11: The Next Invitation

36 8 0
                                    

11: The Next Invitation.

♤ ♤ ♤

♤ ♤ ♤

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Jakarta Pusat,
21 Juni, 2025.

[23.45 WIB
: Kediaman Gistara]

"Tidur, Gi. Nanti kalau besok lo kerja dengan mata item-item, kuping gue juga yang ujung-ujungnya panas dengerin omelan lo."

Athala yang baru saja selesai membersihkan badan dari kamar mandi terpaksa membawa kakinya singgah di depan pintu kamar Gistara, saudara tirinya, yang sudah satu jam lebih dulu kembali ke habitatnya namun 'tak kunjung jua lampu kamarnya terlihat mati. Bilangnya hendak tidur cepat namun begitu ia buka, rupanya Gistara masih terjaga dengan posisi separuh tubuh bersandar dengan kepala ranjang, lengkap dengan sebuah tablet yang masih ia operasikan di tangan.

"Gi, lo nggak dengerin gue?"

"Ssstt, diem dulu coba! Gue lagi nyari tahu sesuatu."

Jawaban ketus yang melompat keluar begitu saja dari mulut Gistara berhasil membuat Athala geregetan. Cowok yang setahun belakangan berhasil menyabet julukan si paling teliti di antara teman-teman polisi seangkatannya itu pada akhirnya berjalan mendekat ke kasur Gistara dan ikut mencuri pandang ke benda persegi panjang canggih yang sedari tadi menyita fokus si cewek berambut merah marun sepundak.

"Lah, kok gue baru tahu lo tertarik sama konspirasi gue?"

Krik-krik

Gistara menoleh dan menoyor kepala Athala dengan jari telunjuk, "Idih, pede banget lo. Orang gue ngepoin member Oddinary buat cuci mata doang kok, sekalian nyari-nyari info show mereka selanjutnya."

Athala mendesah malas, dua lengannya tersilang di depan dada, "Udah gue bilang mereka terlibat, Gi. Nggak percaya banget, sih, lo sama gue," ujarnya, mengobarkan kembali api permusuhan dengan cewek yang juga mengais pundi-pundi uang di bawah naungan instansi yang sama dengannya.

Gistara yang mendengar serentetan kalimat yang menginjak nama 'pangeran-pangeran'nya itu tentu saja merasa tidak terima, "Rusak iman gue kalau percaya sama lo," semburnya masih dengan nada 'tak bersahabat, "lagian mereka ini pemain sirkus, Tha. Mana mungkin, sih, bisa berhubungan sama kasus anak hilang yang belakangan ini lagi rame."

"Sekarang coba kasih tahu gue alasan paling logis kenapa mereka bikin aturan show mereka nggak boleh didokumentasiin lewat foto atau video penonton kalau emang bener nggak ada yang disembunyiin dari kita?"

Gistara mengernyit, dua alisnya tertekuk ke bawah. Selepas melempar asal tablet yang masih menyala ke atas kasur, ia berbalik menghadap Athala dengan lengan tersilang di depan dada, dagunya terangkat, "Ya elah, itu mah namanya teknik marketing, Tha. Mereka sengaja nggak ngebiarin show mereka ke-spoiler biar orang-orang penasaran terus nonton langsung."

ODDINARY: The Day After Tomorrow [Stray Kids]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz