#9 : Another side of Aksa

Mulai dari awal
                                    

Karen memasang wajah memelas. "Kongsi ya?"








🩹🩹🩹





Sudah berjam-jam Retta menunggu Radit yang tak kunjung datang. Padahal ia sudah menelpon Radit berkali-kali, tapi tidak ada satupun panggilan yang dijawab begitu juga dengan pesan yang ia kirimkan, tak terbaca satupun. Jika tahu seperti ini, ia terima saja penawaran dari Darisa untuk pulang bareng.

Retta memutuskan untuk berjalan sampai halte, menunggu bus yang barangkali lewat. Jarak halte dan sekolah memang tidak jauh hanya sekitar 200 meter. Tapi jika ada angkutan umum yang lewat ia akan pulang dengan angkutan umum saja karena selain tarifnya yang lebih murah angkot juga akan mengantarkannya pulang samai ke depan perumahan jadi ia perlu jauh-jauh jalan kaki.

Biiib... Biiib

Retta memutar bola matanya dengan malas, mengapa bukan bus atau angkot yang datang, melainkan Aksa dengan motor sport hitamnya. Mau apa lagi cowok itu tidak puas kah merusak rencananya tadi pagi.

"Belum pulang?"

"Lo kan liat, ngapain nanya."

Retta menggeser tubuhnya saat Aksa ikut duduk disampingnya. Ia tidak mau duduk berdekatan dengan Aksa karena siapa tahu sifat pembawa sialnya bisa menular. Namun Aksa malah ikutan geser, ia pun menggeser tubuhnya kembali agar ada jarak yang memisahkan. Begitu pun dengan Aksa cowok jangkung itu ikut geser juga dan membuat Retta semakin kesal. Kali ini Retta tidak hanya menggeser tubuhnya sedikit namun ia menggeser tubuhnya hingga jaraknya dengan Aksa semakin merenggang. Retta terus menggeser tubuhnya hingga tanpa sadar, ia telah berada diujung hingga tangan kirinya hampir terjatuh.

Retta refleks memejamkan matanya ia sangat kaget karena tangan kirinya hampir terjatuh. Dengan sigap Aksa memegang tangan Retta agar Retta tak jatuh. Retta menarik nafasnya dalam-dalam beruntung ia tidak jadi jatuh.

"Lo mau ngapain sih?"

"Minta maaf."

"Cowok kaya lo bisa minta maaf juga?"

Aksa menyambar tangan tangan Retta, ia tak sengaja melihat goresan dengan darah yang masih belum dibersihkan dari siku Retta. Pasti gadis itu tak sadar jika tangannya terluka. Mungkin luka itu ada karena kejadian tadi pagi saat ia tak sengaja menabrak Retta.

"Lo apaan sih?"

"Tangan lo luka."

Retta mengangkat sikunya untuk melihat apakah benar sikunya terluka. Sedari tadi ia tak menyadari hal itu karena rasanya sama sekali tidak sakit. Mungkin sikunya tergores lantai saat pagi tadi hingga luka. Aksa membuka ranselnya lalu mengeluarkan kotak obat yang selalu dibawakan oleh ibunya ketika ia hendak pergi kemana pun. Ia baru sadar bahwa ternyata kotak yang selama ini ia bawa atas paksaan ibunya, ternyata bermanfaat juga.

Aksa mulai membersihkan luka Retta. Dengan membubuhkan cairan alkohol diatas kapas lalu membersihkan luka tersebut dengan hati-hati. Sedangkan Retta hanya pasrah saja ketika tangannya dibersihkan oleh Aksa.

"Lo terlalu sibuk mikirin pacar lo itu sampe lupa kalo lo terluka."

"Maksud lo?"

"Orang dengan tingkat konsentrasi otak yang rendah lebih sulit memahami sesuatu, lo jarang minum air putih ya?"

Retta menggeleng tak percaya, orang seperti Aksa benar-benar harus dihindari. Aksa...seperti orang yang suka menggurui. Retta tidak suka.

"Selesai."

"Eh? Emm makasih."

"Gue minta maaf soal yang tadi pagi."

Retta membuang muka, rasa kesal pada Aksa masih terbendung. Bahkan ia tidak bisa melupakan nasi gorengnya yang terbuang sia-sia. Usahanya memasak dan menunggu Marchel benar-benar sia-sia.

"Lo mau ikut gue nggak? Gue antar sampai rumah lo."

"Gue nunggu disini aja."

"Mau nunggu sampai kapan? Lagian ini udah sepi lo nggak takut?"

Benar juga jalanan mulai sepi, hanya beberapa kendaraan yang masih berlalu lalang pasti jika adzan maghrib telah berkumandang jalanan akan lebih sepi. Apalagi mengingat berita yang muncul belakangan ini, kriminalitas jalanan. Tapi bagaimana jika nanti Radit marah lagi karena ia diantar pulang oleh cowok. Bisa jadi uang jajannya dipotong habis. Tapi... ah bodo amat toh ini juga karena Radit yang tidak menjemputnya jadi bukan salahnya.

"Iya gue ikut lo."





🍳🍳🍳


Hola!

Ada yang porsi makannya bar-bar kyk Retta?🙊





Vote & comment 🔫🔫🔫



byrainy 270523









Hujan Kemarin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang