07 || terjebak dalam pembahasan.

Start from the beginning
                                    

“Udah gue bilang jangan malu-maluin.”

“Lo juga kan yang tadi penasaran. Makanya gue ngomong kayak gitu demi lo.”

“What? Demi gue? Lo suka sama gue?.” Tanya Laena ambigu.

“Babi!. Gue masih suka mentimun kali.” Ujarnya yang masih bersedih.

Laena sempat terpikir-pikir dengan perkataan Nazpa tadi. Sampai Ia mulai berkhayal lagi, mengandaikan sesuatu yang belum tentu terandaikan.

“Kalo omongan tadi bener berarti gue punya kesempatan dong buat minta sama Tuhan agar bisa jadi jodoh Abangnya si Adek kelas itu.” Angannya.

“Semoga khayalan lo nyangkut di awan biar gak jatuh.” Ucap Sabrina yang masih terlihat sedih.

“Tumben baik ngomong gitu.” Ujar Laena cengengesan.

“Ketawa lo.”

19.21 WIB Sabrina memarkinan mobilnya di seberang jalan depan rumah Laena. Dari sepanjang aktivitas healing mereka akhirnya usai sudah. Laena segera keluar dari mobil Sabrina sambil mengucapkan terimakasih kepada sahabatnya itu.

“Thank's Sa.” Ujar Laena yang langsung melambaikan tangan perpisahan setelah Sabrina merespon ucapan nya barusan.

“Ye.”

“Gue balik dulu. Takut kucing Bokap gue sekarat.” Lanjutnya yang langsung melajukan mobilnya untuk beranjak pulang. Laena berjalan membuka gerbang untuk memasuki pekarangan rumahnya.

Mata Laena terpana dengan beberapa mobil yang lumayan asing di matanya. Tanpa berpikir panjang Laena terus berjalan tanpa menghiraukan apa-apa.

KLIKK

“Assalamualaikum.”

Pintu utama terbuka lebar yang membuat semua atensi mata tertuju kepada suara deretan pintu yang terbuka, sampai akhirnya mereka menemukan titik terang dari suara sapaan tersebut berada. Laena yang melihat Orang-orang menatap ke arahnya. Ia malah watados sambil tersenyum getir canggung bercampur dengan malu.

“Malam om.” Sapa Laena sambil berjalan menghampiri mereka untuk menyapanya.

“Di, ini, Lena?.”Tanya salah satu dari mereka.

“Iya.” Jawabnya.

“Lah baru aja kemarin masih Anak TK sekarang udah besar aja.” Ujarnya.

Hehehe...Laena Ketawa canggung.

“Ngomong-ngomong kapan hajatan.” Tanyanya kepada Widi Ayah Laena.

“Hajatan apaan Re?.”

“Hajatannya Laena lah masa kamu yang hajat.” Ujarnya. Laena yang mendengar itupun hanya dibuat menganga dan geli sambil mengedikan bahunya sebelah.

 Laena yang mendengar itupun hanya dibuat menganga dan geli sambil mengedikan bahunya sebelah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Lae gak punya pacar Om.” Celetuknya. Mereka yang mendengar celotehan itu pun saling memberikan tatapan cengo.

“Wah, bagus dong, kalo gitu gimana kalo Om jodohin kamu sama Anak Om.” Ujarnya antusias.

Laena melotot kaget setelah mendengar ujaran dari teman Ayahnya itu yang berantusias menjodohkan dirinya dengan Anak sulungnya yang jauh lebih Tua darinya. Tak bisa menjawab apa-apa Laena bergegas pamit dengan alasan Ia lupa untuk mengerjakan tugas english kepada mereka.

Mata Laena mulai melirik jam tangannya seolah untuk meyakinkan mereka bahwa Laena benar-benar akan mengerjakan tugas sekolahnya.

“Pah, Om, Lae kekamar dulu ya. Lupa ada tugas english.” Elaknya.


**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Seeyou geng's👋

Semoga mimpi indah, dan memiliki hari yang indah🌈

Babayyyy👋👋😙


ELBYAN ; Lonra Alvarado || 𝐄𝐍𝐃Where stories live. Discover now