yang mengeluarkan darah.

"Kau baik-baik saja?" Putri Yemi meraih tangan Ravel dan meniup luka nya.
"Oh...aku baik-baik saja Yang Mulia. Aku juga baru sadar ada luka ditanganku." Balas Ravel.

"Apa yang terjadi? Kenapa ada banyak serpihan kaca?" Tanya Putri Mahkota Irena.
"Ada seekor kunang-kunang luar biasa masuk dan ditangkap oleh Ravel." Jawab Putra Mahkota Jeremy.

"Kunang-kunang luar biasa?" Pangeran Trezio terheran.
"Dia bukan makhluk sembarangan. Kunang-kunang itu berhasil menghancurkan toples kaca." Sambung Putra Mahkota.

Ravel menyambung, "tapi kunang-kunang itu memberikan sebuah informasi. Diluar sana ada penyihir ilmu hitam yang mengincar janin Putri Mahkota Irena."

"Apa?!"

Putri Mahkota Irena reflek langsung menutupi perut nya.
"Tidak akan pernah ada yang bisa mengambil bayiku!"

"Tenang Yang Mulia, aku sudah punya rencana. Aku akan mulai dengan membuat pedang baru campuran dari pedang Putri Windy dengan pedang Daniel, lalu akan diisi dengan kekuatan dari aku, Pangeran Saga, Pangeran Trezio dan Putra Mahkota." Ucap Ravel.

"Kenapa hanya mereka?" Tanya Putri Joanne.

"4 elemen utama, air, api, udara, tanah." Sahut Raja Gilbert yang baru saja bergabung.

"Kau cerdas nak. Pedang dengan kekuatan 4 elemen utama itu bisa menghancurkan sihir hitam." Ucap Raja Gilbert.

Ravel membungkukan tubuh nya "terima kasih atas pujian nya Yang Mulia."

"Kapan kau akan membuatnya?" Tanya Pangeran Trezio.
"Lebih cepat lebih baik." Jawab Ravel.

"Apa yang kalian butuhkan? Aku akan bantu menyiapkan." Ujar Putri Sherinn.
"Aku hanya perlu sebuah ruangan yang cukup besar. Tapi tolong, jangan ada yang mendekat." Ravel menatap Putri Sherinn dan yang lain nya bergantian.

"Aku akan segera siapkan ruangan nya."

Putri Sherinn langsung berlari mencari ruangan yang bisa digunakan. Sementara Ravel langsung mengambil pedang Putri Windy dari tangan Pangeran Saga.

"Kau rela pedang ini dihancurkan?" Ravel menatap Pangeran Saga.
"Tentu saja. Ini demi kebaikan kita semua." Pangeran Saga mengangguk.

Setelah hampir satu jam, Putri Sherinn akhirnya selesai mempersiapkan ruangan nya. Segera Ravel bersama Pangeran Saga, Pangeran Trezio dan Putra Mahkota Jeremy masuk ke ruangan itu.

"Kumohon, jangan ada yang mendekati ruangan ini." Ucap Ravel.

"Kami akan menunggu di luar. Semoga kalian berhasil." Putri Mahkota menganggukan kepalanya.

Ravel langsung menutup pintu dan mengunci nya dari dalam.
Saat pintu sudah terkunci, Pangeran Saga langsung menyalakan semua obor yang berada diruangan itu. Putra Mahkota Jeremy dan dua adiknya itu langsung memakai jubah kerajaan Vamouz. Sementara Ravel langsung memakai jubah putih milik Putri Windy yang selalu ia bawa.

Dua pedang yang akan dihancurkan itu kemudian disimpan di tengah meja bundar yang sudah disiapkan. Tangan kiri Ravel langsung terangkat dan diarahkan nya ke arah dua pedang itu.

"Yang Mulia, bisakah kalian mundur sebanyak tiga langkah? Aku takut serpihan nya akan melukai kalian." Ucap Ravel.

Tiga Pangeran itu akhirnya mundur sesuai dengan anjuran Ravel.

