Side Story 3

2.5K 314 47
                                    

-Kediaman Vermillion-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Kediaman Vermillion-

Brak!

Seorang Pria terlihat ngos-ngosan memasuki ruang kerja milik Sang Komandan.

"Tuan.. Tolong Saya. Lebih baik Anda mengirimkan Saya ke medan perang daripada berjaga disini," ujar Pria tersebut. Raut wajahnya sangat menderita.

Reynard mengerutkan alis tanda bingung melihat perilaku anak buahnya. Pandangan bertanya Ia tunjukkan pada Zelon, tangan kanan miliknya. Tapi tanggapan Zelon berupa gelengan kepala menandakan jika Pria itu juga tidak mengerti maksud Wylan, Pria yang memasuki ruangan kerja Duke dengan tampilan berantakan sehabis terkena badai.

"Tuan... Tolong Saya." Belum sempat Reynard membuka mulutnya untuk bertanya, kali ini Sena juga datang dengan raut ketakutan meminta pertolongan dari Sang Duke. Kening Reynard kembali mengkerut. Ada apa sebenarnya?

Hingga sosok yang menjadi asal ketakutan dua pria tersebut pun muncul. Bisa dilihat wajah Wylan dan Sena berubah pucat saat Sang Duchess memasuki ruangan kerja milik Sang Duke.

"Ck.. Kenapa kalian lari!" Cessa datang dengan raut kesal. Tapi bukan itu fokusnya melainkan benda yang dipegang oleh Istrinya. Sebuah pisau.

Reynard beranjak dari kursi dibalik meja kerjanya, menghampiri Sang Istri. Sena dan Wylan lantas dengan sigap berlari ke belakang tubuh Zelon. Sedangkan Zelon sendiri menatap aneh ada dua rekannya.

"Ada apa? Kenapa membawa pisau hn?" Tanya Reynard mencoba mengambil pisau dari tangan Istrinya namun dengan cepat pula Cessa menghindar agar pisaunya tidak diambil.

"Minggir dulu. Aku ingin bicara dengan Sena dan Wulan. Kenapa mereka kabur dariku!" Reynard menahan bahu Istrinya agar menatapnya.

"Katakan dulu. Ada apa?" Tanya Reynard. Ia ingin tahu alasan apa yang membuat Istrinya sampai membawa pisau ditangannya dan menyebut nama kedua anak buahnya.

"Komandan... Tolong kami. Duchess ingin memotong rambut kami," ujar Wylan ketakutan. Jadi inilah alasan Wylan dan Sena lari terbirit-birit menghindari Duchess karena perempuan itu ingin memotong rambut dua pria tersebut. Rambut Wylan dan Sena memang sepanjang bahu tapi itu juga masih bisa dikatakan normal karena diluar sana ada pria yang memiliki rambut lebih panjang dari mereka.

Semua bermula ketika Sang Duchess sedang menikmati teh di rumah kaca. Saat itu Sena dan Wylan sedang berjaga di sekitaran Sang Duchess. Tiba-tiba saja Sang Duchess menatap Sena -lebih tepatnya wajah dengan intens.

"Kau memiliki mata yang lentik ya. Wajahmu ini jika dilihat ternyata cukup vantik." Awalnya Sena menduga Sang Duchess hanya memujinya. Tapi semua jadi mencurigakan saat Sang Duchess meminta Ia mengurai rambutnya yang sepanjang bahu, tiba-tiba saja beliau berdecak dan memandang sinis padanya. Sena masih belum paham kesalahannya. Hingga Cessa meminta Pelayan setianya untuk mengambil sebuah pisau di sana Sena mulai waspada.

Short Story -  Change The Destiny (END) Where stories live. Discover now