Anggota Baru

118 21 3
                                    

Vote dan komennya juseyo 🛐

Happy reading 🐒

Savier keluar dari toilet. Saat keluar, dia bertemu dengan Dirga yang sedang mencuci tangannya di wastafel.

Dia tidak langsung mengajak Dirga berbicara, melainkan berdiri di sebelah Dirga sambil mencuci tangannya.

"Lo, ketos kan?" tanya Savier mencoba membuka pembicaraan. "ya." hanya itu yang di ucapkan Dirga. Savier juga tidak berharap Dirga akan menyambutnya dengan ramah.

"Gimana pendapat Lo soal Lea," Savier menoleh ke arah Dirga sambil tersenyum. Dirga menghentikan aktivitasnya dan melirik ke arah Savier.

"Lea siapa maksud Lo?" tanya Dirga.

"Azalea. Kalo bilang gitu terlalu panjang, Lea aja. Lo ga mikir nama itu lucu?" tanya Savier. Melihat respon datar Dirga membuat Savier mendengus.

"Jadi gimana?" tanya Savier lagi.

"Gue ga peduli. Asalkan dia ga bikin masalah lagi, itu udah cukup." jawab Dirga membuat Savier membulatkan bibirnya, sambil manggut-manggut mengerti.

Tak lama, Dirga melangkah menuju pintu keluar. Suara Savier tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kenapa Lo ga coba cari penyebabnya?" Dirga menoleh ke belakang melihat Savier yang bersandar di wastafel.

"Azalea, dia ga mungkin kaya gitu kalo ga ada penyebabnya." Dirga menyengitkan keningnya, sementara Savier hanya tersenyum sambil melipat kedua tangannya.

"Apa urusannya sama gue?" tanya Dirga.

"Ada. Dengan Lo Deket sama dia, Lo bisa tau apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan, Lo bisa bikin dia berubah perlahan-lahan. Lo ketos kan, bukanya itu salah satu tugas Lo? Memberantas, murid bermasalah?" ujar Savier sambil menatap ke arah Dirga yang mendengarkan ucapannya dari tadi.

Pintu kamar mandi segera terbuka. Memperlihatkan Jendra yang datang dengan wajah datarnya. Savier dan Dirga sontak melihat ke arah Jendra.

"Vier, ayo balik ke kelas." ujar Jendra. Savier tersenyum sambil mengangguk. Dia kemudian berjalan mendekati Dirga. Memajukan wajahnya ke telinga Dirga.

"Kenapa ga di coba?" bisiknya. Setelah itu, dia menjauhkan wajahnya dan tersenyum. Sebelum pergi, Savier sempat menepuk pundak Dirga, kemudian keluar bersama Jendra.

Sesampainya di luar, pintu langsung tertutup. Savier berjalan mengikuti Jendra yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Sedang apa bersamanya?" tanya Jendra. Savier yang tengah bengong langsung menggeleng.

"Cuman ngobrol. Lagian, berhenti ngomong pake bahasa formal, pas cuman kita berdua. Kaku banget tau ga sih, berasa ngomong sama bapak-bapak." ujar Savier. Jendra diam sambil menatap Savier di depannya.

"Kalau begitu, berhenti juga berkeliaran sembarangan tuan muda, anda harus tetap aman." kan, baru juga di bilangin jangan ngomong pake bahasa formal. Kumat lagi dia.

"Iya-iya sorry deh, yaudah. Balik kelas yuk," ajak Savier sambil menarik tangan Jendra pergi dari sana. Jendra hanya diam membiarkan dirinya di tarik oleh tuan mudanya.

***

"Van," cowo pendek itu menoleh ke arah suara yang memanggilnya terlihat Xander yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Vano, sambil kembali melihat ke arah ponselnya.

"Lo lagi ngapain?" tanya Xander yang membuat Vano mengerutkan keningnya.

SAVIOR [Hiastus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang