TI - 04

44.9K 2.7K 9
                                    

'School.

.Happy Reading!

Mobil BMW berwarna merah maroon itu memasuki gerbang SMA Dirganza. Semua siswa siswi yang masih berada di sekitar gerbang memusatkan perhatian mereka pada mobil merah itu.

Pintu mobil bagian kemudi mulai terbuka perlahan setelah mobil terparkir. Semua siswa siswi menggigit jari mereka penasaran. Apakah itu murid baru?

WHAT?

Semua kompak melotot melihat gadis yang baru saja turun dari mobil merah itu. Ternyata Inara yang ada didalamnya.

Mereka masih tidak percaya dengan itu. Pasalnya, Inara biasa berangkat menebeng dengan para Abangnya ataupun Adiknya. Dan sekarang, Inara datang ke sekolah dengan penampilan super wow.

Inara tidak menanggapi itu semua. Inara mulai berjalan menyusuri koridor untuk menuju kelasnya. Kelas XI ipa 2.

Di tengah jalan, Inara berpas-pasan dengan seorang lelaki berambut biru menatapnya sekilas sebelum mengalihkan pandangan ke depan kembali. Inara berhenti melangkah dan berbalik, menatap punggung lelaki itu yang mulai menjauh.

Dia siapa?

"Aya!"

Inara yang ingin kembali berjalan mengurungkan niat. Inara menatap gadis sepantarannya yang memiliki rambut panjang berwarna coklat di depannya.

"Siapa?" tanya Inara datar.

Gadis itu terlihat terkejut. Dia memegang kedua bahu Inara dan menggoyangkannya.

"Aya? Lo kenapa? Lo ngga anemia kan gara gara di tolak Kael lagi?" Alih-alih menjawab, gadis itu malah balik bertanya yang membuat Inara bingung. Anemia? Bukannya orang lupa ingatan itu namanya amnesia?

Inara menyentak kedua tangan gadis didepannya ini. Tidak sopan. Gadis itu kembali tersentak kaget.

"Ay, lo-"

"Lo siapa?" tanya Inara lagi dengan penuh penekanan.

Gadis rambut panjang itu berdecak pelan. "Kenapa sih, Ay? Nama gue Hana! Masa lo lupa sih? Udah dari kecil kita sahabatan loh," protes Hana tetapi tetap memperkenalkan diri.

Inara hanya ber'oh' saja dan berjalan meninggalkan Hana yang berteriak tidak terima ditempatnya karena Inara tinggalkan.

"AYA WOY! TUNGGUIN GUE!!" Hana berlari menyusul Inara yang sudah lumayan jauh.

"Ay? Lo sehat kan? Itu Kael loh! Kael!" pekik Hana menatap Inara yang tetap berjalan lurus melewati Kael dan teman-temannya barusan. Padahal biasanya, Inara akan berhenti dan menempel dengan Kael sepanjang di sekolah.

Inara mendengus. Cerewet sekali sahabatnya ini. Inara juga risih dipanggil Ay, Ay terus dari tadi. Akhirnya, Inara menghentikan langkahnya membuat Hana juga ikut berhenti dengan bingung.

"Kok berhenti, A-"

Inara berbalik dan menatap dingin Hana membuatnya menelan salivanya susah payah, karena baru pertama kali di tatap seperti ini oleh Inara.

"Panggil Ina," titah Inara pada Hana yang terbengong di tempat tidak mengerti.

"H-hah? A-apa, Ay?" Hana bertanya gugup. Bahkan sekarang kedua kakinya sudah gemetar takut. Inara yang melihatnya menghembuskan nafas gusar dan menatap Hana lebih santai agar sahabatnya itu tidak ketakutan.

"Call Ina not Aya, understand?"

Hana mengangguk cepat. Dia menghela nafas lega setelah Inara kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Hana juga mengikuti di belakang dengan tangan yang menggaruk tengkuknya heran.

Transmigrasi Inara [END] || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang