18. Ketemu Farel.

97 16 0
                                    

👸: Sebelum baca, sempatkan diri dulu untuk menekan tombol vote dan komentar.

👤: Buat?

👸: Setidaknya dengan cara itu bisa menghargai sedikit karya seorang penulis amatir sepertiku.

Happy Reading ... 💐

Kemarin aku suka kamu tapi itu kemarin, sekarang masih.

***

Room Chat 💌

Me:
[Than hari ini kamu sibuk ga?]

Pesan dari Cintia lansung centang dua kebiruan yang berarti Nathan sudah melihat plus membacanya.

Nathan:
[Ga juga. Emangnya kenapa By?]

Me:
[Kamu bisa nganterin aku ke rumah sakit ngga? Kayaknya aku lagi ga enak badan]

Nathan:
[Ouh ga enak badan. Mau aku beliin obat? Soalnya hari ini kata bunda aku dilarang bawa kendaraan keluar]

Me:
[Aku yang jemput kamu gimana?]

Nathan:
[Gabisa By, Aku lagi jalanin hukuman. Kata bunda aku ga dibolehin keluar]

Cintia heran, tak biasanya Nathan seperti ini. Tapi, sebuah pasangan harus saling menanam rasa kepercayaan kan? Baiklah, Cintia akan pergi sendiri.

Sebenarnya Cintia sudah menghubungi Laura dan Dimas tapi, mungkin kalian sudah tahu jika lahir di keluarga kaya tak sebaik yang dipikirkan.

"Masa Cintia lemah? Yaudahlah berangkat sendiri aja!" gumam Cintia penuh semangat.

***

Setelah menerima surat keterangan penyakitnya, Cintia tersenyum getir kemudian menyelipkan kertas itu didalam buku diary miliknya.

"Hiks! Hiks! Sakit!" pekiknya tertahan, tak ada yang tahu sisi lain dalam dirinya selama ini.

Tiba-tiba rambut penjang yang dipakainya terlepas. Satu kata yang pasti bagi orang yang melihatnya 'botak'

"Sakit!" tangannya terus-terusan memukuli dadanya yang sesak. Sudah lama juga dirinya tak mengikuti kometerapi karena orang tuanya sudah dipindah kerjakan di Indonesia.

"SAKIT!" tak ada lagi yang bisa dirinya jambak selain rambutnya yang habis. Cintia tak berhenti membenturkan kepalanya yang juga ikut perih dan sakit.

Sesaat kemudian dirinya melihat paku. Otak jeniusnya sudah mulai tak berfungsi, dirinya mendekat ke arah paku yang menancap dan

Jleb!

---Kepalanya mungkin sudah berlubang akibat dari paku tersebut.

"Hiks!"

Bugh!

Satu pukulan ia luncurkan untuk kepalanya sendiri. "Hiks! Mama! Sakit"

Tangan Cintia terulur mengambil ponselnya di atas nakas. Jari-jarinya bergerak lincah setelah mengetikkan sandi pin agar terbuka.

Tertera nama Tawon 👽 disana.

Me:
[Rel, hari ini kamu sibuk ga?]

HANYA GAME!? [END]Where stories live. Discover now