trois . Chapter 3

84 12 0
                                    

"Gue bakal jalan sendiri ke pojok koridor buat taruh HP ini. Gue juga bisa sekalian pancing zombie-zombie yang ada di sini buat turun ke bawah," ucap Yeonjun mantap.

"Apa?! Lo gila? Gimana lo bisa ngelakuin itu, Yeonjun?! Susah buat balik ke sini kalau udah dikejar!" ucap Beomgyu.

"Gue bisa berkorban, Beomgyu!" bentak Yeonjun agak keras, tapi tidak berteriak.

"Jangan, Yeon. Please, jangan. Gue gak mau kehilangan temen lagi. Cukup Taehyun yang berkorban buat kita," jawab Soobin.

"Gak ada cara lain, Bin."

"Kenapa gak anak ini aja yang berkorban?" tanya Kai julid sambil menoleh ke arah Yunjin.

"Apaan, sih?! Kok gue?!" ucap Yunjin.

"Gak usah berantem. Biar lebih adil, mending kita pake pemilihan aja," ucap Sakura

Sakura mengambil bukunya yang ada di tasnya itu, kemudian merobek beberapa lembar kertas. Ia menggulung kertas itu sehingga menjadi sebatang kertas.

"Siapa pun yang dapat batang paling pendek, dia harus taruh HP Kai di pojok koridor," ucap Sakura yang diangguki semua orang.

Sakura kemudian mengacak gulungan kertas itu, dan menaruhnya di lantai.

"Tutup mata kalian."

Semuanya menurut. Kemudian mereka mulai mengambil gulungan kertas yang dibuat Sakura dengan mata yang tertutup.

Setelah semuanya mendapat kertas, mereka membuka matanya dan melihat gulungan kertas yang mereka dapat.

Rei menatap tangannya dengan pandangan kosong, kemudian meneteskan air matanya. "Itu gue," ucapnya berusaha tersenyum.

Chaewon sontak memeluk Rei disertai tangisannya. "Kenapa harus lo, Rei?"

"Emang udah bagiannya gue. Tenang, gue bakal berusaha balik," ucap Rei. "Ayo bergerak, kita gak punya banyak waktu. Sekarang udah pukul 17.27."

Semuanya bangkit dari duduknya, termasuk Rei. Ia menatap semua orang, kemudian membuka pintu kelas perlahan.

Rei menoleh kanan dan kiri, kemudian berjalan perlahan ke arah barat dengan jantung yang berdegup kencang. Ia berjalan perlahan dan perlahan, sampai akhirnya alarm yang ada di HP Kai yang saat ini masih dipegangnya berbunyi keras.

Sontak para zombie yang ada di sekitar Rei pun menghampirinya, dan mengejar Rei yang kini sudah kelabakan. Bukannya berlari dengan diam, Rei justru berteriak membuat lebih banyak zombie yang menghampirinya.

"KALIAN ZOMBIE SIAL*N! GUE GAK BAKAL MAAFIN KALIAN SEMUA! GARA-GARA KALIAN, GUE KEHILANGAN SAHABAT GUE! ZOMBIE BRENGS*K!" teriak Rei berlari menuju lantai bawah sekolah.

Bukan hanya zombie dari koridor kelas 12 saja, namun zombie dari koridor kelas lain juga turut mengejar Rei yang berlari ke lantai bawah.

Melihat Rei sudah turun, semua anak-anak yang semula berdiam diri di kelas 12-3 pun mulai mencari tempat yang sekiranya masih aman untuk mereka tempati. Mendengar teriakan Rei, Beomgyu memiliki ide.

"Gimana kalau kita ke lantai bawah aja? Supaya kita juga gampang keluar dari sekolah," ucap Beomgyu. "Lagian Rei juga udah sampe lapangan," lanjutnya.

Yeonjun mengangguk. "Kita ke ruangan siaran sekarang."

























































Mereka berjalan menyusuri koridor yang sepi dan gelap ini demi menuju ruang siaran. Yeonjun mengurungkan niatnya untuk pergi ke atap karena atap sangat jauh dari gerbang sekolah, sehingga akan sulit bagi mereka untuk melarikan diri nantinya.

DISEASE || TXT, LE SSERAFIMWhere stories live. Discover now