Geleng geleng kepala lah itu si [Name].

—album✩‧

"Sip."

Berdirinya mereka berdua berhadapan satu lama lain, Istrinya itu sedang mengikatkan dasi milik sang Suami.

Tangan [Name] yang berusaha memasangnya dengan teliti, lalu sampai ke tahap akhir sampai rapih.

"Makasiih, Istrikuu!"

"Hati hati, yaa."

Sebelum bergerak ingin menempuh jalan—pandangan gadis itu tertuju denga benda yang Duri kalungkan di lehernya. Sebuah benda yang bisa menangkap sebuah kejadian atau tempat secara fisik. Iya, itu kamera.

Karena penasaran, terbukalah itu mulut milik puan.

"Kamu ngapain bawa kamera?"

"Ah.. aku itu photographer."

"Loh..?? terus ngapa pake jas gini kayak orang kantoran?"

Sebuah cengiran Duri keluarkan di raut wajahnya, tangannya sambil memegang kepala. Manik matanya ia arahkan ke arah samping.

"Ya.. aku juga kantoran, heheh."

"Yang benerr?"

"Mau bulanan berapa?"

"Oke, aku percaya."

Duh, semua cewek sama aja.

Niatnya sih hanya bercanda, tetapi benar, kok. Duri itu sedang ngantor dan magang jadi photographer. Niatnya ingin jadi juragan lahan gitu, tetapi ada saja sesuatu yang menganggunya.

"Buru gih, pergi. Kok masih di sini?"

"Anu, [Name..] ini hari apa?"

"Senin."

"NAH, KAN. AKU LUPA KALO AKU LAGI AMBIL CUTII! Duh, padahal udah siap siappp.."

"Hah..? kamu gimana, sih? capek capek aku ngiket ntu dasi, malah gajadi. Bikin aku kepo juga malahan."

"Heheheh, sori.. aku ga sadar."

"Sora sori, iyalah itu."

"Gini, deh! [Name] kepo, kan? gimana kalo aku kasih tau sesuatu?"

"Hm?"

"Yuk, masuk dulu."

Ajakannya tak mungkin ia tolak, menurutlah si [Name] karena penasaran. Habisnya, tiba tiba jadi serius banget.

Sesudah mengganti pakaian, Duri menghampiri [Name] yang kalem sedang membaca buku di sofa panjangnya itu.

"Dor!"

"—EEH, KAMBING!"

"Pfft—hahaha! [Name] masih kagetan kayak dulu, yaa~"

"Haish, Duri, kamu udah gede. Jangan beginian deh, jantungku meledak nanti."

"Ih, katanya aku masih bayi?? hayo?"

"Itu—itu bener, sih. Ish, yaudah kenapa?"

Sebenarnya [Name] tak suka basa basi kalau rasa keponya sudah berapi-api, mirip mirip dengan Abangnya Duri, ya. Tapi lain, [Name] agak masih tau diri.

Lelaki itu duduk bersampingan dengannya, lalu mengeluarkan sebuah album besar dari tangannya. Ia tunjukkan itu sambil tersenyum manis [Name].

"Album?"

"Bukan sembarang album, loh."

Kemudian tangannya itu ia gerakkan untuk membuka lapisan tebal yang pertama.

Awal awal, di satu halaman saja sudah ada sekiranya lima foto yang terpajang. Fotonya juga bermacam-macam, manik mata [Name] juga reflek membesar—terpukau dengan hasil potret Duri.

"Ini di Gor, ya? keren.. Kak Hali, Kak Solar, Kak Gem lagi main basket. Oh, itu Kak Blaze, ya? keren, main sepak bola! terus ini Kak Upan? wah, dia bultang, ya."

"Hehehehe, iyaapp, keren banget kan mereka!"

"Mhm, banget! oh, ya.. Kak Ice sama Kamu mana?"

"Oh.. itu sih, kalo Bang Ice gak ikut, Katanya mau tidur. Aku.. ikutan ngefoto aja, kok."

"Eh?? nggak ikut salah satunya?"

"Nggak, hehe."

Melihat senyuman itu, [Name] terdiam sambil heran, rasa penasarannya tambah berapi-api minta penjelasan. Ia tak tinggal diam, ia masih berani membuka mulut untuk bertanya.

"Kenapa?"

Satu kata saja, sudah membuat Duri banyak berfikir untuk menjawabnya. Ia lantas terdiam, untuk sementara.

"Karena.. hahaha, gimana ya bilangnya?"

"Hm?"

Sembari menunggu jawaban yang jelas, [Name] terus terusan menatap sang lelaki dengan raut wajah gundam sendiri.

"Kalau ngerasa nggak enak, abaikan aja gapapa, kok."

"Bukan gitu, bukan hal yang harus dirahasiakan juga buat [Name], kok! justru kamu harus tau ini, sih."

Aduh, maafkan Duri yang kebingungan malah bikin rasa penasaran makin menjadi-jadi.

"Itu ya, karena aku lemah aja."

"Eh?"

Duri memenjamkan matanya sebentar, dirinya sambil tersenyum pilu menatap foto foto tersebut.

"[Name] lihat mereka, kan? kuat, keren, gagah juga. Hal begitu, pasti nggak cocok sama aku."

"..."

Ketika mengatakan itu, Duri sama sekali terdiam sebentar. Menyadari tak ada sahutan apapun, ia menoleh ke gadis di hadapannya.

Dengan pandangan penasaran, gadis itu sedang termenung. Masih menatap foto yang ada—lalu melihat ke dirinya.

"... Lemah?"

—album✩‧

bimsalabim update, dwar 📢

aku baru up ini akahskshs egk aph, msh ada beberapa, ((iya, walau ga seberapa tapi beberapa sdh ckp)) yg menunggu, makasih ya sdh stay tune baca ini!

sehat sehat kalian </3

see you! Insya Allah bsk ak up aamiin 

albumWhere stories live. Discover now