Nine : Princess

113 15 0
                                    

Sean tak bisa menahan diri untuk tidak marah pada Hans, dia meminta Jack menjaga Tina dan Jack benar-benar menjaga Tina dengan baik namun Hans? Pria ini berstatus sebagai kekasih Tina namun tak bisa menjaga? Sean menggelengkan kepala, ia sempat hendak menghajar Hans namun Denis menahan sahabat karib-nya itu. Akhirnya Sean memilih untuk diam, ia duduk di sebelah bankar tempat Tina berbaring. Si putri masih belum sadar dari pingsan-nya sejak malam kemarin, Sean menggenggam erat tangan putih Tina yang terbebas dari selang infus. Ia kecup lembut punggung tangan itu, Sean takut, ia takut sekali kehilangan Tina. Dia telah kehilangan Irene sebelum ini, meskipun Irene masih ada namun tetap dia kehilangan karena Irene tak lagi bersama dirinya. Jangan sampai Tina pergi, jika untuk pergi tinggal bersama Irene tak apa namun jika harus pergi ke dunia lain? Sean tak sanggup menerima itu.

"Honey, please wake up.. buka mata-mu untuk ayah, sayang" lirih Sean, kembali ia kecup punggung tangan Tina.

"Uncle, sebaiknya uncle pulang dan istirahat" Jack bersuara.

"No, Jack, uncle tak mau meninggalkan anak uncle sendiri" Sean menggeleng.

"Aku akan menjaga Christie, uncle, i promise to you that she will be safe" Jack berujar yakin, Sean menoleh ke arah-nya.

"Okay then, tolong jaga dia.." sahut si kepala polisi, Jack mengangguk cepat. Sean beranjak bangun, ia tatap wajah cantik si anak lekat.

"Ayah pulang dulu, Jack akan menemani-mu disini, okay? Ayah akan datang lagi nanti, get well soon, honey" ujar Sean mengusap pipi Tina, ia cium kening anak gadis-nya sebelum berlalu dari ruang rawat Tina. Jack mendekat ke bankar, ia menatap sendu sosok gadis yang ia sukai itu.

"Hey, kenapa kau lama sekali bangun? Apa kau tidak bosan tidur terus, Christie? Mommy menanyakan dirimu, i think my mommy likes you very much" Jack bergumam sendiri.

"Cepatlah sadar, aku khawatir.. jangan buat aku tambah khawatir, Christie" lirih-nya kemudian tersenyum paksa.

Cklek!

Jack menoleh dan menatap tajam Hans yang baru masuk ke dalam ruangan, Jack yakin semua yang terjadi pada Tina adalah ulah Hans. Terlihat dari bekas gigitan di leher jenjang si gadis, Jack tidak sebodoh itu dapat dikelabui. Sean dan yang lain mungkin bisa dibohongi namun Jack beserta seluruh teman juga keluarga-nya yang dapat membaca fikiran serta batin tak akan bisa tertipu. Jack semakin tak suka dengan Hans, vampir ini harus dijauhkan dari Tina. Gadis kecil-nya akan selalu berada di dalam bahaya jika terus berdekatan dengan Hans.

"What are you doing here?" Desis Jack.

"You know the answer" sahut Hans.

"Menjauh dari Christie, kau berbahaya untuk dia" ujar Jack, Hans merotasikan mata.

"Kau bukan siapa-siapa, jangan menyuruh-ku untuk menjauhi kekasih-ku" sarkas-nya.

"Kau hanya kekasih, bukan suami" sambar Jack.

"Tak lama lagi aku akan menjadi suami-nya" Hans tersenyum miring, Jack menggeram.

"Tinggalkan aku dan Tina, aku tak suka ada makhluk lain disini" Hans berujar dingin.

"Cih" Jack merotasikan mata, ia melirik Tina sekilas dan berlalu keluar dari ruang rawat. Hans melangkah mendekati Tina, ia duduk di kursi tempat Sean duduk tadi. Hans meraih tangan putih si gadis, mengelus-nya lembut.

"Hey, little sheep.. kapan kau akan bangun? I'm so sorry, seharusnya aku bisa menahan diri untuk tak terlalu jauh bertindak" Hans bergumam.

"Wake up, please" lirih Hans membawa tangan Tina ke kening, ia menutup mata.

"Hans.."

Retina Hans mengerjap, ia menatap kaget Tina yang mata abu-abu itu kini terbuka dan menatap-nya. Hans senang, ia berdiri dari duduk-nya.

[✔️] ECLIPSEWhere stories live. Discover now