Kini mereka sedang melakukan rutinitas pagi, sarapan.

"Bulan kamu diantar Pak Samir?"tanya Neandra.

Bulan menggeleng pelan.

"Enggak pah. Aku udah ada janji sama temen." Jawab Bulan.

Neandra mengangguk saja.

"Kalau gitu Pak Samir nganter Rendra aja yah." Celetuk Neandra.

Bulan mengangguk saja.

Ting

Bulan melihat handphonenya, ternyata Rena sudah ada didepan.

"Pah aku berangkat dulu temenku udah ada didepan." Pamit Bulan.

Aina melihat piring Bulan yang belum menghabiskan sarapannya pun menghampiri Bulan.

"Mama bawakan bekal yah, kelihatanya kamu buru buru sekali." Ujar Mama Aina.

"Ahh gak usah mah. Nanti bisa makan lagi dikantin." Sela Bulan.

Bulan berpamitan kepada mereka semua lalu berjalan keluar.

Rena melihat Bulan berjalan kearahnya.

Sedari tadi Rena memperhatikan garasi rumah Bulan yang terlihat ada 1 lagi mobil terparkir. Ia tebak itu adalah papanya Bulan.

"Bokap lu dah pulang?"tanya Rena dengan tangan mengulurkan helm

Bulan mengangguk mengambil ukuran helm.

"Dah yok."

Menempuh perjalanan 15 menit untuk sampai di sekolah mereka.

Bulan turun dari motor.

"Jam pertama bersih bersih yaa. Males banget gue Bul. Mana gue baru dapet lagi." Keluh Rena pelan.

Setiap hari Jum'at sekolah mereka mengadakan bersih bersih setiap minggunya.

"Yah biar bersih sekolahannya jangan ngeluh ah."

"Bukan gimana gimana cuma gue lagi dapet ini. Lu taulah kalau lagi hari pertama, bawaanya males mulu." Protes Rena.

"Bolos aja lah kuy." Ajak Rena.

Bulan menonyor kening Rena pelan.

"Bukannya tenang malah tambah disuruh bersihin satu sekolahan yang ada." Balas Bulan.

***

"Huahh segernyaa es ini." Igel menyeruput sekali lagi es dalam plastiknya.

Kini komplotan dari Angkasa dkk sedang berada dikantin. Mereka bukan tidak ikut dalam kerja bakti ya.

Mereka ikut, cuma sekarang mereka sedang membolos separuh jam kerja bakti.

Habisnya mereka lelah banget mana cuacanya panas banget lagi.

"Ini gak akan kenapa napakan kalau ketahuan." Ragu Abi.

Epilog Tanpa PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang