Chapter 2

61 12 4
                                    

Semua penghuni kost, kecuali Wendy saat ini sedang mengobrol santai di ruang tamu sambil menonton tv.

"Eh, Wendy kalo di lihat-lihat sama kecilnya ya kaya Jinan," cuit Kai yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Jinan.

"Maksud lo?" Jinan berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Kai yang berada di ujung tembok sambil melipat kaos bagian lengannya.

"G-gak, gue bercanda doang njir!" teriak Kai saat Jinan mengapit lehernya dengan tangan kekarnya.

"Nan anak orang woy!" sela Namjoon yang berusaha melerai keduanya.

"Hahahah! Biarin, Joon. Hiburan ini," sahut Hyungwon yang menyaksikan pertikaian antara Kai dan Jinan.

"Tal, itu cowo lo tolongin," cicit Suzy menoel Krystal yang hanya tertawa melihat Kai di pukuli Jinan.

"Udah lah, males gua." Jinan kembali ke lantai atas, kamar nya.

Fyi, kost ini hanya memiliki 11 kamar. 6 kamar di lantai bawah, dan 5kamar di lantai atas. Kamar bawah di tempati oleh Suzy, Hyungwon, Namjoon, Sehun, Seulgi, dan satu kamar kosong lalu lantai atas ada kamar Kai, Krystal, Hoseok, Jinan dan terakhir Wendy.

Saat Jinan kembali ke kamarnya, ia melihat pintu balkon terbuka. Ia hendak menutup pintunya, tapi tidak jadi karema ada seseorang yang sedang menyandarkan dirinya di pagar balkon.

"Ngapain?"

Wendy menoleh saat mendengar suara yang baru saja menyapanya. "Lagi lihat bulan, beberapa hari ini bulannya keliatan lebih gede dan cantik banget," jawabnya sedikit menoleh pada Jinan.

"Oh." Jinan hanya mengangguk angguk. "Boleh gua gabung?"

"Ya boleh lah, kan ini bukan punya gue." Wendy menepuk tempat di sampingnya yang kosong.

Kini Jinan dan Wendy sedang duduk di kursi panjang sambil memandamgi langit malam. "Besok minggu, mau jogging bareng?" tawar Jinan melirik ke arah Wendy.

"Boleh, jam 5 ya?" Jinan memgangguk.

"Besok kalo gue belum bangun, tolong bangunin. Kan kamar lu sampingan sama kamar gue," pinta Jinan seenak jidat.

"Tapi nanti kamar lu kuncian gak?" tanya Wendy mulai tertarik dengan obrolannya.

"Gak, buat besok gak akan gue kunci jadi lu bisa masuk aja kalo gue gak nyaut," jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Wendy.

Keduanya mengobrol cukup lama, sampai lampu kost sudah di matikan oleh salah satu anggota kost.

"Tidur gih, biar besok bisa bangunin gue," tutur Jinan yang sudah berdiri lalu mengusap puncak kepala Wendy sebelum akhirnya dia pergi memasuki kamarnya sendiri.

Wendy yang masih diam disana langsung memegangi kepalanya, sudut bibirnya terangkat dan tersipu.

"Bisa banget bikin hati orang deg-degan."

Wendy akhirnya masuk ke kamarnya sambil tertawa kecil mengingat saat Jinan mengusap kepalanya.

Keesokan harinya, Wendy sudah bangun sedari jam set5. Ia sudah mandi dan bersiap untuk pergi jogging bersama Jinan.

Sekarang sudah pukul 5 tepat, ia keluar dari kamar lalu menuju kamar Jinan yang ada di sampingnya.

Knock knock!

"Ji! Ji, gue masuk ya!" Wendy sedikit berteriak lalu membuka kamar Jinan perlahan.

Gelap, Jinan jarang menyalakan lampu saat tidur. Namun ada satu penerangan yang tersisa, yaitu dari lampu tidurnya yang snagat kecil. Karena merasa kegelapan, Wendy menyalakan lampu kamar Jinan.

HOUSE OF 94LINE | Wendy x Jinan✔Where stories live. Discover now