Benar saja, dua pedang yang disimpan di meja itu langsung terangkat di udara dan berputar saling berlawanan arah. Pergelangan tangan Ravel terlihat memutar dengan jari-jari nya yang mulai direntangkan. Saat tangan nya itu dikepalkan sekuat tenaga, pedang yang terangkat di udara itu seketika hancur dan melebur menjadi lelehan besi.

"Wah...ini pertama kalinya aku melihat proses ini. Dia benar-benar luar biasa." Bisik Pangeran Trezio.

Setelah lelehan besi itu menumpuk di meja, tangan kanan Ravel pun kini mulai bergerak dan keluarlah cahaya berwarna merah yang menyilaukan. Kedua tangan Ravel kini terangkat sebatas dada dan lelehan besi itu kembali terangkat dengan cahaya merah disekeliling nya.

"Yang Mulia! Sekarang saatnya!!" Teriak Ravel.

Dengan sigap, Putra Mahkota Jeremy mengarahkan tangan nya ke arah lelehan besi itu dan mengeluarkan kekuatan nya dengan sinar kuning yang memancar keluar.
Sementara Pangeran Saga secara mengejutkan memancarkan kekuatan api berwarna biru yang merupakan api abadi yang sulit dipadamkan. Diikuti oleh Pangeran Trezio yang menyusul mengeluarkan kekuatan nya dengan memancarkan sinar berwarna hijau.

Empat kekuatan itu akhirnya bersatu didalam sebuah senjata yang kini mulai terbentuk. Namun ternyata kekuatan mereka tak cukup untuk menyusun kembali pedang itu.
Entah masuk dari mana, kunang-kunang biru yang ditemui oleh Ravel dan Putra Mahkota tadi datang dan membantu membentuk pedang itu dengan menyalurkan kekuatan nya.

Pangeran Saga dan Ravel merasakan energi yang familiar secara bersamaan. Namun mereka memilih untuk mengabaikan rasa itu dan terus berfokus pada proses pembentukan pedang. Saat pedang berhasil terbentuk dengan sempurna, dengan sendiri nya pedang itu berputar lalu bersinar memancarkan cahaya berwarna kebiruan. Tanpa dikendalikan siapapun, pedang itu tiba-tiba menghantam kunang-kunang biru tadi sehingga muncul ledakan kecil.

"Menjauh!"

Ravel dan yang lain langsung mundur menghindari ledakan itu.
Saat itu ruangan penuh dengan asap berwarna biru yang cukup pekat. Namun tak lama, sinar biru itu mulai meredup dan muncul siluet manusia dibalik asap yang perlahan menghilang.

"Siapa itu?!" Putra Mahkota langsung menarik pedang nya.
"Seorang wanita?!" Pangeran Trezio terkejut.

"T-tunggu dulu." Pangeran Saga menurunkan pedang milik Putra Mahkota dan maju sendirian mendekati siluet manusia itu.
"Jangan gegabah!" Pangeran Trezio menahan Pangeran Saga.

Tanpa berkata apapun, Pangeran Saga melepaskan pegangan adiknya itu dan nekat mendekat.

"Mustahil...Reve ah maksudku Ravel...ini tidak mungkin kan? Aku yakin kau memiliki pemikiran yang sama dengan aku." Pangeran Saga menatap Ravel yang kini juga menunjukan ekspresi terkejut seolah tak menyangka dengan apa yang terjadi sekarang.

"Apa maksudnya ini? Aku tidak mengerti." Tanya Putra Mahkota Jeremy.

Suara Pangeran Saga kini terdengar semakin bergetar menahan emosi. Saat asap itu sudah sepenuhnya hilang, terlihat jelas lah siapa sosok wanita itu.

"Ini tidak mungkin..." Pangeran Saga kehilangan kata-kata.

"...." Ravel hanya terdiam kehabisan kata-kata.

TBC

(Gambaran warna kekuatan Ravel, Pangeran Saga, Putra Mahkota Jeremy dan Pangeran Trezio.)

Terima kasih sudah mampir untuk membaca~ Jangan lupa untuk Vote, Comments dan Share cerita ini ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih sudah mampir untuk membaca~
Jangan lupa untuk Vote, Comments dan Share cerita ini ya. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank You💙

Dark Velvet : Feel The RhythmWhere stories live. Discover now