CHAPTER 5 [21+]

15.1K 140 4
                                    

Follow for more chapter-

05. Bad Liar

Lengkuhan seorang wanita yang kini terlentang tanpa sehelai benang di atas kasur, dengan seorang lelaki yang kini sedang bergerilya di atas tubuhnya.

Lelaki dengan paras rupawan itu menjilat tubuh wanita di bawah kukungannya dengan sensual. Lidahnya bergerak pelan menari-nari di atas dada si wanita, tak lain ialah Tania, dan lelaki yang sedang mencumbu tubuhnya tak lain ialah Glen.

Ia sedikit kewalahan menangani nafsu Glen yang begitu besar, semalam tanpa henti pria itu menyetubuinya dengan kasar, bahkan ketika ia tidur, ia masih bisa merasakan sodokan kuat Glen di atas tubuhnya.

"Ngh ah Glen, hen-tihkan" Pintahnya ketika lelaki itu menghisap kuat payudaranya.
Tania merintih, Glen tidak ada habisnya dengan sex, bahkan ia baru bangun saja sudah di suguhkan wajah pria tanpa helai itu menjamah tubuhnya.

Glen seakan tuli, ia bergerak semakin liar, tangan lainnya meremas kuat payudara Tania hingga meninggalkan jejak tangannya.

Tania menahan desahannya, lelaki itu tidak akan membiarkannya istirahat ketika mendengar suara desahan. Tania sedikit menyesal karena telah menggoda Glen di club malam tadi.

Glen mengeram, mengangkat wajahnya melihat Tania yang menahan desahannya. Ia tersenyum sinis, tanpa aba-aba memelintir puting Tania dengan kasar.

"Ahhh Glen ngh" Tania merapatkan bibirnya, matanya merem melek ketika merasakan sentuhan kasar Glen pada tubuhnya.
Glen tersenyum, bergeser naik menghisap leher Tania,

"You are so beautiful Tania, ah fuck, bahkan kau lebih sexi dari Zahra" Desis Glen menikmati wajah Tania yang terlewat menggoda. Zahra, wanita yang dekat dengan pria itu sejak di bangku SMA.

Tania mendesis kala tangan Glen meremas kuat dadanya, ia tersenyum dalam hati.

Zahra, kau tidak akan hidup tenang setelah ini!!

Lagi, Tania mendesah, ia sudah tidak bisa menahan suara desahannya lagi, kepalanya mendongak sedikit menunduk melihat Glen menjilat area pangkal pahanya.

Melengguh nikmat ketika pria ia menjulurkan lidahnya menusuk ruang sempit kewanitaannya.

"Ahhk Glenh" Glen tersenyum puas, ia suka ketika Tania mendesahkan namanya. Tangannya terulur, merahi payudara Tania lalu mendorong tubuhnya naik, menghisapnya seperti bayi, sontak tubuh Tania menggelinjang nikmat.

Glen yang sudah tidak tahan, melebarkan paha Tania, mengangkat kedua kaki Tania keatas pundaknya.

Kejantanannya yang sudah berdiri tegak ia arahkan ke lubang surgawi milik Tania, mengeram pelan ketika lubang itu masih terasa sempit menjepit kejantanannya.

"Shit, ahhh kau sempith Tania" Umpatnya mendorong semakin dalam dengan sekali hentakan.

"Akhh Glen uhm" Tania mengerang, itu terasa nikmat dan sedikit perih, umpatan Glen menambah gairahnya, ia mengalungkan tangannya, mengusap leher Glen yang kini menyodok miliknya dengan sedikit kasar.

"Tania ahhk, nikhmat" Desah Glen, mendorong keluar masuk kejantanannya, mulutnya ia arahkan ke dada Tania menghisap puting berwarna pink gadis itu.

"Ngghh Glen, fasterhh ah" Keduanya hanyut dalam percintaan panas, melewatkan makan siang mereka.

"Menjijikkan" Umpat seorang pria yang sedari tadi mengamati CCTV.
"My amor, bukan kah kau sungguh ceroboh memilih pendamping hidup?" Tanyanya entah pada siapa.

Tak
Ia menutup kasar laptop yang menampilkan dua sejoli bergelut di atas kasur. Menampilkan raut jijik, lelaki itu beranjak dari kursi kebanggaannya.

✧༺S&HO༻✧

Alice berjalan santai memasuki kantor, ia menyerngit heran ketika mendapati ruang Glen masih tertutup rapat, ia melangkah mendekat, mencoba mendorong pintu transparan itu, "Loh, Glen belum tiba?" Monolognya.

Langkah kaki membuatnya berbalik, terlihat Herni mendekat, "Her, pak Glen belum tiba ya?" Tanyanya, ketika Herni hendak melewatinya.

Herni yang sedang fokus pada dokumen mengangkat kepalanya, lalu tersenyum singkat,
"Ia bu, dari tadi sy tidak melihat pak Glen tiba di kantor" Ucapnya sopan.
"O-oh ya sudah, kamu lanjut kerja"

Herni mengangguk, lalu berjalan menjauh. Alice menghelah nafas, ia merahi ponselnya lalu mencoba mendial nomor Glen kekasih sekaligus bosnya itu.

Panggilan pertama tidak diangkat, tak menyerah Alice mencoba lagi,
tut tut tut

"Lah kok di matiin" Heran Alice, ketika panggilannya di matikan. "Apa Glen lagi menyetir" Mencoba positive thinking, ia beranjak duduk di kursi nya.

Lagi ia membuka room chat, kembali menelisik nomor asing yang kemarin sempat menghubunginya lewat chat.

"Kuharap dugaanku tidak benar, Glen" Bahunya merosot, bohong jika ia tidak kepikiran, kemarin ia hanya berusaha mengalihkan pikirannya agar tidak semakin berburuk sangkah terhadap Glen. Ia percaya pada lelaki itu, selama bersama, Glen tidak pernah berhubungan dengan wanita lain selain dirinya, atau mungkin Glen bermain dengan rapi?

Menggeleng gusar, "Tidak, aku yakin Glen lelaki yang setia" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Ting
Bunyi ponsel Alice mengalihkan pandangannya, ia membuka room chat berwarna hijau itu, tertera nomor tidak ia ketahui, nomor yang sama yang mengiriminya pesan singkat.

Unknown
Pikirkan dengan baik nona, sebelum anda menyesal di kemudian hari.
[Photo]

Deg
Jantung Alice berdetak tidak karuan, tanpa ia cegah air mata meluruh dari kelopak matanya.
Orang itu kembali mengirim foto, kali ini diambil dengan angle yang bagus, hingga wajah dalam foto terpampang jelas.

"Glen, tidak mungkin" Ia terisak pelan, berusaha meredam suara tangis, tangannya mengepal erat, meremat kuat ponsel miliknya itu.

Ting
Glen
Maaf, aku baru pulang dari bandara.
Mama nyuruh aku buat jemput dia.
Kamu handle urusan kantor hari ini.

Alice terkekeh, ia menertawai hidupnya sekarang.
"Glen Erico, bad liar" Monolognya, menarik senyum sinis. Ia mengetik balasan singkat lalu, berdiri dari duduknya.

You
Ya, kurasa pinggangmu sakit sekarang, istirahatlah!

✧༺TO BE CONTINUE༻✧

Hai terima kasih sudah membaca, vote dan komennya.

Follow untuk membuka chapter selanjutnya.

SAMUEL AND HIS OBSESSIONWhere stories live. Discover now