Ya Zauji - 14. Pasutri Baru

45 17 70
                                    

╞═════𖠁بسم الله الرحمن الرحيم𖠁═════╡


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Marhaban Ya (Wahai) Reader's terhormat, yang ana cintai dan sayangi.

Afwan lama up, karena sempet kehilangan akun...😁

Yasudah karena tidak ingin berlama-lama, langsung ke inti cerita saja ya.

🌷🌷🌷

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, kini Naya tengah di rias oleh tim make up ternama. Naya hanya diam memandang dirinya di cermin, ia masih teringat dengan mimpi nya semalam.

Setelah beberapa menit berlalu, Naya sudah selesai dirias. Kini hanya tinggal memakaikan cadar yang di amanah kan Sakra kepada tim make up, Naya hanya memakai riasan tipis. Karena permintaan dari Sakra juga, kepada sang tim make up.

Naya cukup puas dengan hasil make up pilihan Sakra dan juga kinerja tim make up, dari tadi Naya hanya diam mendengarkan dan membiarkan tim make up melakukan apapun kepadanya. Karena, ia sangat tak faham dengan hal seperti ini.

"Mbak Naya makin ma syaa allah deh kalau bercadar." puji salah satu tim Make up, yang sedang memandangi Naya dengan penuh kekaguman.

"Ini semua dari allah mbak." balas Naya dengan tersenyum di balik cadarnya yang sudah terpasang dan menutupi wajah cantik miliknya.

Belum sempat mba tadi menjawab, suara mic sudah terdengar dari luar. Jantung Naya tiba-tiba berdetak seakan-akan ada seseorang yang akan memasuki hatinya.

"Allahu rabbi... Allahu rabbi..." ucap Naya dengan melirih.

Terdengar suara helaan nafas dari sang cinta pertamanya sebelum mengucapkan ijab, "Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti (Hanifah Alsina Canaya) alal mahri (500.000 riyal) hallan-!!."

"Qobiltu Nikaha Watazwijaha bil mahril madzkur HALLAN!!,"

Hanya dengan beberapa detik, dan Naya berhasil menjadi milik seorang pria yang berprofesi sebagai seorang guru baru di sekolahnya.

Naya hanya bisa tersenyum hambar, dan berpasrah.

Lalu dua orang wanita cantik, yakni Tante Sakra dan juga ibu nya datang untuk menjemput Naya dengan bingkai foto yang terdapat wajah sahabat tercinta, yang telah tiada.

Mata Naya pun tiba-tiba berkaca-kaca dan tidak dapat berkata-kata, "Ayok sayang, kamu mau pegang foto bidadari syurga bunda ini?" tanya Nadara dengan tersenyum hampa, karena sejujurnya ia juga sedih dengan kepergian Zira yang sudah ia anggap sebagai putrinya.

Setidaknya jika sang keluarga tidak menerima keadaan nya, mengapa tidak di berikan kepada nya saja?. Itu lah pertanyaan yang selalu terlintas di kepala Nadara sang bunda.

Naya pun mengangguk dengan haru, dan setelah itu Naya mengambil bingkai foto tersebut. Seakan-akan Zira menemaninya dan menjadi bridesmaid nya untuk menuju pelaminan.

"Ayok sekarang kita pergi ke musholla, mereka pasti sudah menunggu." ucap tante Sakra.

Naya pun mengangguk, dan berjalan di tengah-tengah Ibunda dan tante Sakra.

Mereka berjalan beriringan menaiki satu persatu anak tangga musholla, secara bersamaan.

Setelah sampai, Naya langsung di arahkan untuk duduk lesehan di samping Sakra yang sedang menundukkan pandangannya.

"Monggo, mbak Naya salaman dahulu kepada suaminya" titah pak penghulu kepada Naya.

Naya menatap ayahnya dengan penuh keraguan, karena ia sama sekali tak pernah menyentuh lengan lelaki. kecuali, ayah dan abangnya.

Ya, Zauji [On Going]Where stories live. Discover now