Side Story 15

1.5K 207 85
                                    

Maaf kalau typo ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf kalau typo ya..
Boleh apresiasinya dengan klik vote? Ga sampe 3 detik kok 🥰🥰

Done double up.. Total 2 part : 3600 words.

Spoiler... Next part Sad. Cessa-Reynard.

🌸🌸🌸

-Ibukota Antazria-

Di dalam ruang tunggu, terlihat seorang perempuan sedang meringis kesakitan sembari memegang pipi kanannya.

Dihadapan perempuan yang sedang meringis tersebut, berdiri seorang perempuan lain yang terdiam. Perempuan yang terdiam itu adalah Vanya.

Vanya hanya mengerjap berusaha mencerna yang terjadi.

Posisi Vanya yang berdiri tidak jauh dari Putri Janeeta ditambah saat ini Putri Janeeta sedang meringis kesakitan tentu saja  akan membuat orang-orang berspekulasi yang tidak baik saat melihat keduanya.

Apa Si jamet ini ingin memfitnahnya? Batin Vanya.  Di lihat dari posisinya dan keadaan Putri Janeeta saat ini tentu saja dugaan Vanya sepertinya benar. Perempuan itu sedang melakukan sesuatu untuk membalas Vanya. Wow.

Juan mendekat ke arah Vanya dan memeriksa kondisi Istrinya. Dibelakangnya Perdana Mentri Zeno, Marquess Luis dan Ceril ikut memasuki ruangan.  Perdana Mentri Zeno pun segera menghampiri putrinya saat melihat keadaan Sang Putri. Ia segera bertanya tentang apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi, Janeeta?" Perdana Mentri Zeno mengelus pipi Putrinya. Ia tentu tidak ingin menuduh atau mengambil keputusan secara langsung walau matanya telah melihat yang terjadi. Ia tetap harus bertanya.

"Hiks... Ayah. Sakit." Hanya itu yang dikatakan oleh Putri Janeeta.

"Putri Apa kau tidak apa-apa?" Kedua tangan Juan menangkup wajah Vanya dan mengarahkan wajah itu untuk melihat ke arah Juan.

"Ah.. Ya. Aku tidak apa," ujar Vanya.

"Perdana Menteri Juan. Maaf jika Saya lancang. Tapi bolehnya saya mendengarkan penjelasan dari Putri Vanya?" Perdana Mentri Zeno menatap Vanya dan Juan bergantian, tangan sebelahnya merangkul putrinya yang meringis kesakitan.

"Ayah.. Sudahlah. Sepertinya Putri Vanya tidak sengaja," ujar Putri Janeeta.

Siapapun yang mendengar perkataan Putri Janeeta pasti akan mengerti dan secara tidak langsung telah memberitahu siapa pelakunya.

Dengan kata lain Putri Janeeta memberitahu tahu semua orang jika Putri Vanya yang telah menamparnya.

Mata Vanya menatap datar ke arah Putri Janeeta. Nama itu akan masuk dalam daftar hitam dalam hidupnya.

Vanya baru saja akan menjawab tapi Juan lebih dulu maju menutupi Vanya dari pandangan semua orang.

"Perdana Mentri Zeno. Aku hanya akan mengatakan satu hal. Istriku tidak akan melakukan kekerasan pada orang yang memang tidak bersalah. Kecuali jika seseorang tersebutlah yang lebih dulu mencari masalah." Suara Juan yang tegas menjelaskan pada semua orang bahwa Ia bukan hanya membela Vanya tapi Juan juga seolah mengatakan jika kalaupun Vanya menampar Janeeta maka kemungkinan besar Janeetalah yang memulai masalah lebih dulu.

Short Story -  Change The Destiny (END) Where stories live. Discover now