Part 3

6.8K 637 19
                                    

        Becca menggeliat sebelum membuka matanya. Dia merasakan tubuhnya pegal-pegal.

"Ahh"

Dia kaget luar biasa melihat ada orang di sisi tempat tidurnya. Kemudian kesadarannya pulih bahwa dia telah menikah membuatnya buru-buru membekap mulutnya.
Dia mengelus dadanya lega. Teriakan kecilnya tidak membangunkan wanita yang tampak masih pulas.

'Bersikaplah seperti seharusnya seorang istri bersikap' ucapan Freen berkelebat di pikirannya.

Dia mendengus kecil.
Baiklah dia akan bersikap seperti seorang istri.
Perlahan Becca membawa tubuhnya turun dari ranjang. Dia butuh membasuh wajahnya sebelum pergi ke dapur lalu menjadi istri yang baik dengan membuatkam sarapan.
***

      Di dapur Becca sedang melihat-lihat isi kulkas untuk membuat sarapan namun dia tidak mendapatkan bahan yang diinginkannya selain telur dan susu. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Bingung harus membuat apa jika hanya ada telur.
Mata indahnya menyisir seluruh isi dapur, kemudian dia bergerak untuk membuka seluruh kabinet dan menemukan roti tawar yang masih utuh belum terbuka.
Becca yang memang mahir dalam memasak segera mengambil roti tadi. Dia akan membuat sandwich isi telur. Bukan salahnya jika Freen tidak suka karena hanya ada ini di dapur.

Becca heran Freen kan orang kaya kenapa tidak memiliki bahan makanan di rumahnya.

     Gadis itu tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat sarapan yang super simple tadi.
Dia meletakkan sandwich tadi di meja setelahnya dia memanaskan susu.
Begitu siap dia kembali ke kamar untuk membangunkan Freen.

Melihat Freen yang masih pulas membuat Becca ragu harus membangunkan atau membiarkannya saja tapi jika tidak dibangunkan sekarang sandwichnya akan dingin dan tidak enak.

      Sibuk menimbang-nimbang Becca tidak sadar jika Freen sudah membuka matanya. Wanita itu menatap Becca dengan heran.

"Apa yang kamu lakukan?"

Pertanyaan Freen mengejutkan Becca. Gadis itu nyaris merasakan jantungnya seperti akan lompat dari tempatnya.

"Bec.."

"Ahh, aku ingin membangunkan kakak tapi."

"Lain kali bangunkan saja, tidak perlu takut," potong Freen tahu apa yang ada dipikiran Becca.

Wanita itu beranjak dari kasur dan langsung ke kamar mandi tanpa berkata apapun. Becca yang melihatnya kembali salah tingkah.
Hari pertama menjadi istri orang asing cukup membuatnya sedikit stres. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Kenapa masih berdiri di situ?"

Becca menarik nafas panjang, lagi-lagi Freen membuat dirinya terkejut. Kenapa wanita ini suka sekali mengejutkannya.

"Aku sudah membuat sarapan," kata Becca pelan.

Freen mengerutkan keningnya heran.

"Memangnya ada bahan?" tanyanya karena seingatnya dia tidak menyetok apa-apa di apartementnya ini karena memang dia tidak tinggal disini, sebelumnya dia tinggal di rumah bersama ibunya namun ibunya sudah memberi ultimatum bahwa setelah menikah dia harus angkat kaki dari rumah ibunya.

Bukan apa-apa, ibunya ingin Freen menghabiskan waktunya dengan Becca dan dia juga tidak ingin ikut campur urusan rumah tangga anaknya.

Jadi di apartemen inilah dia membawa Becca untuk tinggal.

"Ada telur dan roti," jawab Becca
Mungkin Nam, karena hanya dia yang bisa mengakses apartemen ini selain dirinya, pikir Freen.

"Ya sudah ayo," ajaknya.

The Right Things (Complete)Where stories live. Discover now