31 - Hutan Mangrove

25 3 3
                                    

Camelia terus memperhatikan sekitar karena ranting satu dengan yang lain sangat berdekatan dan batang yang menjulang ke atas sangat tinggi. Cahaya matahari pun hanya sedikit yang dapat mengambil celah lubang antar daun. Silvia mengetuk batang yang sedang ia injak, sepertinya dia sedang mengamati kekuatan batang mangrove.

"Lilith coba kau tusuk dengan belencongmu," kata Silvia.

Lilith pun melakukannya dengan cukup keras hingga berlubang. Silvia menurunkan tas cangkang kura-kuranya dan mencari beberapa bahan. Camelia dan yang lain hanya memperhatikan yang sedang dilakukan Silvia. Setelah beberapa saat akhirnya ramuan buatan Silvia berhasil dibuat.

"Kau buat apalagi?" tanya Neko.

"Ini namanya BubbleDoom!," jawab Silvia.

Silvia mencoba memasangnya di lubang yang dibuat Lilith. Selesai dipasang Silvia memberi petunjuk untuk menjauh, dari kejauhan Silvia melempar jamur dari ketinggian hingga mengenai ramuan itu. Saat menyentuh ramuan itu sebuah ledakan gelembung terjadi. Sepertinya Silvia memikirkan jebakan menggunakan bubbledoom!. Neko lebih memilih menyerang terakhir saat semua jebakan berhasil dilewati beberapa bajak laut.

Euphy dan burung pelatuk Pither lebih memilih mencari bantuan yang ada dipulau itu. Camelia dan yang lain kini berfokus membuat jebakan bubbledoom!, saat persiapan selesai Camelia terpikir jika jebakan ini gagal mereka akan terjebak sendiri.

"Aku butuh binatang untuk ku jinakkan, bantu aku mencarinya." kata Camelia ke yang lain.

Semua orang mencari binatang apapun, namun sangat sulit dan hutan mangrove itu benar-benar sepi dari binatang. Terlalu mengerikan bagi Silvia yang awalnya sudah tenang karena berhasil membuat jebakan.

"Bukannya bersyukur tidak ada binatang buas, justru kita aman." kata Silvia.

"Jika kita hanya mengandalkan bubbledoom! Yang ada kita terjebak sendiri, mereka bisa saja melewati dengan mudah." ungkap Camelia.

"Baiklah, tapi kita perhatikan sejak tadi tidak ada satupun binatang yang lewat bahkan terlihat pun aku belum sempat melihat." kata Silvia.

"Kita minta bantuan Euphy," ucap Lilith, namun sosok Euphy sudah tak terlihat. Lilith dan Silvia bingung.

"Mereka sedang mencari bantuan di hutan mangrove terdalam, kita tunggu saja." jawab Neko memecah kebingungan.

Sedang enak mengobrol, Camelia melihat selintas binatang yang lewat dengan kecepatan tinggi. Neko yang memiliki insting kuat segera berlari dan melompat menangkap binatang itu. Dengan pukulan kuat Neko menggunakan tulang revolusioner berhasil menjatuhkan binatang tersebut di pohon dan menaiki atas dengan tulang revolusioner berubah menjadi tembakan shotgun mengarahkan ke belakang kepala binatang tersebut.

Camelia segera menggambar dengan cepat sebelum binatang itu berontak atau ditembak Neko. Dengan cepat akhirnya Camelia menyelesaikan gambarnya dan binatang itu pun jinak.

"Seekor lemur terbang? Binatang yang cukup unik." ucap Lilith.

Lemur itu segera menaiki pundak Camelia. Masih tinggal beberapa menit lagi bajak laut akan sampai di hutan mangrove. Persiapan sudah selesai. Jebakan ditambah dengan benang listrik milik laba-laba peliharaan Lilith yang dia ambil saat di kebun pisang listrik.

Bajak laut itu pun akhirnya sampai di hutan mangrove, mereka berbondong-bondong turun dari kapal mereka dan menaiki pohon.

"Jumlah mereka terlalu banyak," ucap Neko yang melihat dari teropong snipernya. Kini tulang revolusioner berubah mode sniper.

Para bajak laut itu ada yang berhasil melihat posisi Camelia dan yang lain melalui teropong mereka. Mereka pun berlarian dan melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. Barisan terdepan bajak laut tidak tahu ada jebakan dan menginjak tepat dibawah kaki mereka, terjadilah ledakan. Disusul bajak yang berhasil melewati ledakan pertama kini mereka terkena ledakan selanjutnya. Ada juga bajak laut yang tersandung benang dan tubuh mereka seketika keram.

Camelia segera menyuruh lemur terbangnya untuk menyerang sisa bajak laut. Lemur tersebut terbang menghampiri bajak laut itu dan menarik baju mereka dari belakang hingga terjatuh ke air. Semua bajak laut dibuat sibuk mengincar lemur terbang tersebut. Disisi lain Neko mengarahkan snipernya dan menumbangkan satu persatu bajak laut.

"Giliranku tampil," ucap Lilith.

Lilith berlari mengarah ke bajak laut, dia berlari dengan kencang dan melemparkan belencongnya tepat mengenai tubuh bajak laut kemudian ditarik kembali belencongnya. Belencong Lilith bawahnya terdapat rantai yang mengontrol laju belencong jarak jauh, salah satu harta mulia yang bisa digunakan untuk bertarung. Lilith melanjutkan perkelahian dia dengan beberapa bajak laut, sedangkan Silvia datang mengendap-endap lalu sebuah cairan merah ditangannya di lempar ke arah bajak laut itu. Bajak laut itu pun kepedasan dan kepanasan meski tidak ada api ditubuhnya, mereka terasa seperti terbakar.

Bajak laut yang barisan paling belakang pun berlari menuju kapal mereka kembali. Sayangnya kapal mereka sudah ada Euphy.

"Selamat menikmati perjalanan." ucap Euphy sambil tersenyum.

Dibelakang Euphy terdapat Rabbit yang sedang membawa pedang katana barunya. Bajak laut pun tumbang oleh seekor kelinci kecil.

Euphy kemudian menjelajahi isi kapal bajak laut. Tidak diduga ada satu orang yang sedang duduk santai menghisap rokok. Euphy terkejut dan segera melompat ke belakang dengan waspada.

"Apa anak buahku sudah rata?" ucap bajak laut tersebut.

"Namaku Eggy, saya bajak laut sekaligus seorang Arkeolog. Partyku bergelar Arkeolog Tengkorak. Jika kamu paham lebih baik menyerahlah." ucap bajak laut tersebut yang kemudian berdiri menatap tajam Euphy.

Camelia dan yang lain segera berlari ke kapal bajak laut, mereka diberitahu Phiter jika Euphy berada di kapal bajak laut sedang bertarung.

Euphy sangat ketakutan, namun Rabbit siap menghadapi bajak laut tersebut. Dari kejauhan Neko melihat Euphy sedang terpojok, dan seseorang yang menyerang Euphy juga Neko kenal. Salah satu arkeolog yang bermusuhan dengan arkeolog bulan biru.

"Teman-teman kita harus cepat! Euphy benar-benar dalam bahaya." ucap Neko yang sambil berlari.

Eggy mengeluarkan pedang di tangan kirinya dan pistol di tangan kanannya. Rabbit mencoba melawan Eggy sendiri sayangnya dengan tendangan keras Eggy saja Rabbit sudah tak berdaya untuk bangkit.

"Boleh juga peliharaan kalian, tapi sangat jauh dibawah kemampuanku." ucap Eggy dengan tatapan santai tapi mengintimidasi.

Tiba-tiba dari atas pohon seseorang melompat ke arah Eggy. Kedua tangannya terdapat cakar senjata yang sangat tajam, namun Eggy berhasil menangkis dan menghindari serangan cakarannya. Camelia dan yang lain berhenti saat melihat seseorang sedang menghadapi bajak laut itu, tanpa baju dengan tato berwarna biru dan ada pengikat kepala yang berwarna biru juga.

"Kau penduduk hutan ini rupanya," ucap Eggy.

"Namaku Laputa, saya penjaga hutan mangrove ini." ucap pria tersebut.

Camelia segera menghampiri Euphy, dan mereka berkumpul menyaksikan dua pria kuat bertarung. Silvia segera mencari obat untuk Rabbit. Neko dan Lilith geram ingin ikut menyerang Eggy, namun Camelia tahan karena mungkin akan membebani Laputa.

Euphy cerita bahwa dia menemukan rumah pohon yang banyak dan tidak sengaja ketahuan penjaga rumah-rumah pohon tersebut, dia berlari hingga menuju kapal bajak laut itu. Tidak disangka penjaga tersebut ternyata mengikuti Euphy pergi. Seketika penjaga langsung menyerang Eggy sang bajak laut saat Euphy sangat benar-benar terdesak.

Eggy mulai terdesak saat melawan satu lawan satu dengan Laputa, kini Eggy justru melompat ke luar kapal. Tidak disangka ada kapal kecil yang siap membawa Eggy pergi meninggalkan hutan mangrove.

Laputa pun berjalan menghampiri Camelia dan yang lainnya. Kini penjaga hutan mangrove berterimakasih telah menyelamatkan hutan mereka, dan Camelia dan yang lain diantar untuk masuk ke desa rumah pohon mereka. Rabbit digendong Camelia dan mereka berjalan menuju rumah pohon penjaga hutan tersebut.

"Oh yah hampir lupa, namaku Laputa.  Didesa ini bernama suku Belberium, semoga kalian dapat beristirahat dengan tenang." ucap Laputa saat akan memasuki gerbang rumah pohon yang cukup banyak.

"Kita menemui kepala suku dahulu dan menceritakan semua kejadian barusan." ucap Laputa.

Camelia dan yang lain diantar sampai salah satu rumah pohon milik kepala suku Belberium.

Archaeologist  : Mysterious in island dragonWhere stories live. Discover now