Aya kok jadi aneh?

Sedangkan lelaki yang di lewati Inara tadi, tengah kebingungan ditempat. Namun, wajahnya tetap datar. Seorang Kael tidak mungkin memperlihatkan ekspresi selain dingin, datar, ketus, sinis, dan tajam.

"Boss! Itu Inaya tumben bener ngga nempel ke lo," celetuk salah satu teman Kael. Andrie Ragam, lelaki paling ngga bisa diem. Pecicilan orangnya.

"He'eh. Gue juga bingung, apa mungkin si Aya udah bosen kali ya suka sama si boss yang ngga notice dia sama sekali?" sambung lelaki disebelahnya. Jion Delvaro, lelaki playboy cap darat, mantannya bahkan sudah tersebar dimana mana, bahkan siswi di SMA Dirganza rata rata semuanya pernah berpacaran dengan Jio. Emang definisi playboy cap dewa.

Mendengar perkataan Jio yang sebenarnya masuk akal, Kael terdiam. Entah kenapa, rasa sesak dan sakit hadir tiba tiba di hatinya ketika memikirkan perkataan Jio benar adanya. Tapi, Kael segera menggelengkan kepalanya.

Ngga sudi gue sama cewek murahan kayak dia.

Apa iyah, Ka? Ngga bakal telen ludah sendiri kan?

🕊

Suasana di kelas XI ipa 2 sangat jauh dari kata tenang. Karena guru yang bertugas mengajar dikelas mereka tengah izin cuti karena melahirkan dan belum ada guru yang menggantikan. Dan guru-guru lain juga sedang rapat. Jadilah, semua kelas jamkos di pelajaran 2-3 hingga istirahat.

Inara tidak terganggu sedikitpun oleh keributan yang disebabkan oleh teman-teman sekelasnya. Inara sibuk membaca diary Inaya dengan kedua telinga tersumpal earphone putihnya. Teman sebangkunya yang tak lain adalah Hana, tidak membiarkan Inara duduk duduk tenang membaca buku. Hana menarik lengan Inara tiba tiba dan membawa Inara bergabung yang lainnya.

"DIGOYANG??!!" teriak salah satu lelaki yang berdiri di depan dengan gagang sapu di tangannya untuk dijadikan mic.

"GOYANG BANGG!!" sahut seluruh manusia didalam kelas XI ipa 2 itu.

"MUSIC, GER!" Lelaki yang memegang sapu itu menyuruh temannya menyalakan music dari ponsel yang sudah tersambung bluetooth speaker kecil.

Lagu Cupid - Fifty Fifty (Twin Ver) mulai terdengar.

Lelaki bernama Theo yang memegang gagang sapu layaknya mic itu mulai bernyanyi dengan energi ekstra.

"YOK SEMUA NYANYI!!"

"I'M FEELING LONELY~"

"LONELY~" sahut yang lain.

"Oh, I wish id find a lover that could hold me~" nyanyi Theo. Jarinya tiba tiba menunjuk acak ke teman temannya. Semua bersorak ketika telunjuk Theo berhenti pada Inara.

Hana mendorong Inara untuk maju dan bernyanyi. Inara hanya pasrah dan mau tidak mau mulai melanjutkan lirik Theo tadi.

Now i'm crying in my room~

So skeptical of love~

But still i want it more more more~

"SEMUA NYANYI!!" teriak Theo keras.

"I GAVE A SECOND CHANCE TO CUPID~!"

"BUT NOW I'M LEFT HERE FEELING STUPID~"

Oh, the way he makes me feel~

That love isn't real~

Cupid is so dumb~

Sambung Inara lagi hingga lagu selesai. Semua bertepuk tangan mendengar suara apik Inara tadi. Benar-benar bagus dan candu.

Inara tersenyum tipis. Seru juga ternyata, teman teman satu kelasnya juga tidak buruk. Inara kira, semua akan menjauh karena label antagonisnya, ternyata tidak. Ini sih definisi realita lebih indah daripada ekspetasi.

"Suara lo bagus, Ay. Ngga mau ikut klub music Dirganza aja?" tanya Theo.

Hana mengangguk heboh. "Nah iya tuh, Na! Lo ikut aja. Suara lo lebih merdu dari pada Theo," ucap Hana disambut pukulan di kepalanya oleh Theo.

"Sakit, The!" kesal Hana.

"Bersyukur cuma gue geplak tuh pala lo, belum gue gergaji."

Hana merinding. Dia menyengir menatap Theo yang menunjukkan gestur ingin muntah melihatnya.

🦇BERSAMBUNG🦇

Haloo, Senin kalian gimana nih? Follow my ig @wattpadcahyaa

Transmigrasi Inara [END] || REVISIWhere stories live. Discover now