part 8 Gerah

2.5K 86 8
                                    

Kuguyurkan air keseluruh tubuhku,membersihkan sisa sisa busa sabun mandi yang masih menempel pada tubuhku.segarnya. inilah salah satu alasan kenapa aku dan natasha betah di kontrakan ini, meskipun pak yoyok si pemilik kos cerewet dan mata duitan tapi air disini selalu lancar bersih dan segar.

"Bang cepetan ih mandinya, ada pak yoyok tuh.. aku males ngadepinnya.."
Natasha mengetok ngetok pintu kamar mandi,memintaku untuk segera keluar.
"Iya bentar dah mau selesai nih.."
Mau apalagi pak yoyok itu sore sore kesini pasti urusan duit lagi.
Dasar pak yoyok beraninya cerewet dengan natasha, kalau ada aku biasanya langsung kicep.
Aku segera keluar menemui pak yoyok diruang tamu dengan hanya memakai handuk kecil yang cuma menutupi area vitalku saja.

"Ada apalagi pak? Kan masih belum tanggalnya, tenang aja pasti kubayar kok.." dengan sedikit nada kesal kucecar pak yoyok. Padahal sudah kubilang berkali kali ini masih belum tanggalnya tapi pak yoyok terus saja menagih uang kontrakan.
"Ehh.. ehhhh iya mas rian, cuma mengingatkan saja kok..."
Suara pak yoyok tiba tiba berubah sedikit bergetar seperti orang gugup, dia mencoba untuk tenang tapi aku tau pandangan matanya menjelajahi tubuhku yang hanya memakai handuk kecil saja.
"Saya juga ehhhh kebetulan lewat saja ...ehhhh" suara pak yoyok masih tetap terbata sambil berusaha mencuri pandang pada bawah perutku dimana bulu bulu jembutku menyembul disela handuk.
"Yasudah lah okee..."
Kujawab pak theo sambil kuangkat kaki kiri sehingga pahaku terekspose jelas sampai selangkangan yang membuat nafas pak yoyok makin tak beraturan melihat pemandangan itu.
"Saya balik dulu kalau begitu mas ..."
Pak yoyok berpamitan pulang, menyalamiku dan menstarter motornya lalu segera pergi.

Aku ke teras depan sambil tetap hanya memakai handuk saja, disebelah ada pak brama yang sedang menyiram tanaman. Shirtless dan hanya memakai kolor saja. Tubuhnya bulky besar berotot dengan tattoo di dada kanan dan lengannya. Heran sih dia diterima jadi satpam padahal tattoonya besar dan jelas, mungkin karena pak brama gagah dan jago beladiri.
"Ditagih pak yoyok lagi mas rian?"
Sapa pak brama.
"Iya pak, tetep aja tuh orang g berubah..."
"Kasih pelajaran aja mas rian,haha.."

Bener juga sih apa yang dikatakan pak brama, kasih pak yoyok pelajaran biar dia kapok tidak nagih nagih seenaknya. Memang selama ini aku tidak pernah melihat pak yoyok cerewet nagih ke pak brama, bahkan barusan dia langsung pergi tidak ke pak brama dulu. Padahal semua yang ngontrak disini hampir barengan tanggal temponya. Kapan hari juga pak yoyok juga nagih ke mbak dyah tapi tidak ke pak brama.
Apa pak brama sudah ngasih pelajaran ke pak yoyok? Tapi pelajaran apa?

"Pelajaran apa ya pak...?" Tanyaku ke pak brama seperti orang lugu.
"Ya apa saja deh.. terserah mas rian.."
Jawab pak brama sambil menyiram bunga yang tergantung didepan teras rumahnya. Karena pot bunga itu tinggi pak brama agak kesusahan menyiram bunga itu. Kulihat bulu ketek pak brama yang lebat saat tangannya berusaha menggapai pot bunga itu.

Ah kenapa aku jadi tertarik melihat tubuh pak brama yang berbulu dada dan berbulu ketek lebat. Padahal aku dan pak brama sudah lama hidup bertetangga dan sudah sering melihatnya bertelanjang dada didepan rumah tapi kenapa baru sekarang aku merasa tubuh pak brama itu seksi dan menarik?
Selama ini aku tidak pernah merasa seperti ini, kenapa sekarang aku semakin doyan menikmati tubuh indah laki laki?

Orientasi seksual manusia bisa berubah, seperti aku yang dulu hanya tertarik dengan perempuan tapi sekarang laki lakipun terlihat menarik dimataku, apakah pak brama juga bisa saja seperti aku?
Yang dulu hanya sebatas tetangga lalu menjadi saling ada ketertarikan fisik?
Ah aku tidak akan tahu jika aku tidak mencobanya.
Jadi mari kita coba 😏😏😏😏😏

"Nih pak aku ambilin guntingnya.."
Aku berpura pura mengambilkan gunting tanaman yang biasa pak brama pakai untuk memotong daun dan ranting bunga agar terlihat lebih cantik dan rapi.
"Terimakasih mas..."
Ucapnya saat aku memberikan gunting itu dan sengaja aku mendekat agar kulit kami saling bersentuhan, lengannya yang bulky besar bergesekan dengan lenganku yang berotot. Ternyata kulit pak brama lembut sekali meski lengannya dipenuhi tattoo.

HIDUP BARU SEORANG FITNESS MODELWhere stories live. Discover now