"Kenapa anda menggemparkan satu negara dengan bilang jika anak itu masih hidup?" Tanya Revalina.

"Revalina, jika kita menyembunyikan fakta akan semakin banyak korban berjatuhan. Saya memberitahu media bukan tanpa alasan, setidaknya wajahnya akan terpapar jelas. Dan semakin mudah menemukannya bukan?" Jelas Lingga.

"Seperti biasa anda tidak pernah mempertimbangkan keputusan yang anda ambil." Kesal Revalina lalu keluar dari mobil.

Sementara itu di rumah Lian, ia dan kakaknya sedang resah dengan pemberitaan Galang yang masih hidup. Audrey mondar-mandir di depan tv sambil mencoba menelpon Bima dan yang lainnya tapi nihil. Ia mulai geram lalu berjalan menuju kamar begitupun Lian. Ia langsung menyambar jaket di gantung baju lalu memakainya, ia keluar bersama dengan kakaknya yang sudah mengenakan jaket serta ransel di punggungnya.

"Jalan satu-satunya emang ke desa." Ucap Audrey.

Bima duduk santai di pasir dan berhadapan dengan laut, suasana laut malam itu terbilang sangat gelap karena minim penerangan. Ia tak takut, Bima duduk dengan santai sambil menutup kedua matanya lalu menghadap ke arah langit.

"Akhirnya ketemu." Mata Bima terbuka perlahan saat mendengar suara wanitanya di belakangnya. Ia menoleh ke arah belakang lalu tersenyum dan menepuk pasir di samping kanannya. Wanita itu tersenyum lalu duduk di samping Bima.

"Mulai besok atau lusa hidup dengan nama Alsava itu bagus dek." Ucap Bima dengan memandang wajah wanita di sampingnya.

"Mungkin aja, tapi hidup sebagai Rani adalah sesuatu yang spesial di hidup gue." Jawab wanita yang ternyata Alsava.

"Identitas lo emang Rani, tapi sekarang nama lo Alsava. Jalani hidup lo sebaik mungkin dengan nama itu dek, setelah semuanya selesai gue akan datengin lo dengan senyuman kebahagiaan." Bima mengelus rambut Alsava.

"Dan gue bakal nunggu lo terus meluk lo seerat mungkin sampe lo sesek nafas kak." Tambah Alsava sambil tersenyum ke arah Bima.

Dari kejauhan Arga dan Neva menatap kedua kakak adik itu dengan pandangan sendu sekaligus tak percaya. Mereka awalnya tak percaya saat Alsava mengatakan jika ia adalah adik Bima di rumah sakit beberapa waktu lalu. Dan pada akhirnya mereka mempercayai Alsava walaupun masih ada sedikit keraguan.

"Wajah Alsava beneran di ubah." Ucap Neva.

"Tapi Galang masih kenal." Tambah Arga.

Neva reflek menarik Arga untuk berjongkok saat melihat segerombolan laki-laki berjas hitam tengah berjalan sambil menyeret wanita yang tangannya diikat kebelakang. Bima dan Alsava juga melihat mereka, Bima menatap wanita itu dengan serius.

"Nana." Lirih Bima lalu berdiri diikuti oleh Alsava

"Ini kesempatan gue masuk ke pulau, Alsava tolong bilang ke Smith." Bima menatap Alsava dengan serius.

Sementara itu Neva dan Arga masih menatap pria berjas tersebut lalu tersadar saat melihat Bima berjalan pergi ke arah segerombolan pria berjas tersebut. Keduanya langsung berlari ke arah Alsava.

"Itu ngapain Bima?" Tanya Neva.

"Kita harus cepetan ke penginapan buat ngasih tau kalo kak Galang udah menyusup ke kapal menuju pulau." Alsava menarik tangan Neva lalu pergi diikuti oleh Arga.

©©©

Kevin saat ini sudah sampai di pulau. Ia berjalan keliling melihat kegiatan di yayasan dengan seksama. Ia berhenti saat melihat anak kecil sedang duduk di depan kamar sambil memeluk kedua lututnya. Kevin berjalan pelan menuju anak tersebut lalu berjongkok di depannya.

Bima SaktiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu