huit . Chapter 8

95 12 0
                                    

Akhirnya pagi pun tiba. Semuanya bangun satu per satu, kemudian duduk di atas tikar dengan mata setengah tertutup.

Eunchae melirik jam tangannya. Jam lima pagi.

Merasa ingin buang air kecil, Eunchae bangun dari duduknya kemudian berjalan menuju toilet. Ia membuka resleting tendanya, kemudian keluar dan matanya terbelalak.

Apa ini? Mengapa semuanya menjadi seperti ini? Sejak kapan?

Eunchae terdiam menatap sekelilingnya. Darah berceceran di mana-mana, Eunchae mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang berkaitan dengan ini.

Ia kemudian menutup mulutnya terkejut saat melihat temannya menggigit tentara yang berusaha melawannya. Sebagian besar ada yang tumbang, tapi ada beberapa yang tidak terkena tembakan.

Aneh, padahal suara tembakan itu keras sekali, kenapa ia tidak terbangun dari tidurnya?

Eunchae berlari menuju temannya itu, berusaha menghentikan aksi yang dilakukan temannya.

"Kai! Sadar! Lo ngapain?!" ucap Eunchae panik.

Kai menoleh, kemudian menatap Eunchae. Ajaibnya, aksi Kai berhenti begitu saja saat melihat mata cantik Eunchae. Bola mata Kai yang sudah memutih itu menatap Eunchae lekat, kemudian jatuh terduduk.

Seketika Kai tumbang. Eunchae kembali terkejut, ia menutup mulutnya setengah berteriak.

Mengapa? Ada apa? Kenapa Kai tiba-tiba diam?

Melihat keadaan sekitar yang cukup mengerikan, Eunchae kembali ke tenda tempat ia dan teman-temannya beristirahat, kemudian menyampaikan berita yang barusan ia lihat.

Eunchae masuk ke tenda dengan buru-buru, kemudian membereskan semua barang bawaannya dan memberitahu semua temannya.

"Tempat ini udah gak aman, kita harus pergi!" ucap Eunchae terburu-buru dengan suara yang bergetar.

"Hah? Kenapa?" tanya Soobin.

"Lo bisa liat sendiri di luar," ucap Eunchae.

Soobin melangkahkan kakinya ke arah luar, kemudian jatuh terduduk melihat keadaan sekitar. Keningnya mengerut ketika melihat sesuatu yang mirip seperti yang ia ketahui.

Soobin berlari menuju tempat itu, kemudian berhenti mendadak dan mundur selangkah. Itu memang Kai!

"K-Kai...," ucapnya lirih.

Tak lama setelah itu, Eunchae, Kazuha, Sakura, dan Beomgyu ikut keluar menghampiri Soobin dan memberikan reaksi sama terkejutnya ketika melihat Kai yang terbaring di tanah dengan mata terbuka.

"K-Kai..., kenapa bisa?" ucap Beomgyu terbata-bata.

Satu air mata mengalir dari mata besar Sakura. Bukankah para tentara itu pernah mengatakan bahwa Bandung merupakan tempat yang aman? Tempat yang tidak bisa dimasuki oleh sesuatu yang berhubungan dengan zombie.

Kemudian setelah itu, suara langkah kaki terdengar cepat. Mereka semua menoleh ke belakang, lalu terlihat beberapa tentara lain menghampiri mereka.

"Kita terlalu lengah," ucap tentara yang satu pada tentara yang lain.

Tentara yang lain mengangguk. "Tempat ini udah gak aman," ucapnya. Tentara itu kemudian menoleh pada Eunchae dan teman-temannya, "Kalian bisa bantu kami?" tanyanya.

Eunchae menatap teman-temannya, kemudian kembali menatap tentara itu. "Bantu apa?" tanyanya dengan suara yang agak bergetar.

Tentara itu menghela napasnya. "Kalian cek semua tenda, pastikan orang yang selamat masih ada dan ajak mereka bergabung. Kami akan menyiapkan transportasi untuk pindah," ucapnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DISEASE || TXT, LE SSERAFIMWhere stories live. Discover now