Chapter 23 - Was It?

380 78 11
                                    

Ada yang aneh dengan ketenangan hari ini.

Sebab sejak tadi, Celine tidak merasakan adanya kehadiran Kievara di kampus. Tidak sekalipun matanya mendapatkan sosok Kievara disana, bahkan sampai sang gadis dengan sengaja mendatangi kelas yang biasa Kievara hadiri.

Celine membuka pintu ruangan kelas secara tiba-tiba, mengagetkan beberapa orang yang sudah lebih dulu berada disana. Perkuliahan di kelas tersebut memang sudah selesai, tapi beberapa mahasiswa yang belum keluar kelas masih berada disana. Sontak, beberapa menoleh pada Celine yang berjalan santai kedalam. Sebagian menatap kearah sang gadis dengan tatapan memuja, seperti biasanya.

Mata sang gadis mengedar ke sekitar, namun tetap saja, tak ada sedikitpun tanda-tanda kehadiran Kievara disana. Hingga tatapan Celine berujung bertemu dengan milik Anya yang sudah lebih dulu menatap sinis padanya. Dengan senyum asimestris, Celine mendatangi Anya, mengundang tatapan dari sekitar akibat pesonanya. "Kenapa ngelihatin begitu? Gak suka lihat gue disini?".

Anya memutar bola matanya, memutuskan untuk tidak menghiraukan pertanyaan Celine barusan. Dan hal itu membuat Celine makin jadi. Gadis itu memainkan pertanyaan dengan retorik. "You clearly don't like me, huh?".

Disana, Celine mengibaskan rambutnya dan berbalik, membuat beberapa di sekitarannya berdecak terpesona. "Whatever, I don't like you, either. Sooo, bye, gak ada yang seru disini".

"Kievara gak masuk". Ucap Anya secara tiba-tiba, seakan tengah menarik pelatuk senapannya untuk sang gadis, membuat Celine sontak menoleh dan menemukan senyum asimetris Anya untuknya. "Yang lo bilang seru, gak ada, Cels".

Sialan.

Hal itu sukses membuat perhatian beralih pada Anya, yang kini mulai merapikan barang bawaannya untuk keluar dari ruangan, mendahului Celine, dengan sebelumnya berbisik dahulu pada Celine. "Gue kira Kievara yang tergila-gila sama lo, turns out it happens the other way, huh, Miss popular?".

Celine sadar betul, bahwa Anya memang cerdas.

Sebab dengan mudahnya, gadis itu memainkan kelemahan Celine untuk membungkamnya, membuatnya kalah telak. Celine bersumpah jika saja ia tidak tengah menjadi pusat perhatian, gadis itu akan menarik Anya kembali untuk membalas dengan argumen.

Celine nyari Kievara? Ngapain?

Suara bisikan dari sekitaran sang gadis mulai terdengar, membuat Celine merasa terpojok sendiri dan memilih mundur, berjalan cepat keluar dari ruangan dan memaki berulang kali dalam hati.

Sialan! Benar-benar sialan!

Gue benar-benar harus merahasiakan hubungan sialan ini, gak boleh sampai ketahuan.

———

Gadis itu berdiri disana dengan membawa sebuah plastik, didepan pintu rumah megah milik Kievara yang baru pertama kali ia datangi. Setelah memberanikan diri menelepon Kievara, berujung panggilan itu direspon oleh Maminya yang menginfokan perihal kondisi Kievara, pada akhirnya, ia memberanikan diri untuk datang menjenguk.

"Tante". Sapanya pelan saat menemui wanita cantik dengan fitur wajah mirip dengan Kievara.

Sang Mami tersenyum dan mempersilahkan masuk. "Anya, ya? Ayo, masuk, sayang".

"Iya, tante". Balas Anya malu-malu sebelum turut masuk dan mengikuti wanita didepannya yang berjalan lebih dulu. "Tante, aku bawa buah untuk Kievara, mungkin nanti bisa dimakan".

Sang Mami menoleh, menatap kearah plastik yang Anya sodorkan. "Oh, terimakasih ya, sayang. Biar tante simpan dulu. Soalnya, Kievaranya masih belum bisa makan dulu, sekarang".

YOU & US Where stories live. Discover now