Chapter XII : The Deductions

Mulai dari awal
                                    

Vincent mendengus sebal kemudian mengangguk.

Pergerakan wanita itu lekas berhenti tepat di depan meja kerja di tengah mereka.

"Nah, menurutku mereka secara tidak langsung membentuk suatu pola acak. Finlein dengan pembunuhan tiga investor dan Yorefall dengan pembunuhan dua warga sipil dan satu kesatria. Ditambah lagi dengan pembunuhan raja, pangeran, dan empat bangsawan," lanjut sang ratu sambil menggerakkan jari dari satu titik ke titik lain.

Sisi bibir pria itu terangkat, menatap sang adik lekat-lekat. Dia mencondongkan tubuh sedikit ke depan dari kursi flanel birunya.

"Menarik. Tapi deduksimu tidak cukup sampai situ. Coba berikan aku satu kesimpulan yang mendukung atas semua rangkaian pembunuhan itu," tantang Vincent.

Dia tahu adiknya handal dalam hal ini. Oleh karena itu, dia ingin melihat lebih jauh sampai mana kemampuan sang adik membawa mereka ke dalam sebuah petunjuk.

Ratu Virginia menunduk, kerutan kening terlihat sangat jelas pertanda dia sedang berpikir keras. Kemudian terduduk di sebuah kursi di dekat meja oak, berhadapan dengan kursi sang jenderal.

Ruangan nuansa abad pertengahan dengan sentuhan desain modern ala abad 19, didominasi warna biru dan cokelat tua malah terasa suram dan sunyi begitu dua orang dewasa di dalamnya larut dalam pikiran masing-masing.

Selama tiga puluh detik ke depan, akhirnya salah satu dari mereka berkata spontan.

"Dari semua rangkaian pembunuhan, kesimpulannya adalah Scorpious berusaha melibatkanku untuk memecahkan kasus-kasus itu agar aku tidak menyadari bahwa aku lah yang menjadi target mereka selanjutnya."

"Seperti halnya yang mereka lakukan pada mendiang suami dan putraku. Mereka menjebak ke dalam situasi serius hingga tanpa disadari nyawa Raja Darwin dan Pangeran Charles terancam dalam waktu bersamaan."

"Itu cukup masuk akal, Virginia. Lalu tindakan apa yang akan kau lakukan? Kudengar seluruh rakyat Ackerley mengharapkan dirimu." Vincent lantas menggiringnya untuk terus berteori.

Sementara Ratu Virginia memijat kening dengan gusar, sungguh dia pusing sekali sampai beban di kepala semakin berat.

"Aku tidak tahu."

Vincent menyeringai. Dia lantas mengambil alih percakapan.

"Sudah kubilang, kau terlalu gegabah dalam memutuskan sesuatu. Harus kuakui semua otoritasmu mengubah perspektif orang-orang. Tapi, di satu sisi kau tertinggal sepuluh langkah dariku. Dan kau begitu lamban dalam menangani kasus B.O.L ini."

Wanita itu mengangkat alis. Merasa tersinggung dengan ucapan frontal dari kakaknya. Daripada mencecar hinaan untuk membalas omongan pria itu, dia lebih baik mendengar apa yang dikatakan sang kakak selanjutnya.

"Aku khawatir padamu. Kau begitu rentan, Virginia. Itulah kenapa aku melacak Scorpious bersama seluruh Tim Kesatria agar kasus ini tidak membahayakan dirimu." Vincent berterus terang dengan nada begitu lembut.

Ratu Virginia lantas melunak. Netra hijau di seberangnya memancarkan belas kasih hingga dirinya menghela napas dalam. Dia tahu bahwa dia tidak akan bisa menyelesaikan kasus itu sendiri sehingga dengan mudah meleburkan rasa amarahnya.

"Baiklah, Vincent."

"Bagus, adikku. Mari kita lanjutkan deduksi ini," ucapnya antusias seraya menepuk kedua tangannya. Sang jenderal bangkit dari kursi flanel biru tua, berjalan mengitari meja oak dan berhenti tepat di samping kursi adiknya.

"Sebelum itu, langkah apa yang sudah kau lakukan?"

Sang ratu mendongak dengan anggun, menatap kepala di atasnya. "Aku sudah meminta setiap wanita bangsawan untuk membantuku dalam penyelidikan. Mengumpulkan data-data dan informasi yang sekiranya bisa menunjukkan latar belakang dan motif dari B.O.L ini. Namun, belum ada laporan. Kurasa pencarian mereka mandek karena sibuk mengurusi wilayah mereka masing-masing. Lalu ... ada sesuatu yang menggangguku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ackerley CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang